33.Mengobati

37 6 0
                                    


Disinilah keduanya sekarang,di meja makan.

Raska pun duduk di kursi meja makan itu.

"Lo tadi masakan?"tanya Raska saat melihat Rastia yang baru saja berdiri di sampingnya.Rastia pun mengangguk.

"Bawain sana"titah Raska.

"Maksud kamu,bawain masakan itu buat kamu?"tanya Rastia.

"Iya lah"jawab Raska santai sembari menyandarkan punggungnya di kursi.

"Itu kan buat tante"cerca Rastia.

"Lo kan buat makanan banyak,masa buat bunda gue doang.Gak akan abis kalo bunda gue di kasihin semuanya."jelas Raska.

Rastia pun berjalan ke arah dapur untuk membawakan masakannya tersebut.

"Nih"kata Rastia sambil menyodorkan makanan tersebut setelah sampai di beja makan.

Raska tersenyum senang melihat makanan yang ada di depan matanya.

Sedangkan Rastia serasa terhipnotis oleh senyuman yang keluar dari bibir Raska.

Dia begitu tampan saat tersenyum.Begiulah katanya dalam hati.

"Lo ngapain liatin gue?"tanya nya yang baru sadar saat dirinya di perhatikan oleh Rastia.

"Ga papa,kan aku punya mata"jawab Rastia polos.

Raska memasang ekspresi datar dan mulai melahap makanannya.

Tapi,belum sampai ke mulutnya ia mengerang kesakitan karena sendok yang ia pegang.

Raska lupa,dirinya belum sempat mengobati lukanya di telapak tangan kannanya,apalagi lukanya bertambah di lengan kirinya.

Apalagi telapak tangannya masih basah belum kering sepenuhnya.

Rastia yang melihatnya refleks memegang tangan berjalan ke arahnya.

"Kamu itu gimana sih,kan aku udah bilang nanti kalo mau di buka nanti kanu pasangin lagi perban baru.Kenapa gak di pasangin lagi sih.Jadi gini kan jadinya."pekik Rastia sambil melihat kondisi tangan Raska.

"Kapan lo bilang?"tanya Raska sambil menatap Rastia.

Rastia pun diam.
Ia pun tak pernah berkata itu sebelumnya.Ah ya sudahlah itu gak penting.

"Di lengan kamu juga luka"katanya pelan Rastia lagi mengalihkan pembicaraan.
Ada kekhawatiran di sana.

Raska merasa hangat di perlakukan seperti itu.

Ia merasa ada sosok yang memperdulikannya setelah kedua orang tuanya dan sahabat sahabatnya.

"Kamu simpen kotak P3K dimana?"tanya Rastia setelah melihat luka di telapak dan lengan kanannya.

"Tanya aja sama Bibi"jawab Rastia.

"Bibinya dimana?"tanya Rastia lagi.

"Ya cari lah"jawabnya lagi santai.Rastia yang mendengarnya begitu kesal dan mulai menjauh dari meja makan.

•••

"Siniin tangan kamu"ujar Rastia saat sudah kembali ke meja makan.

"Lo lama banget sih"kesal Raska.

"Ya kan aku cari Bibi,rumah kamu itu luas,aku juga gak tahu tempatnya dimana,bibinya dimana.Kamunya juga gak kasih tahu kan!"omel Rastia sambil menarik kursi di pinggirnya agak lebih dekat mengobatinya.

Raska tersenyum dengan omelannya tersebut.Tetapi kemudian ia mengubahnya dengan ekspresi datar.

"Mau tangan yang mana?"goda Raska ditemani senyum jahilnya sambil menyodorkan kedua tangannya.

"Dua duanya kan.Kamu tuh bikin aku kesel dari tadi."cercanya sudah mulai emosi dan menarik tangan kanan Raska sedikit kencang hingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Gila lo,sakit nih tangan gue"pekik Raska sambil memegang tangannya.

"Ya,maaf abis nya kamu dari tadi nyebelin"ujar Rastia.

Kemudian Rastia mengobati telapak tangan Raska sambil sesekali ikut meringis saat Raska meringis kesakitan.

Setelah mengibati luka di telapak tangannya,Rastia langsung mengobati lengan kanannya.

"Udah selesai"ujarnya senang.

Raska pun ikut tersenyum mendengarnya.Tetapi ia tak bisa menahan senyumnya seperti tadi,hingga Rastia melihatnya dan membalas senyumannya.

"Manis"Batin Keduanya.

Jum'at
24 Januari 2020

Assalamu'alaikum teman😊
Penasaran dengan kelanjutannya?
Lanjut aja ya ke part berikutnya
Semoga kalian suka🙏😊

RASTIA(Badboy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang