15. Paracetamol

14.6K 863 428
                                    

Jangan lupa votes buat mendukung diriku dan jangan lupa kasih komentar! Dengerin lagu di media dulu bisa kali, atau mau diputer sepanjang baca malah makin enak. Judulnya "Honey" punya Kehlani.

Happy reading!

•°•°••°•°•°••

"Ya ampun Shani, ini udah enam kali loh kamu minta ulangin."

"Ga papa ga papa.. Ayo lagi, ayo lagi."

Membalikkan badannya ke arah lain, Gracia mengembus napasnya sedikit berat meski akhirnya disusul sebuah senyum tipis melihat Shani masih muncul di layar ponsel dengan muka lucu dan imutnya. Membetulkan posisi bantal agar lebih nyaman, dia melipat bibir ke dalam sebelum akhirnya tindakan itu dihentikan oleh kekehnya sendiri sebab memandangi wajah gadis di Australia. Shani yang tengah menunggu dirinya berbicara dilihat-lihat memang menggemaskan. Gracia tahu itu sejak lama, tapi dirinya tak pernah bosan.

Lagi-lagi malam, sekitar pukul 1 dini hari UTC+10 kala Shani dan sosok pujaannya itu bertatap muka via panggilan video. Hari kedua dirinya berada di Negeri Kanguru sebelum akhirnya besok jam 09:35 pagi ke Avalon Airport untuk kembali terbang ke Indonesia. Beruntungnya, dengan teknologi semacam ini, Melbourne - Jakarta tak benar-benar bisa memisahkan meski perbedaan waktu 3 jam tetap secuil menyiksa. Rindu Shani selalu terbayar tuntas hanya dengan menatap Gracia masih terus ada di dekatnya.

"Gajah, gajah apa yang baik?"

Suara Gracia muncul membalas permintaan aneh tadi, membuat Shani melebarkan senyum hingga deret gigi rapinya terlihat oleh sepasang mata. Menggelengkan kepala pura-pura tak tahu dan tak pernah mendengar tebakan yang dilontarkan perempuan itu sebelumnya, Shanipun mengedikkan bahu. Sendiri di kamar hotel sambil menyandarkan punggung ke bantal yang sudah ditumpuk sedemikian rupa pada headboard kasur tak pernah sebahagia ini sebelumnya.

"Gajah apa tuh?" balasnya masih antusias. Sempat ia gigit kabel putih ear phone yang lewat di depan leher untuk melampiaskan rasa gugup sebab dipandang Gracia dengan jeli.

"Gajahat." jawab Gracia, dan seperti yang sudah diduga, tak lama setelahnya tawa lebar Shani yang tak dapat ditahan menyusul untuk muncul. Memerhatikan terus Shani yang masih terbahak-bahak dan begitu lepas, Gracia geleng-geleng kepala heran. Bagaimana bisa ada orang tertawa terpingkal-pingkal dengan satu tebakan yang diulang berkali-kali, batinnya penuh tanya.

"Lagi kak Gre lagi." Shani meminta lagi.

"Shani, gajah apa yang baik?" Gracia bertanya lagi.

"Ga tau." Shani geleng-geleng kepala.

"Gajahat." Gracia mijat pelipis.

Terus, habis itu Shani tertawa lagi.

Gracia sudah tahu kalau Shani emang receh, tapi dirinya kira selera humor Shani tidak sampai serendah ini juga. Tujuh kali ketawa menggelegar gara-gara satu tebakan yang sama dan yang terakhir ini sambil tepuk-tepuk tangan. Padahal tebakannya sekadar 'gajah apa yang baik?' dan jawabannya adalah 'gajahat'. Begitu saja, dia udah senang sekali. Seperti melihat lakon dagelan yang bikin sakit perut dan gembira hati.

Kamu pernah kepikiran ngga sih, mungkin aja di kehidupan sebelumnya, Shani itu orang yang kaku dan ga bisa diajak bercanda? Terus sekarang di kehidupan kedua, sebagai gantinya, sama Tuhan dia diciptakan ulang buat jadi orang yang gampang ketawa dengan selera humor yang anjlok. Gracia jadi percaya teori konspirasi itu sekarang, kamu mau jadi orang kedua yang percaya?

"Ini aku yang receh apa emang tebak-tebakannya yang lucu sih kak Gre?" Shani bertanya di sela-sela gelak yang hampir pudar. Dia ambil ponselnya yang sempat dilempar ke samping, lantas kembali menaruh perhatiannya pada rupa perempuan lain yang sama berambut cepol.

RHYTHMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang