Aku mencoba ikhlas dari suatu kehilangan dan tersenyum dari suatu kesakitan yang menimpa💕
Taqi duduk diam di atas sajadahnya. Detak jam dinding di kamar sangat nyaring terdengar. Suara hewan malam riuh rendah bersama hembusan angin malam. Seolah semesta memahami apa yang kini sedang dirasakannya. Semua keluh kesah usai sudah tumpah ruah di atas sajadah panjangnya.
"Sebelumnya Aya minta maaf. Aya merasa sangat bahagia dan tersanjung atas pinangan dari keluarga kak Taqi"
Semua pembicaraannya dengan Kanaya seolah terputar ulang di ingatan. Taqi berusaha sekuat tenaga menjaga hati. Mempersiapkan jawaban terburuk yang akan ia dengar dari Kanaya. Bahwa sabar adalah terlihat pada reaksi pertama ketika kita menerima sebuah musibah atau kabar yang tak menyenangkan.
"Tapi...Aya tidak bisa menerima pinangan kak Taqi...maaf" kata-kata Kanaya dirasakan Taqi bagai sebatang anak panah yang langsung menancap tepat di ulu hatinya.
Sejenak Taqi menunduk. Menghirup sebanyak mungkin oksigen ke dalam paru-parunya. Berharap tak ada sesak apalagi marah di hati. Bahwa sebuah keyakinan diri, Allah adalah sang pemberi keputusan terbaik.
"Alhamdulillah. Terimakasih dik Aya sudah bersedia menjawab, meski jawabannya tak sesuai dengan keinginan saya" Taqi berkata jujur apa adanya.
"Tapi paling tidak, semua dugaan, harapan dan angan-angan tak menentu kini telah ada di muara. Mendapat jawaban pasti. Maka saya akan bisa menentukan langkah selanjutnya" kembali Taqi melanjutkan ucapannya.
"Maafkan Aya kak...Aya tulus mendoakan kakak agar segera bertemu dengan seorang muslimah sholihah, tulus mencintai kakak dan kakak pun mencintainya, memberikan kebahagiaan yang sempurna buat kakak. Semoga Semua kebaikan buat kakak dan keluarga" Kanaya tulus mengucapkan sederet harapan terbaik buat Taqi.
Iya. Taqi adalah lelaki yang baik. Bukan hanya pribadi Taqi sendiri. Bahwa keluarga Taqi, yaitu ustadz Jauhar dan umi Namira sudah tidak diragukan lagi kualitas kebaikannya. Keluarga yang sangat kental menanamkan nilai-nilai agama, tak pernah acuh pada sekeliling. Keluarga ustadz Jauhar memang dikenal sebagai keluarga dermawan yang tak segan memberi bantuan pada orang lain.
Memang nyaris tiada cela pada diri kak Taqi dan keluarganya. Namun bagaimana pun tak ada manusia yang sempurna bukan? Karena hanya sang Khaliq lah Dzat yang Maha Sempurna.
Qul huwallahu ahad
Allahush shomad"Katakanlah : Dialah Allah Yang Maha Esa, Penguasa Yang Maha Sempurna dan bergantung kepada Nya segala sesuatu" (Quran Surah Al Ikhlaash : 1-2)
Tapi kembali pada teori cinta dan hati. Nyatanya kesempurnaan yang nyaris dimiliki, tampan, sholih, mapan bukan satu-satunya alasan hati menjadi jatuh dan luluh. Sederet kelebihan yang dimiliki Taqi, nyatanya tak mampu meluluhkan hati Kanaya, tak bisa menjerat Kanaya untuk jatuh cinta.
"Maafkan Aya kak..." Kanaya kembali mengulang kata maaf. Kanaya merasa tak enak hati melihat Taqi hanya diam menunduk.
Taqi pun menegakkan kepala. Meski kesedihan bisa menimpa siapa saja, ilmu sekaliber apa pun. Itulah fitrah manusia. Pernah sedih, bahagia, kecewa dan berharap. Namun kembali lagi ke takaran iman, bahwa sungguh semua urusan seorang mukmin itu adalah baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Story in Hospital 2
SpiritualSequel of LOVE STORY IN HOSPITAL 1 (disarankan membaca yang jilid 1) Keluarga adalah tempatmu kembali. Selalu ada jalan untuk tiap masalahnya yang kau miliki. Ada sang Pencipta, Allah Azza wa Jalla sebagai pemberi solusi dalam semua urusan kita di d...