A Little Bit More - Suriel Hess
Happy listening, happy reading!
OIYA JANLUP KLIK VOTE DULU SM SHAREEEE! Gais kalo ada yg aneh bilangg yaaa, soalnya tadi agak sering error pas nulis.
•°•°••°•°•°••
Hari pertama, Gracia kembali ke Jakarta. Ditemani rasa pening yang tak jarang melanda, ia sekuat raga menambah daftar doa yang dirapal. Merapikan baju-baju Shani di lemari. Beristirahat cukup banyak selagi cuti. Ketiduran dipeluk Kevin dengan sayup-sayup lagu kesukaan sang kekasih, malam itu kembali diakhiri tangis tanpa suara.
Hari kedua, Gracia bekerja seperti seharusnya. Bengkak di matanya mulai berkurang walau rasa rindu kembali menghunus. Berusaha membiasakan diri makan siang tanpa dihubungi via telepon video oleh Shani. Pedih di sana masih berdarah, masih jauh dari tandus.
Hari ketiga, Gracia mencoba menerima. Menyambung sang asa saat pagi dan malam dengan lebih keras, berpikir-pikir sedang apa Shani di Yogya selama ia belum mendapat kabar dari Arnold. Dihubungi Esya sebelum tidur, rentetan keluh si bungsu jadi topik pembahasan keduanya.
Hari kempat, Gracia pergi jalan-jalan bersama Anastasya juga Dyan. Menyantap es krim, belanja perintilan aneh, keluar kota demi jauh dari suntuk sejenak. Ia pulang dengan hati kosong. Folder galeri khusus foto-foto bersama Shani, jadi alasan mengapa tetes air mata kembali menyapa pipi.
Hari kelima, masih fajar dan baru tuntas saat teduh, Gracia tiba-tiba ingin punya casing ponsel couple. Motif yang sama, hanya berbeda warna. Ter-check-out dari toko oranye tak sampai tiga menit di keranjangnya. Kabar pertama dari Arnold yang datang tepat sepulang ia dari Gereja, menjadikan ia kesipu-sipuan hingga menuju malam. Minggu, matanya absen dari tangis.
Hari keenam, Gracia menyentuh sang gitar, Jinji, sepulang kerja. Membayangkan sang kekasih yang memetik senar-senar itu untuknya, atau juga melakukan fingerstyle seperti yang sudah-sudah. Foto Shani datang lagi hari ini. Membuatnya kasmaran seperti baru kali pertama jatuh hati.
Hari ketujuh, Gracia jogging bersama Abigail keliling kompleks perumahan sebelum berangkat bekerja. Melayani pasien sepenuh hati, makan nasi padang bersama Anastasya kala rehat. Pakai lauk ayam goreng lengkuas, nasi sepiring dilahap sampai tuntas. Tubuhnya mulai bugar. Foto terbaru Shani tetap jadi penyemangat hidup yang tak pernah gagal membenihkan senyum.
Hari kedelapan, berat badan Gracia bertambah sedikit. Pergi berbelanja makanan ringan sepulang kerja, si bulat-bulat Kinder Joy jadi cemilan pertama yang langsung disantap sesudah ia tiba di rumah. Mainannya disimpan untuk pacarnya nanti. Paket casing couple-nya datang sebelum petang. Foto Shani dikirim Arnold kala Magrib menjelang.
Hari kesembilan, Gracia diminta menemui Harry di Javani setelah praktek malam. Sedikit resah, banyak terkejutnya. Telepon pintar milik Shani dititipkan padanya hingga gadis itu pulang dari rumah sakit. Diminta untuk tenang saja, Gracia masih belum paham apa yang terjadi. Ditanyai mengapa, lelaki itu berkata bahwa ada kabar baik yang akan datang sehabis ini.
Hari kesembilan pula, masih di Javani juga, Gracia dihubungi Tio tiba-tiba. Pria itu serta-merta mengajaknya menjemput Shani dua hari lagi. Tiket pesawatnya ditanggung, dan Gracia tak payah cari penginapan. Nada bicara nan hangat dari sosok di balik telepon, sukses membuat alis Gracia bertaut. Beberapa belenggu yang mengekang jiwanya bagai lepas satu persatu walau tak semuanya luruh.
Hari kesepuluh, Gracia sudah berberes-beres untuk pergi ke Yogyakarta seorang diri. Potong rambut juga supaya lebih segar. Ingin membuat kejutan kecil yang ia yakin akan disukai oleh gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM
Fanfic"Suara drum, bass, keyboard bakal ganggu telinga lo, lo fokusnya ke gue aja. Ok?" "Emang lo kira gue fokusnya bakal kemana selain ke lo?" "You're trying to make me melt." "Eh, maksud gue bukan.. Anjir, salah ngomong! Sorry, maksud gue, gue fokusny-"...