LSIH (2) - 5. Sesal 💝

12.5K 740 35
                                    

Bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata,kusimpan kasih-Mu dalam dada

-Jalaludin Rumi

💕

Washshubhi idzaa tanaffas

"Dan demi subuh ketika dia bernapas" (Quran Surah At Takwir : 18)

Tannafas atau bernapas diilustrasikan sebagai penggambaran keluarnya cahaya dari kegelapan malam. Keluarnya cahaya dibarengi dengan angin sepoi, tidak ubahnya seperti orang bernapas.

Waktu fajar adalah waktu bergantinya malam menuju terbitnya sinar matahari. Jika kita mau mencermati bahwa waktu fajar itu adalah waktu terindah selain waktu terbenamnya sinar matahari.
Banyak turis atau wisatawan mengerahkan segenap tenaga untuk mendaki gunung, hanya untuk bisa mengabadikan bagaimana perubahan waktu dari gelap menjadi fajar.

Tidakkah mereka menyadari, bahwa keindahan semesta tersebut sungguh merupakan bukti adanya Dzat Maha Agung, Maha Pencipta pemilik jagad raya ini.

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka" ( Quran Surah Shad : 27)

Kanaya memberesi peralatan tulis dan buku-bukunya. Setengah jam lagi ia akan berganti jaga dengan Meta. Dan siang hingga malam hari ini ia bisa sedikit tenang, karena waktunya ia off. Bayangan kasur dan guling di kamar kosnya seolah sudah ada di pelupuk mata.

Alhamdulillah jaga malam ini cukup damai bagi Kanaya. Kelompok jaganya termasuk orang-orang yang enjoy. Dokter Riza selaku residen yang menemaninya jaga cukup baik dan tak banyak memberinya perintah. Para perawat yang sedang shift malam kebetulan juga orang-orang yang santai, bukan tipe perawat yang suka menganiaya koas. Alhamdulillah. Cuma itu yang bisa Kanaya lantunkan.

"Mbak Nay...yuk ngeteh" ajak Sus Nia, seorang perawat 30 tahunan yang semalaman jaga bersamanya. Perempuan berputra satu itu sangat baik dan ramah. Tentu saja Kanaya tak menolak ajakan mbak Nia untuk ngeteh. Sekaligus untuk menghangatkan tubuhnya yang lumayan dingin.

"Semalam aman Nay..."sapa Meta ketika ia sudah nongol di pintu bangsal poli bedah.

"Aman...nggak tahu lagi kalau hari ini ada pasien baru" Kanaya menjawab sambil memasukkan foto copy jurnalnya ke dalam tasnya.

"Oke...aku balik dulu ya...tadi sudah absen. Laporan case tadi ada di meja perawat ya" jelas Kanaya sambil segera berlalu meninggalkan Meta yang sudah bersiap akan mengikuti visite prof. Anugerah.

"Good luck..."seru Kanaya yang dibalas senyuman oleh Meta.

Kaki Kanaya baru saja sampai di lantai dasar, ketika ingatannya kembali kepada resume yang harus direvisinya.

Ia bergegas kembali menaiki anak tangga dan kembali ke bagian bedah untuk menuju ke ruangan dokter Izzan.

Pintu ruangan dokter Izzan masih tertutup dan di dalam masih terlihat gelap. Menandakan si pemilik ruangan belum datang.

Heehh...

Kanaya melepas napas beratnya. Ia harus sedikit bersabar lagi agar bisa segera bertemu dengan kasur dan bantal di kamar kosnya. Dilihatnya jam yang tertera di ujung kanan ponselnya, masih jam 7 lewat sepuluh menit.

Love Story in Hospital 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang