Aku ingin mencintaimu dengan sederhana..
Seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu...
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
Seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada- khalil Ghibran -
💕
Konon jika di telapak kaki ibu kita temukan surga, maka di kaki seorang ayah akan kita temukan kekuatan dan pelajaran tentang perjuangan hidup.
Karena sejatinya aura cinta seorang ibu itu menenangkan dan aura cinta seorang ayah itu menguatkan.
Walaupun kita sanggup membeli gunung beserta pulau, meski harta berlimpah, tak akan pernah mampu menggantikan semua cinta dan kasih sayang dari orangtua.
Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar ka'bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang itu bersenandung
Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh. Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu berkata ; "Wahai Ibnu Umar apakah aku telah membalas budi kepadanya?" Ibnu Umar menjawab :"Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan"
Kanaya telah berganti pakaian setelah mandi. Sejenak ia duduk di kursi panjang yang ada di pojok kamar yang selalu ditempatinya ketika menginap di rumah kakek nenek.
Ia jadi agak malu sendiri bertemu dengan dokter Izzan dalam kondisi kacau seperti tadi.
Ada apa dokter Izzan datang kesini?...Kanaya bertanya pada dirinya sendiri.
Kanaya jadi agak gugup. Tapi tak dipungkiri ada perasaan bahagia juga. Pokoknya campur aduk. Rasanya seperti mimpi tiba-tiba bisa melihat wajah dokter Izzan ada di rumah ini.
"Mbak Aya..." terdengar suara umi memanggil Kanaya dari balik pintu kamar.
Kanaya bergegas berdiri dan membuka pintu kamarnya.
"Tante Aida.." Kanaya sedikit terkesiap melihat tante Aida sudah berdiri di depan pintu kamar di sebelah uminya. Ia tadi hanya sekilas melihat Izzan saja. Tidak melihat ke arah lain. Rupanya tante Aida pun ikut serta bersama dokter Izzan.
"Boleh tante bicara sama Naya?" Senyum lembut tante Aida sungguh menghangatkan hati Kanaya.
Kanaya cuma mengangguk dan melebarkan pintu kamar agar tante Aida bisa leluasa masuk ke dalam kamar.
"Umi tinggal dulu ke dapur ya..." kata uminya sambil berlalu meninggalkan tante Aida dan Kanaya masuk ke kamar.
"Naya sudah sehat?" Itu yang pertama tante Aida tanyakan.
"Alhamdulillah, sudah sehat. InsyaAllah hari minggu besok Naya balik ke Malang" jawab Kanaya tak mau kalah juga mengembangkan senyumnya.
"Nay..." tante Aida mengenggam tangan Kanaya.
"Kami kesini, tante, om Harlan dan tentu saja putra tante yang ganteng itu...eh tahu kan siapa putra tante yang ganteng itu?" Tante Aida mengerjapkan mata sambil tertawa, ia tidak mau Kanaya jadi tegang.
Kanaya cuma tertawa. Iya ya...semua ibu pasti menganggap semua anak lelakinya ganteng tentu saja.
"Jelas Naya tahu lah tante" jawab Kanaya agak tersipu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 2
SpiritualSequel of LOVE STORY IN HOSPITAL 1 (disarankan membaca yang jilid 1) Keluarga adalah tempatmu kembali. Selalu ada jalan untuk tiap masalahnya yang kau miliki. Ada sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla sebagai pemberi solusi dalam semua urusan kita di d...