31.Memasak bareng

42 6 0
                                    

"Tante belum makan kan?"tanya Rastia sedangkan tante itu mengangguk pelan lagi.

"Kita makan yu tante"ajak Rastia,tetapi di tolak oleh gelengan kepala tante itu.

"Kenapa gak mau,tante itu harus sehat supaya nanti kalo tante ketemu kedua anak tante yang hilang tante keadaannya gak boleh kaya gini.Mau ya tante?"pinta Rastia.

"Iya"balasnya singkat.

"Kalo gitu tunggu dulu ya,aku mau ke dapur rumah tante mau bawa sarapan buat tante"ujar Rastia.

Rastia segera berdiri dan beranjak dari kamar itu tetapi tante itu masih memegang tangannya dan menggeleng,seolah Rastia tidak boleh pergi meninggalkannya sendiri.

_________________________________

"Kenapa tante?"tanya Rastia saat tangannya di genggamkuat oleh wanita paruh baya itu.

"Ja..Jangan tinggalkan saya sendiri"lirihnya yang masih menggenggam kuat tangan Rastia.

"Gak tante aku gak ninggalin tante,aku cuma mau ke dapur bawain sarapan buat tante."ujar Rastia,tetapi tetap saja di balas gelengan oleh tante itu.

Rastia menghela nafas sejenak,"Gimana kalo tante ikut aku buat sarapan di dapur tante.Pasti seru.Tante mau kan??"ajak Rastia dan di angguki pelan sambil tersenyum tipis,tetapi masih terlihat oleh Rastia.

Rastia pun membantunya berdiri dan berjalan beriringan ke dapur sambil memegang tangannya.

Setelah sampai di dapur,Keduanya di sambut oleh senyuman Bi Miming yang sedang berada di sana.

"Eh nyonya,neng.Mau sarapan ya?Bentar ya saya buat kan"kata Bi Miming sopan.

"Ehh,gak papa bi biar aku aja yang buatin.Kebetulan aku sama tante pengen masak bareng"ujar Rastia.

"Oh iya atuh kalo gitu mah.Tapi kalo ada bahan kurang bilang aja sama bibi ya neng.Bibi mau ke belakang dulu"kata bi Miming dan dibalas oleh anggukan dari Rastia.

"Tante pengen makan apa?"tanya Rastia lembut sambil menatap wanita paruh baya itu yang sedang duduk di kursi yang dibawakan oleh pembantu di rumah tersebut.

Tidak ada jawaban sama sekali.

"Gimana kalo kita masak nasi goreng.Tante mau kan?"tanya Rastia lagi dan di balas anggukan pelan dari wanita paruh baya tersebut.

Rastia pun mulai sibuk dengan alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat nasi goreng.

Sedangkan wanita paruh baya itu hanya memperhatikan Rastia yang sedang sibuk.Kemudian ia pun berdiri dan berjalan pelan ke arah Rastia.

"Tante bantuin ya"ujarnya seketika mengangetkan Rastia dan tidak lama Rastia tersenyum di ikuti senyum di bibir manisnya.

Keduanya terlarut dalam kesenangan yang dibuatnya.Ada tawa dari keduanya yang mengundang orang yang ada di rumah tersenyum dan bahagia melihatnya.

Kecuali Raska yang masih tertidur,dan seorang pria yang sedang kesal melihat kebahagiaan yang timbul di wajah wanita paruh baya itu.

•••

"Gila...sakit banget"pekik Raska saat tangannya tak sengaja membentur tembok di kamarnya saat ia berjalan terburu buru ke arah kamar mandi.

Darah segar mulai keluar dari tangannya,karena ia tidak memakai perban.

Perban yang kemarin ia buang,dan belum sempat ia perban lagi karena ia malas melakukannya,atau mungkin tidak bisa.

Ia segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan badannya juga membersihkan lukanya supaya tidak terinveksi.

"Krubuk Krubuk"

"Nih cacing udah minta di isiin aja,baru juga pagi"ujar Raska yang sudah selesai bersiap siap.

"Baunya enak banget"ujar Raska dalam hati saat indra penciumannya mencium aroma makanan yang sangat menyengat.

"Selama gue tinggal di rumah ini aroma makanan gak pernah nyampe kamar gue.Kecuali masakan bunda sih.Tapi masa bunda lagi di dapur sih??"tanyanya pada diri sendiri.

"Apa efek dari lapar?"tanya lagi.

Merasa penasaran,Raska pun berjalan menuruni tangga menuju arah dapur.

Saat ia menuju dapur,ia melihat seorang paruh baya sedang memasak yang sangat ia kenali dan ditemani oleh seorang gadis yang sedang bersamanya.Tetapi Raska tidak mengenalinya karena posisinya membelakangi Raska.

Ia masih menatap keduanya yang sesekali bundanya terkekeh bahkan tertawa.

Bundanya berjalan ke arah wastafel untuk mencuci tangannya.

Sedangkan pandangan Raska teralih pada seorang wanita yang membelakanginya.

"Siapa wanita itu?Apa wanita itu yang gue cari cari?Gue juga gak menyangka Bunda secepat itu bisa berinteraksi lagi dengan orang lain.Tapi gue seneng liat senyuman dan tawaan bunda"kata Raska dalam hati.

Raska berjalan ke arah bundanya.

"Bunda"

Bundanya pun menengok ke arahnya.
Ia yang sedang tersenyum mendadak menurunkan senyumnya.

"Ke..kenapa kau membenciku?"lirihnya saat melihat Raska.

"Kau juga kenapa membuang adikmu??"bentaknya sambil menangis.

Rastia yang sedang sibuk mengalihkan masakannya dari penggorengan ke atas piring,kaget mendengar suara bentakkan dan tangisan yang pecah.

Untung saja ia sudah selesai mengalihkannya dan berjalan ke arah wanita paruh baya itu.

Ia melihat seorang lelaki yang tidak dikenalnya,sedang berada di sampingnya sambil mencoba menenangkannya.

Bukannya malah tenang,wanita paruh baya malah mengacak acak barang yang ada di dapur dan sukses membuat Raska terluka akibat gelas yang di lemparkannya tepat di tangan kirinya.

"Tantee..kenapa?"tanya Rastia sambil berjongkok dan mengelus elus punggung wanita paruh baya itu.

"Dia...dia itu jahatt"lirihnya sambil memeluk lututnya.

"Tante tenang yaaa"Rastia segera memeluk supaya ia tidak mengacak acak lagi dan lebih tenang.

Sedangkan Raska,ia diam dan masih tidak percaya apa yang di lihatnya.

"Ternyata diaa??"ucapnya dalam hati.

20 Januari 2020
Assalamu'alaikum teman😊
Lanjut ke part berikutnya yaa😊

RASTIA(Badboy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang