42.2 Love Stare

9K 649 203
                                    

RINI - Lay You Down / Daniel Caesar - Best Part

SETEL MUSIKNYA NOW DAN SELAMAT MEMBACAAA!

JANGAN LUPA VOTES, KOMEN YG BANYAK, DAN SHREK KE TEMAN-TEMAN KMOE. Minta tolong bilangin ridem udah update yakk WKWKWKWK TIMAKASI. Enjoy these 7,9k words 🤣

Happy listening happy reading!

•°•°••°•°•°••

Jakarta masih diguyur hujan lebat saat Gracia mengambil tempat satu langkah dari jendela besar di sudut kamar kekasihnya. Bingkai berbentuk persegi panjang dengan kaca tebal yang gordennya dibuka lebar-lebar di sudut ruangan itu, jadi penghalangnya dengan dunia luar. Berada tepat di penjuru bilik, jendela Shani bagai terpisah menjadi dua bagian yang saling menempel. Satu di dinding kiri dan satu di dinding kanan yang sepertiganya dihalangi meja belajar.

Dan di sisi kiri-lah Gracia berada. Matanya setia menjeli derai demi derai yang jatuh ke sembarang tempat, dari yang dekat hingga gedung di penjuru kota. Sangat deras tanpa petir. Gagah tapi tak menyeramkan.

Kesenangan Gracia memang, ketika ia bisa menikmati lebat hujan seperti ini sembari mendengarkan sayup riuh suara alam. Sedikit temaram, penerangan bilik itu sengaja dimatikan. Menciptakan suasana syahdu nan menenangkan yang betul-betul pas apabila dikombinasikan dengan pelukan.

Di tangkup tangan, ada cangkir akrilik merah muda yang digenggam sedikit kuat. Dari balik bibir gelas itu, tampak kepulan uap yang menari-nari. Penanda panas si minuman matcha. Isinya pun baru disesap dua kali oleh sang perempuan berdaster kelabu.

Di tengah fokus, Gracia berjengit kala telinganya menangkap suara pintu toilet yang terbuka. Pertanda ada seseorang yang baru keluar dari kamar mandi, dan siapa lagi kalau bukan Shani. Si gadis manis yang muncul dengan ekspresi tak berdosa khasnya, sambil menepuk-nepuk dan menggesek-gesek tangan ke celana di bagian paha sebagai pengganti lap. Malas pakai tisu, ingin lebih instan.

Dengan kepala sudah berputar ke belakang demi melihat kedatangan sosok itu, Gracia melukis senyum. Terlebih ketika Shani yang sudah cengar-cengir nyengir acikiwir, tanpa tedeng aling-aling lanjut berjalan mendekat dan memeluknya dari punggung. Tiba-tiba saja, sudah ada sepasang lengan di pinggang rampingnya. Melingkar sangat nyaman hingga depan. Erat dan cukup hati-hati supaya gips di tangan kiri gadis itu tak menabrak banyak. Menghantarkan hangat yang dinanti-nanti sejak tadi ... atau bahkan mungkin sejak lama.

Saat itu juga, Gracia bagai pertama kali dipanah dewa amor.

Dan siapa yang tengah memutar lagu romantis di sini?

Ada geli yang tak bisa dijelaskan kala telinga kirinya diserang kecup-kecupan. Satu untuk anting silver di sana yang berbentuk kelopak yasmin. Dua berlanjut ke tengkuk juga leher dalam satu garis lurus. Tiga tak terputus. Kalung Gracia turut dikecup pula. Itu aksesori yang dulu dibeli bersamanya saat mereka jalan berdua.

Sadar bahwa lembut yang dirasakan oleh permukaan kulitnya tak lain adalah bibir lembap Shani, oh, Gracia jadi mendesis lemah. Begitu legit bila didengar. Kupu-kupu di perutnya sudah bergerilya, siap bertebaran di antara jutaan rintik hujan. Matanya mulai terpejam.

Ombak itu perlahan singgah, pergi, dan Gracia enggan berhenti.

Ia ingin lebih.

Dimiringkannya kepalanya ke kanan. Tersingkaplah rambut-rambutnya yang semula bertebaran di punggung. Mempersilakan Shani menjamah lebih banyak bagian tubuhnya yang sudah meraung-raung ingin disentuh, apalagi kerah dasternya cukup lebar hingga pundaknya separuh terlihat.

RHYTHMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang