Happy reading, happy valentine h+sekian kalian semuanyah! Lagunya diidupin dulu ayo cepat! Kalo udah dipersilakan untuk melanjutkan. Vote dulu jangan lupa :p ( ´◡‿ゝ◡')
•°•°••°•°•°°
Pandangan Gracia jatuh ke halaman belakang tepat setelah ia sibak tirai dan buka dua jendela di hadapannya untuk membiarkan udara masuk. Angin dari luar semilir sampai ke wajah putihnya. Gak, gak. Cahaya matahari jam 7 pagi gak kena langsung ke Shani. Gak ngebanguin gadis itu dari tidur pulasnya. Dua matanya terpejam begitu nyaman. Tanda dia masih asyik berselancar di dunia mimpi.
Sebangunnya Gracia dari kasur tadi, dirinya duduk di samping Shani sejenak. Memerhatikan dengan lamat si manusia kucing yang tangannya bergerak mengais-ngais bagian tempat tidur yang dapat dijangkau julurannya. Wajah Shani tampak begitu serius, terlihat dari alisnya yang mengkerut. Seakan bertanya-tanya "ke mana gulingku yang semaleman enak waktu dipeluk? Kok ilang sih?!" Hingga akhirnya tangan itu berhenti di salah satu bantal yang sekarang tentu dipeluknya erat sekali. Yakin itu Gracia padahal bukan. Cuma mirip wanginya saja. Gracia terkekeh saat melihat tingkah Shani yang kali ini. Ia sendiri baru sekarang menemukan orang yang tidak bisa tidur tanpa memeluk sesuatu.
Gracia yang diam di dekat jendela beberapa saat lalu memang sudah berpindah pandang. Dari halaman belakang penuh kembang kesayangan kekasihnya kini menuju Shani dan tidur lelapnya. Gitaris blues yang fasih juga manusia menggemaskan yang belakangan ini lumayan sering muncul di jangkauannya dengan berbagai cara yang tak bisa dikira. Gracia tak pernah menyangka Shani bisa berada sedekat ini dengannya. Dirinya tak pernah menyangka pula beradaptasi dengan seseorang bernama Shani Indira yang satu ini bakal seperti membuat chord G Mayor di gitar ataupun piano. Gampang dan simpel.
Kalau boleh jujur, gadis itu beberapa kali membuat jantungnya berdetak cepat tiba-tiba. Darahnya yang berdesir karenanya juga jadi fakta. Contohnya saja saat kemarin tangan Shani refleks bertengger di pinggangnya dan meremasnya sedikit. Shani hanya tidak sadar saja dan baru menyadari perbuatannya saat tangannya sudah sampai. Padahal sebelum benar-benar tiba di pinggang, jari-jari kurus nan panjang itu itu mengalun pelan dari pangkal pahanya yang tak tertutup kain piyama sampai ke atas. Vastus lateralis sampai external obliques dilintasi jerijinya dalam satu alur yang tak terputus.
Gracia berhasil memancing keluar insting seorang Shani.
Sudah bolehkah ia berpikir bahwa gadis itu menginginkan dirinya?
Gracia suka akan gerakan otomatisnya. Seakan seorang Shani yang lain mengambil alih raganya. Shani yang lebih nakal dan suka menantang, bukan Shani yang gampang grogi dan pemalu. Sikap mereka bisa saja bertubrukan, bisa pula satu jalan. Sudah bisa disimpulkan ia mampu membuat Gracia merasa lucu dan di lain waktu bisa membuatnya mendambakan sesuatu.
Apa pula makna perkataan stop playing with me like this-nya Shani itu? Apa yang terjadi jika perbuatannya semalam diteruskan? Gracia benar-benar ingin tahu namun di sisi lain juga tak ingin terlalu terburu-buru.
Gracia masih tidak yakin tentang perasaan yang merekah untuk orang ini. Lebih tepatnya ragu. Dia senang, namun di samping itu juga tak yakin dengan isi hatinya sendiri. Memang Shani yang memesona atau karena ia yang terlalu lama ditinggal kekasihnya hingga akhirnya membuat dirinya seakan berpaling?
Gracia tak mau cepat menyimpulkan. Yang jelas Shani sudah merebut sebagian kecil hatinya meski gadis itu tidak berusaha melakukannya. Dan sepertinya.. ini untuk pertama kalinya ia berharap Tian tak segera pulang agar ia bisa lebih lama mengenal Shani. Memang terdengar jahat, tapi sepertinya begitu.
Gracia suka cara Shani tersenyum, caranya cemberut, caranya grogi, caranya menatap lawan bicara. Tak mementingkan orang lain saat sudah bertemu gitar, merengek saat meminta putu, lesung pipinya, recehnya, cadelnya.. Menurut Gracia, Shani adalah paket lengkap untuk ukuran seorang manusia. Betapa beruntungnya ia bertemu dengan seseorang seperti ini di saat-saat kesepiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM
Fanfic"Suara drum, bass, keyboard bakal ganggu telinga lo, lo fokusnya ke gue aja. Ok?" "Emang lo kira gue fokusnya bakal kemana selain ke lo?" "You're trying to make me melt." "Eh, maksud gue bukan.. Anjir, salah ngomong! Sorry, maksud gue, gue fokusny-"...