Hati yang ikhlas dan doa yang tulus adalah dua tentara yang tak terkalahkan- Ibnu Taimiyah -
💕
"Bajunya sudah masuk semua Jihan?".tanya umi sambil membereskan beberapa baju kotor ke dalam tas kain.
"Sudah mik..." jawab Jihan sambil menutup resleting travel bag yang berisi beberapa baju bersih milik mbak nya.
"Makasih ya...Aya jadi ngrepotin semuanya nih..."
"Eh nggak usah ngomong gitu deh mbak Aya..itulah keluarga harus saling menjaga" umi menanggapi ucapan Kanaya.
Hari ini Kanaya sudah diperbolehkan pulang oleh dokter. Kondisi kesehatannya sudah stabil. Namun tetap membutuhkan istirahat beberapa hari ke depan. Tetap menjaga pola makan dan asupan nutrisi. Dan terpenting adalah menjaga pola pikir. Tidak boleh terlalu banyak pikiran.
"Mbak Aya...besok lagi ga boleh dipendam sendiri kalau punya masalah. Selain tawakallah, mbak Aya boleh cerita ke nenek, kakek, umi, abi bahkan sama Jihan..." nenek yang sedang duduk di samping Kanaya memberi wejangan.
"Pokok jangan curhat sama Faza aja..." sahut Jihan sambil terkekeh. Mana paham si bontot urusan orang dewasa.
Kanaya cuma tersenyum mendengar celetukan Jihan.
"Iya nek...maafkan Aya. InsyaAllah besok lagi Aya nggak seperti itu"
"Ah sudah-sudah...yang penting dalam keluarga itu komunikasi. Kita semua peduli dengan masalah saudara, bisa memahami dan memberi solusi. Itu penting dalam keluarga" kakek yang barusan dari toilet ikutan nimbrung memberi komentar.
"Sudah siap semua..." kepala abi menyembul dari balik pintu kamar inap. Ditangannya memegang setumpuk kertas administrasi rumah sakit.
"Mm...abi umi..." Kanaya agak ragu mengatakannya. Ia masih ingin kembali ke rumah kakek neneknya di Karanganyar. Selain tempatnya yang jauh dari keramaian, lebih sejuk hingga nyaman digunakan untuk beristirahat, Kanaya merasa masih belum siap jika pulang ke rumah bertemu dengan kak Taqi.
"Bolehkah Aya pulangnya ke rumah kakek nenek?" Agak ragu Kanaya menyampaikannya.
Sejenak semua mata memandang Kanaya. Sampai akhirnya kakek angkat bicara.
"Mbak Aya...pulanglah dahulu ke Solo. Selesaikan dulu semua permasalahan dengan ustadz Jauhar. Tidak baik menggantung keputusan buat putra ustadz Jauhar. Itu juga tak adil buatnya" kakek berhenti sejenak. Semua diam dan takzim mendengar pendapat kakek.
"Kalau mbak Aya memang sudah bulat menolak, sampaikan jujur apa adanya dengan bahasa yang baik dan santun. Seorang perempuan berhak menolak pinangan jika memang ia merasa tak cocok. InsyaAllah jika diselesaikan dengan baik tidak ada hati yang tersakiti terlalu dalam"
Kanaya terdiam, berusaha mencerna semua nasehat kakek. Iya benar. Ia harus bertindak dewasa. Ia bukan lagi anak ABG yang harus lari dari masalah. Bahwa semua pasti ada jalan keluarnya. Ia juga tak boleh membiarkan kak Taqi terus mengharapkan jawaban darinya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah bersabda:
"Tidak boleh menikahkan seorang janda sebelum dimusyawarahkan dengannya dan tidak boleh menikahkan anak gadis sebelum meminta izin darinya". Lalu mereka bertanya : "Ya Rasulullah bagaimana cara mengetahui izinnya?" Beliau menjawab "Dengan ia diam" (HR. Bukhari-Muslim)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 2
SpiritualSequel of LOVE STORY IN HOSPITAL 1 (disarankan membaca yang jilid 1) Keluarga adalah tempatmu kembali. Selalu ada jalan untuk tiap masalahnya yang kau miliki. Ada sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla sebagai pemberi solusi dalam semua urusan kita di d...