42.Ikhlas

37 3 0
                                    


Tiara dan Fira langsung berlari ke arah pintu depan rumah Rastia.

Tiara langsung mengetuk tetapi tidak ada jawaban.

Perasaan keduanya semakin khawatir.

Tapi tak lama kemudian pintu terbuka dan menampakkan satu anak kecil yaitu Vanya adik angkat Rastia.

"Vanya kakak mana?"tanya Tiara yang sedikit lega karena ia bisa melihat keluarga itu tapi tetap saja hatinya masih khawatir mengingat siapa yang meninggal di rumah itu.

Tiara tidak langsung menanyakan siapa yang meninggal kepada Vanya karena ia tidak ingin pertanyaannya menyakiti hati Vanya.

"Ada di dapul"balas Vanya.Kemudian Vanya meraih tangan Tiara dan mengajaknya masuk ke dalam untuk bertemu dengan Rastia.

Sesampainya di dapur,keduanya melihat Rastia yang sudah beres memasak makanan.

Tapi ada yang membuatnya beda hari ini.

Matanya bengkak.Mereka mengira Rastia menangis terlalu lama.

Tapi apa penyebabnya?

"Ras?"tanya Fira sambil memegang pundak Rastia.

Rastia pun menoleh keduanya,Ia langsung memeluk keduanya dan menangis.

Keduanya semakin bingung di buatnya.Mereka mencoba menenangkan Rastia dengan mengelus punggungnya.

Setelah merasa tenang Rastia melepas pelukannya.

"Maafin aku tadi mendadak peluk kalian"Rastia merasa tidak enak karena membuat keduanya spontan kaget dengan sikapnya tadi.

"Gak papa kok"balas Tiara.

"Lo kenapa?"tanya Fira karena ia sungguh penasaran dengan apa yang terjadi.

Rastia diam sambil menunduk.

Ia ingin menjawab tapi bibirnya tidak bisa mengucapkannya.

Ia pun mengambil nafas sejenak untuk menenangkan dirinya,"Nenek meninggal"ucap Rastia dengan air mata yang lagi lagi mengalir di pipinya.

Kedua kaget lalu memeluk Rastia.

"Lo yang sabar"ujar Tiara.

"Iya kamu harus sabar"sahut Fira.

"Ini udah takdir dan aku harus menerimanya.Aku juga harus mengiklaskannya"ucap Rastia yang sambil berusaha tersenyum.

Keduanya ikut tersenyum melihat Rastia tersenyum.

Keduanya sangat kagum dengan Rastia yang hanya bisa menerimanya kepergiaannya,karena banyak di luar sana orang yang masih tidak menerima kepergian orang yang sangat mereka sayang.

"Mungkin ini sudah saatnya aku untuk mencari orang tua"ujar Rastia sambil menatap keduanya.

"Lo tenang aja,kita akan bantu lo"dukung Fira dan di angguki oleh Tiara.

"Tapi adik adik lo gimana?"tanya Fira.

"Sembari aku cari orang tuaku,aku juga akan cari keluarga adik adikku"jelas Rastia.Ia yakin akan menemukannya.

"Lo ikhlas pisah sama adik adik lo?"tanya Tiara.

Rastia terdiam dengan ucapan tiara barusan.

Sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan kedua adik angkatnya mereka sudah ia anggap harta yang terpenting di dalam hidupnya.Bahkan jauh dari lubuk hati yang dalam Rastia tidak rela.

"Aku gak mau pisah sama Vanya ataupun Vero.Mereka adalah orang yang sangat aku sayangi.Aku gak bisa bangkot dati kesedihanku karena adanya mereka.Mereka adalah segalannya buatku.Tapi di sisi lain juga orang tuanya pasti ingin bertemu mereka"jelas Rastia lagi.

Rastia tidak menyadari bahwa kedua adiknya mendengarkan perkataannya dan langsung berlari ke arah Rastia lalu memeluknya.

"Vanya gak mau pisah sama kakak"tangisnya pecah.

"Velo juga"

"Velo ingin sama kakak telus.Kalo kakak gak ada Velo sama Vanya sama siapa?"lanjut Vero sambil menangis.

Rastia menurunkan badannya dan menekuk lututnya.

"Dengar ya.Kakak juga gak mau pisah sama Vero dan Vanya ,apalagi kalian adalah alasan kenapa kakak masih bisa bangkit dan tetap bisa tersenyum."

"Vanya,Vero,kakak tanya sama kalian.Pernah gak kalian pengen tahu orang tua kalian?"tanya Rastia dan keduanya mengangguk.

"Kakak pun sama.Kakak juga pengen ketemu sama keluarga kandung kakak.Orang tua kalian juga pasti sedih karena terpisah sama anaknya bertahun tahun."

"Vanya,Vero gak mau kan liat orang tua kalian sedih"tanya Rastia lagi.

Kemudian keduanya mengenggeleng.

"Gimana kalo vanya sama velo ketemu sama kelualga vanya sama velo itu jahat.Kayak mamanya Diva?"tanya Vanya polos.

Rastia tersenyum,"tidak semua orang tua jahat sayang.MamanyaDiva juga bukan jahat,tapi setiap cara orang tua berbeda beda dalam memberikan kasih sayangnya.Misalnya mamanya Diva selalu marah marah ke Diva karena Diva melakukan kesalahan."

"Tapi kakak halus janji ke aku sama Velo"ujar Vanya.

"Janji apa?"tanya Rastia.

"Janji kalo kakak halus tetep main sama kita"ucap Vanya sambil mengangkat tangannya dan mengacungkan jari kelingkingnya diikuti Vero yang melakukan hal yang sama.

"Janji?"tanya Vero dan Vanya.

"Janji"balas Rastia.

Kemudian ketiganya tersenyum,sedangkan kedua temannya yang menyaksikannya tadi ikut bahagia dan terharu melihatnya.Bahkan Fira sampai menitikkan air matanya.

RASTIA(Badboy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang