LSIH (2) - 25. Brother Fillah 💝

12.3K 754 85
                                    


"Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak"

- Quran Surah An Nisa.: 19'-

💕

Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Tidaklah seorang dari kalian sempurna imannya, sampai ia mencintai untuk saudaranya sesuatu yang ia cintai untuk dirinya" (HR. Bukhari)

Begitu tinggi pernghormatan seorang muslim pada sudara muslimmya yang lain. Bahwa islam mengajarkan agar kita peka, empati, peduli pada orang lain. Bahwa ada hak dan kewajiban yang dimiliki oleh masing-masing mukmin.

Kendaraan Taqi sudah masuk ke sebuah kompleks perumahan di kota Malang. Dengan besar hati dan lapang dada ia melepaskan Kanaya. Perempuan yang pernah di idamkan dalam diamnya. Ia tahu hati Kanaya bukan untuknya. Ada lelaki lain yang telah berhasil meluluhkan hati Kanaya. Ia pun ingin teman masa kecilnya, yang kini akan selalu ia anggap sebagai saudara itu berbahagia.

Taqi menghentikan mobilnya di depan sebuah rumah besar berlantai dua dengan pohon mangga besar di halaman depannya. Sekilas Taqi melihat arloji di pergelangan tangannya, sudah pukul setengah 2 siang. Ia tadi memang masih mampir dulu ke rumah seorang teman pemilik pondok pesantren di Malang sekaligus sholat duhur, baru ia melanjutkan tujuan utamanya.

Dibukanya pintu mobil. Perlahan ia turun dan menutup pintu mobil.

Hehhh...

Dihembuskan napasnya perlahan. Ia hanya ingin melepaskan semua. Tak ada lagi gundah memenuhi dada. Dengan yakin Taqi melangkah memasuki rumah besar tersebut.

Baru kakinya melangkah memasuki halaman depan, dilihatnya seorang perempuan berhijab besar warna hijau daun bersama seorang perempuan agak sepuh sedang asik mengobrol sambil menjolok buah di pohon. Rupanya mereka hendak memanen buah mangga yang kelihatan sudah berbuah walau tak banyak. Meski panas siang hari menyorot tajam, tapi halaman rumah tersebut tampak teduh karena ada beberapa pohon buah besar disana. Ada mangga, jambu air, belimbing sayur dan belimbing buah serta tanaman pakis dan bunga.

"Itu sudah mateng bik...ayo dorong bik" seru Aisyah meminta tolong bik Romlah untuk membantunya menjolok buah mangga yang tempatnya agak tinggi.

"Aduh mbak Ais. Apa lagi pengen banget makan jambu toh. Siang-siang pingin panen mangga. Bukannya ngidam kan mbak?" Rajuk bik Romlah malas. Masalahnya siang-siang biasanya ia istirahat, ini malah diajak putri majikannya itu memetik buah mangga. Mana posisi nya agak tinggi pula.

"Enak aja ngidam. Emang mbak Rissa lagi hamil. Nikah aja belum" sungut Aisyah pada bik Romlah.

"Makanya cepetan nikah biar ada suami yang mau ngambilin tuh jambu. Kaya mbak Rissa tuh, minta apapun dituruti sama mas Ammar" bik Romlah makin ngelantur jawabannya.

"Ih bik Romlah ini. Iya, doain Ais cepet ketemu jodoh. Sekarang bibik bantuin ambil tuh mangga yang udah mateng banget di sono tuh..tuh.." Aisyah mendorong jolok berupa kayu panjang di ujungnya terdapat keranjang bambu kecil. Bik Romlah pun akhirnya menurut saja perintah Aisyah membantunya mendorong jolok.

Pluk...

Beberapa buah mangga berjatuhan ketika Aisyah dan bik Romlah memaju mundurkan batang joloknya.

"Astaghfirullah..."

Tiba-tiba terdengar suara orang beristighfar. Spontan Aisyah dan bik Romlah menoleh ke arah belakang mereka. Seorang pria tampan, wajahnya bersih bersinar tapi bukan mirip sabun cuci piring ya. Ini bersih bersinar karena wudhu berdiri di sana.

Love Story in Hospital 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang