LSIH (2) - 8. Mengusik Hati 💝

11.7K 749 36
                                    


Jangan pernah berputus asa dengan rahmat Allah, karena Allah memiliki rahmat yang amat besar untuk mereka yang mendatangi Nya

💕

Jatuh cinta berjuta rasanya. Itu kata lagu. Tapi banyak orang yang terlanjur meyakini bahwa cinta cuma memberi bahagia, berjuta rasanya. Tapi terkadang karena cinta juga bisa menyebabkan kesedihan bahkan membuat mereka menuju kematian.

Dan sejatinya cinta yang hakiki tentulah hanya milik sang Pencipta, Allah Ta'ala.

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang" (Quran Surah Maryam : 96)

Hidup hanya sepanjang galah. Pernah bertemu dengan orang yang memiliki pikiran seperti itu? Di IGD sering bertemu dengan tipe orang seperti itu. Memandang kehidupan itu hanya membuat beban dan dianggapnya mati lah satu-satunya jalan keluar.

Cobaan hidup dihadapi dengan jalan pintas, mengakhiri hidup. Terkadang mereka melakukan dikarenakan sebab yang sungguh konyol.

"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di azab dengan itu di hari kiamat" (HR. Bukhari- Muslim)

Di depan Kanaya kini tergeletak seorang gadis cantik remaja 17 tahun. Wajah pucat pasi, tak sadarkan diri. Dari mulutnya mengeluarkan busa. Seorang perempuan paruh baya meraung-raung di sebelahnya, bersaing dengan raungan sirine ambulan yang entah kenapa malam ini terus saja berbunyi. Menandakan IGD sedang ramai pasien gawat. Suasana serasa hectic.

Kanaya dan seorang perawat jaga memastikan diagnosis. Memeriksa semua tanda vital, suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi napas dan tekanan darah.

"Kenapa kamu nekad begitu naaakk..." teriak histeris perempuan yang dipastikan adalah ibu dari pasien. Pasien ditemukan tak sadarkan diri dalam kamarnya dengan segelas minuman cairan pembasmi nyamuk. Menurut keterangan si ibu tadi putrinya nekad melakukan itu karena cemburu melihat pacarnya berduaan dengan teman sekelasnya.

Astaghfirullah...kenapa kamu melakukan itu dik...batin Kanaya sambil sibuk memasang alat bantu pernapasan.

Perawat mencoba memberi benzodiazepine untuk menghentikan kejang.

"Denyut nadi terus menurun...panggil residen jaga..cepat" perintah perawat yang Kanaya sendiri tak tahu namanya.

"Kenapa Nay..."panggil dokter Hilmy melihat Kanaya setengah berlari menuju ruang dokter residen.

"Pasien bed 8..." belum selesai Kanaya bicara, dokter Hilmy segera berlari menuju tempat yang ditunjuk Kanaya.

Tangisan semakin melolong menyayat hati terdengar ketika Kanaya kembali lagi ke bilik bed 8. Tampak dokter Hilmy sudah melakukan Resusitasi Jantung Paru (CPR).

Pasien remaja itu sama sekali tak merespon.
Layar monitor EKG menunjukkan grafik datar.

"Lagi sus..." seru dokter Hilmy yang terlihat sudah berkeringat.

Kembali dokter Hilmy melakukan kompresi dada. Diseling dengan pemberian airway. Hingga beberapa menit dilakukan hal yang sama.

"Innalillahi wa inailaihi roji'un" terdengar suara lirih dokter Hilmy disusul grafik EKG yang hanya mengeluarkan garis lurus.

Dokter Hilmy segera memberikan rekam jejak waktu kematian pada perawat. Ibu pasien sudah tidak bisa dibendung lagi tangisnya. Ia kehilangan putrinya karena mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya.

Tak terasa air mata Kanaya ikut merembes.
Ya Rabb...apa yang sedang dipikirkan gadis remaja itu ketika ia nekad melakukan perbuatan tersebut.

"Nay...tolong pasien di bed 15" setengah tersadar Kanaya mendengar suara koas lain menyerunya.

Love Story in Hospital 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang