"Sesungguhnya Tuhanku amat dekat lagi memperkenankan (doa hamba Nya)
- Quran Surah Huud : 61 -
💕
Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Pasti tahu makna peribahasa tersebut kan? Hanya karena secuil keburukan, maka kebaikan setinggi gunung pun seakan tak tampak.
Terkadang itu yang sering kita alami dalam rumah tangga. Pertengkaran dan perselisihan dalam rumah tangga itu hal yang lumrah. Sunatullah, dua kepribadian dengan watak, sifat dan kebiasaan masing-masing bersatu dalam satu rumah. Bertemu setiap saat, setiap waktu, setiap hari bahkan bisa-bisa seumur hidup.
Karena menikah itu memang merupakan proses ta'aruf yang tak pernah berhenti antara suami isteri, hingga sang Khaliq memisahkan jasad mereka dengan datangnya ajal. Dan menikah adalah proses saling mengingatkan dan menjaga suami isteri tentunya dalam ketaatan pada Allah Azza wa Jalla.
"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir" ( Quran Surah Ar- Rum : 21)
Maka sejatinya pernikahan membawa ketenteraman dan kenyamanan bagi keduanya, baik untuk suami dan isteri. Nyatanya dalam perjalanannya sebuah pernikahan terkadang disisipi oleh rasa baper, perbedaan pikiran dan kesslahpahaman.
Di saat seperti itu, butuh kejernihan berpikir. Ingatlah semua kebaikan dan masa indah bersama suami atau isteri. Maka InsyaAllah, sejumlah kebaikan akan berjumlah lebih banyak dibanding keburukannya.
Dalam sebuah tarikh Damasyqus, Abu Darda' berkata kepada istrinya Ummu Darda':
"Jika kamu sedang marah, maka aku akan membuatmu jadi ridho dan apabila aku sedang marah, maka buatlah aku ridho. Jika tidak, maka kita tidak akan menyatu. Kemudian Ibrahim berkata kepada Baqiyah ;"Wahai saudaraku, begitulah seharusnya orang-orang yang saling bersaudara itu dalam melakukan persaudaraannya, kalau tidak begitu, maka mereka akan segera berpisah"Assholaatu khoirum minannaum....
Terdengar alunan indah suara muadzin dari masjid komplek perumahan. Seruan untuk membangunkan manusia beriman agar segera kembali ke dunia nyata, memulai aktivitas hidupnya dengan bersujud pada Rabb pemilik jagad raya. Sebagai ungkapan syukur atas waktu yang masih diberi oleh sang Khaliq, masih bisa menghirup oksigen, dan menambah amal kebaikan lebih banyak.
Alhamdulillahilladzi ahyana bada maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur
"Segala puji bagi- Mu Ya Allah, yang telah menghidupkan kami setelah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada Nya kami dibangkitkan"
Ammar sudah siap dengan baju koko dan sarung kotak kotak merah yang subuh itu ia kenakan. Seperti subuh-subuh di hari lainnya, Ammar sudah bersiap hendak berangkat ke masjid.
Dipandangnya wajah Rissa yang terlihat masih sangat pulas untuk tidur. Meski ada rasa tak tega, sebagai suami ia harus membangunkan isterinya agar bisa sholat tepat waktu.
"Sayang...bangun. Subuh yuk" dengan lembut Ammar membangunkan Rissa. Dibelainya kepala isterinya pelan.
"Ca...bangun...sudah subuh" Ammar kembali mengulang membangunkan Rissa dengan nada yang sama.
Rissa tampak mulai menggeliat mendengar suara Ammar. Perlahan ia mengerjapkan mata, mengumpulkan kesadaran untuk bisa bangun.
"Jam berapa mas?" Tanya Rissa ketika tigaperempat kesadarannya terkumpul dan melihat suaminya sudah ada tepat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 2
EspiritualSequel of LOVE STORY IN HOSPITAL 1 (disarankan membaca yang jilid 1) Keluarga adalah tempatmu kembali. Selalu ada jalan untuk tiap masalahnya yang kau miliki. Ada sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla sebagai pemberi solusi dalam semua urusan kita di d...