Jangan lupa votes, kasih bintang, JANGAN LUPA JUGA LIAT MEDIAAA, kasih dukungan, share, follow, dan komen.
Happy reading!
🎶 Daniel Caesar - Get You
•°•°••°•°•°••
"Menurut Anda, bagaimana saya harus menggambarkan Anda kepada orang lain?"Sore lagi. Pukul empat lewat tiga puluh menit. Surya hampir tenggelam dengan pendar oranye yang gagah, angkuh bersinar di langit barat dan menyembur ke tiap inchi angkasa ibu kota. Cemerlangnya menerobos jendela panjang nan lebar salah satu kamar hotel di lantai 12 yang tirainya dibiarkan terbuka.
Sinarnya melukis betis tanpa cela milik Gracia yang menjulur ke samping. Ia duduk miring dan memberi lengannya ganjalan berupa bantal. Berhadapan dengan sang kekasih, di kasur. Keduanya dibalut jubah mandi sewarna.
Sekarang Jumat, dan sejoli itu memilih cuti kerja sampai besok. Sesuai rencana, akhir pekan kali ini mereka jadikan untuk curi-curi momen berdua. Menginap di salah satu hotel bilangan Jakarta Pusat sampai hari Minggu. Mencari suasana baru, menyegarkan pikiran.
Mencermati pertanyaan yang baru saja Shani baca, Gracia memiringkan kepala. Dari kartu berwarna merah menyala yang baru saja pacarnya itu letakkan di kasur, tatapannya berpindah ke netra. Mata cokelat gelapnya membulat, seakan menemukan jawaban dari kelereng sewarna kopi milik Shani yang memesona seperti biasanya.
"Apa, Ge?" Shani menagih balasan, tersenyum manis memandangi Gracia yang tengah berpikir dari jarak satu depa. Kira-kira apa yang harus dikatakannya tentang pacarnya yang cantik jelita ini kepada orang lain?
Masih bersila, Shani menegakkan badannya yang sejak tadi tak sadar tengah membungkuk. Matanya sejenak menyorot tali jubah mandi Gracia yang tak diikat, kemudian ke atas sedikit. Pada celah sempit di bagian dada.
Gracia tahu cara pakai bath robe dengan benar, Shani yakin itu. Mungkin sekarang sang pacar malas mengikatnya, sehingga sebagian tubuhnya jadi tertangkap oleh mata minus Shani yang tak perlu ribet-ribet memicing. Atau ... Gracia memang tengah menggodanya? Apa dia tak lelah sejak check-in tadi langsung olahraga? Entahlah.
" 'Gracia. Dia dokter gigi yang giginya gingsul. Dia yang sering sama aku di story, dia sering baca buku', terus ... " jawab Gracia pelan. Mengembalikan Shani dari keterpakuan.
Perempuan itu melirik langit-langit, tanda berpikir. Mengetuk-ngetukkan telunjuk di dagu, pikiran Gracia berkelana. Mencoba berada pada sudut pandang Shani dan mendeskripsikan dirinya sendiri.
" 'Dia ngga terlalu tinggi, ngga pendek juga. Dia pernah jadi vokalis band, dia udah praktek jadi dokter gigi di umur yang muda banget'." Semerta, Gracia terkikik. Menjelaskan dirinya sendiri terasa lucu.
Tak lama, ia tatap Shani dalam-dalam. Pacarnya itu masih enggan membuka mulut, tetapi otaknya bekerja menyimpan hal-hal yang Gracia katakan. Shani diam mengamati dengan memori terus terisi.
" 'Dia ngga jomblo," lanjut si perempuan rambut sebahu, sambil memainkan kakinya ke kasur. Kalimatnya belum selesai. Ia gigit bibirnya yang merah muda. Gigi taringnya menusuk tak terlalu dalam pada daging lempap dan manis di sana.
" 'Dia ngga jomblo sih, tapi dia ngga pernah ngasih tau pacarnya siapa. Rahasia, katanya. Yang jelas, pacar dia orangnya baik, lucu, gemes, baik, penyayang-' "
"Ah, kamu ah," potong Shani, merasa sebal separuh tersipu. Serta-merta, semu merah merona muncul di pipinya. Dia raup wajahnya, tangannya berhenti di mulut. Membuatnya makin menggemaskan saja di mata Gracia. "Kenapa kamu malah ngejelasin aku, Ge. Jelasin kamunya dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
RHYTHM
Fanfic"Suara drum, bass, keyboard bakal ganggu telinga lo, lo fokusnya ke gue aja. Ok?" "Emang lo kira gue fokusnya bakal kemana selain ke lo?" "You're trying to make me melt." "Eh, maksud gue bukan.. Anjir, salah ngomong! Sorry, maksud gue, gue fokusny-"...