40.Kemana dia?

34 3 0
                                    


Tangisan ketiganya membuat para tetangganya keluar dari rumahnya dan datang kerumah Rastia.

"Ada apa ini teh neng?"ucap salah satu tetangganya yang sudah masuk ke dalam rumahnya.

Tidak ada balasan dari Rastia.

Tetangga itu pun menoleh ke arah Nek Irah yang sudah terbujur kaku.Ia berjalan ke arah nek irah dan memeriksa keadaanya.

"Innalillahi wainna illaihi rojiun"ucapnya saat tahu Nek Irah sudah meninggal.

"Yang sabar neng"ucap wanita paruh baya yang rumahnya sangat dekat dengannya.

Para tetangga yang mengetahuinya langsung pergi untuk memberitahu ketua Rt di daerahnya dan memberi tahu warga lain untuk membantu mengurus sampai pemakaman.

Pemakaman sudah selesai dan para warga sudah pergi dari pemakaman kecuali Rastia dan kedua adiknya.

"Nenek yang tenang di sana.Maafin Tia kalo tia punya salah,kalo tia udah ngerepotin nenek.Rastia juga sangat berterima kasih karena merawat Rastia dati kecil sampai sekarang"Rastia menatap nisan yang ada di depannya.

Ia sangat terpukul dengan kepergian Nek Irah.

"Rastia akan penuhi keinginan nenek untuk aku yang harus semangat menjalani kehidupan ini dan menemukan kedua orang tuaku dan kedua orang tua adik adikku"gumam Rastia yang masih menatap nisan Nek Irah.

"Yu pulang"ajak Rastia kepada adik adiknya.

"Kak"ucap Vanya.

"Kakak jangan tinggalin vanya sepelti nek.ilah yang udah ninggalin vanya"ucapnya lagi.

Rastia menekuk lututnya dan lalu mengelus rambut Vanya.

"Kakak gak akan tinggalin kalian berdua.Karena kalian adalah satu satunya orang yang paling berharga di hidup kakak"jelas Rastia sambil memeluk keduanya.

"Kalian jangan nangis ya.Kata nek Irah Kita harus semangat jalani hidup ini"Rastia mengangkat tanganya berusaha menyemangati kedua adiknya agar tidak trauma menghadapi semuanya.

Keduanya tersenyum dan ikut mengangkat tangannya.

"Cemangat"pekik keduanya.

•••

Upacara sudah selesai dan para murid pun masuk ke kelas masing masing.

"Tia kemana ya?"tanya Tiara kepada Fira.

"Gak tahu.Gak biasanya juga Tia gak sekolah"balas Fira.

"Kok perasaan gue gak enak ya"gumam Tiara yang masih bisa di dengar oleh Fira.

"Doain aja semoga gak terjadi apa apa"ucap Fira menenangkan.

Guru pun datang dan membuat para murid yang sedang mengobrol atau sedang di berdiri langsung ke tempat duduknya dan belajar seperti biasanya.

~

Suasana kantin begitu ramai.

Para murid biasanya selalu ingin awal ke kantin.

Karena jika terlambat saja sepuluh menit.Kantin sudah penuh dan tidak ada tempat untuk duduk.

Untung saja Tiara dan Fira datang lebih awal.Biasanya juga mereka suka tidak kebagian.

Mereka pun duduk di meja yang kosong.

"Ra pesenin"titah Fira kepada Tiara.

"Lo pesen apa?"tanya Tiara.

"Gue bakso aja sama teh pucuk"

Tiara pun pergi untuk memesan makanannya.

Lima menit kemudian Tiara datang sambil membawa nampan yang berisi Dua Bakso beserta minumannya.

Oh perlu kalian ketahui.Kantin mereka bisa di bilang kantin mandiri karena tidak perlu menyediakan pelayan untuk mengantar antar makanannya.

Mereka harus membawa makanan mereka sendiri.

Itu sudah turun temurun dari dulu sampai sekarang.

Tanpa banyak bicara mereka melahap makanannya.

Saat mereka asik memakan makanannya, segerombolan laki laki yang terdiri dari 4 orang menghampiri meja Tiara dan Fira.

Keduanya menoleh ke arah empat laki laki di hadapannya.

Bahkan Tiara hampir tersedak akibat terkejut.

"Temen lo satu lagi mana?"tanya Raska.sambil menatap datar kedua wanita di hadapannya.

"Gu..gue juga gak tahu"gugup Tiara.

"Lo gak usah bohong"pekik Raska sambil menatap tajam ke arah Tiara.

"Kita gak bohong Tia emang gak sekolah hari ini.Lagi pula kita di suruh lo buat gak deket sama Tia kan?"jelas Fira berusaha menjawab setenang mungkin.

Tanpa menjawab Raska dan ketiga temannya pergi meninggalkan kedua wanita itu.






RASTIA(Badboy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang