46.Kemarahan Raska

47 5 0
                                    


Ia berjalan mendekat ke arah Rastia dengan emosi yang sedari tadi ia tahan.

Sebenarnya mereka tidak sengaja menguping percakapannya karena memang posisi mereka memang sedang berada di taman sekolah di dekat pohon tidak jauh dari kursi yang di duduki Rastia dan kedua temannya.

"Lo ingin nyembunyiin sebuah rahasia besar yang begitu penting bagi gue dan keluarga gue"kedatangan Raska membuat ketiganya kaget.

Dari ketiganya Rastia yang begitu kaget melihatnya.

"Buk-"

"Lo itu sebenarnya udah tahu.Tapi lo berusaha menyembunyikannya.Inget sesuatu yang di sembunyikan lambat laun pasti terbongkar"potong Raska sambil menatap tajam Rastia.

"Gue gak nyangka sama lo.Gue kira lo wanita yang baik tapi ternyata lo adalah wanita yang buruk.Lo bahkan tahu kondisi bunda gue kayak gimana.Lo itu wanita,pasti lo tahu perasaan bunda gue kayak gimana saat kehilangan anaknya."pekik Raska dengan emosi.

"Kamu benar.Aku wanita jahat.Aku egois karena tidak ingin berpisah dengan kedua adik angkatku.Aku juga tahu bagaimana kamu yang menunggu keduanya kembali bersama keluargamu.Tapi asal kamu tahu perasaanku sangat sakit karena mereka adalah satu satunya harta berharga yang aku punya.Karena mereka alasan aku buat bangkit kembali." lirih Rastia sambil menangis di hadapan Raska.
Kedua sahabatnya hanya bisa mengelus pundaknya untuk menenangkan Rastia.

"Tapi aku sadar,ini memang sudah waktunya mereka bertemu dengan kedua orang tuanya.Asal kamu tahu aku juga bahagia akan hal itu."lirih Rastia sembari berlari pergi dari hadapan keenam orang yang sedang berdiri sambil menatap kepergian Rastia.

Tak lama kedua temannya ikut berlari menyusul Rastia yang sudah terlihat jauh dari pandangannya.

"Harusnya lo tidak menyalahkannya.Dia juga pasti akan memberitahumu jika ia sudah merasa ikhlas."nasehat Dio sbil memegang pundak Raska.

Raska terdiam.

Ia merasa bersalah.

Tapi ia masih kecewa dengan tindakkannya.

Raska pun melenggang pergi meninggalkan ketiga sahabatnya yang berdiri di sampingnya.

Ketiga sahabatnya mengerti dan mereka pergi ke kelas karena sekarang ia butuh ketenangan.

______________

Rastia mengambil tasnya dan pergi keluar kelas.

Ia tidak peduli dengan tatapan orang orang di sekitarnya.

Rastia pergi dari sekolah walaupun waktu pulang belum berakhir.

Pikirannya sedang kacau saat ini.
Ia hanya butuh ketenangan.

Rastia tergesa gesa pergi dari sekolah.
Ia memilih jalan depan walau ia tahu di depan pasti ada satpam sekolah.

Tapi untung,penjaga gerbang maupun osis tidak ada.

Masih dengan air mata yang mengalir ia berjalan ke halte sekolah.

Rastia langsung menyebrang tanpa melihat kanan kiri.

Braak

Sebuah mobil tidak sengaja menabraknya dan saat itu Rastia merasa badannya terasa sakit dan tidak sadarkan diri.

Dua orang di dalam mobil yang menabrak Rastia terkejut dan langsung membawa Rastia kerumah sakit.

••

"Semoga gak terjadi apa apa"ujar seorang wanita yang menabrak Rastia.

"Tenang dek.Semoga"ujar lelaki itu yang mengendarai mobilnya.

Setelah menunggu beberapa saat,akhirnya seorang dokter keluar dari ruangan tersebut.

"Apa kalian keluarganya?"tanya dokter itu.

"Bukan pak.Saya tadi yang menabraknya"jawab lelaki itu jujur.

Dokter itu diam,tapi lelaki itu berkata lagi,"jika terjadi apa apa,saya akan bertanggung jawab pak"ujarnya meyakinkan.

"Ya sudah,kalian ikut saya"ajak Dokter itu untuk mengikutinya.

Setelah sampai,dokter mulai menceritakan apa yang terjadi terhadap Rastia.

"Saat ini pasien dalam keadaan kritis karena kehilangan banyak darah.Tulang kakinya pun patah"jelas Pak Dokter.

Keduanya terkejut.

"Kak,gimana ini?"tanya wanita itu ketakutan sambil mengigit atas kuku jempol tangannya.

"Apakah dia masih bisa berjalan?"tanya lelaki itu kepada dokter.

"Kemungkinan besar karena tidak terlalu parah"balas dokter itu.

"Kalau begitu saya mohon rawat dia sampai ia bisa sembuh"ujar lelaki itu.

Dokternya mengangguk paham.

Di lain tempat,kedua sahabatnya sangat khawatir dengan Rastia.

Ini sudah waktu pulang,dan mereka langsung ke rumah Rastia karena memastikan Rastia ada di rumah dengan keadaan yang baik baik saja.

"Rastia lo dimana sih,gue khawatir banget sumpah"pekik Fira.

Mereka tidak pernah sepanik ini dengan Rastia.

"Halo kakak"sapa Vanya keluar dari rumah karena mendengar ketokan pintu dari luar rumahnya.

"Kakak Rastianya mana?kok gak ada?"tanya Vero yang berada di samping Vanya.

Mereka semakin gusar dan khawatir.Jika di rumahnya tidak ada,lalu kemana dia.

"Ka-"

Perkataanya terpotong karena mendengar suara mobil yang berhenti di depan rumah tersebut.

Pandangan keempatnya langsung mengarah ke arah seorang laki laki yang turun dari mobil itu dan berjalan ke arah mereka.



Assalamu'alaikum teman😊
Penasaran gak sih siapa orang yang turun dari mobil itu?
Mau tahu?
Lanjut yu ke part berikutny😊

RASTIA(Badboy) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang