D-Day

880 44 5
                                    

Hari ini adalah hari terakhirku sebelum pensi sekolah dilaksanakan. Aku masih melakukan aktivitasku seperti biasa berangkat pagi, menghabiskan waktu liburan musim panasku di kelas dan berlatih. Jika boleh jujur, rasanya seperti sulit melepaskan apa yang seharusnya jadi milikku. Setidaknya izinkan aku untuk menikmati hari sisa hari libur panas ku, tetapi aku rasa liburan musim panas akan berakhir.

Sepertinya musim akan segera berganti bahkan teriknya panas pagi hari tak terasa dibandingkan hembusan angin dingin mulai menyapu wajahku.

Lagi-lagi sekolah masih sepi atau aku yang terlalu pagi?

Aku melangkahkan kakiku gontai baru saja aku sampai di depan pintu masuk seseorang mendadak membuatku ketakutan.

Aku merasakan seakan tasku ditarik ke belakang sontak aku mengeluarkan jurus andalanku.

Aku membalikkan badanku, mengibas-ngibaskan tanganku brutal."Yaa! Kau siapa!! Lepaskan aku atau aku akan berteriak. TOL.." kataku terputus tak kala tangannya sukses membekap mulutku dengan satu tangannya lagi menahan di dahiku saat aku memejamkan mata.

Tanganku masih tidak mau diam dan ku hentakkan kakiku cepat hingga tak sengaja tangannku menyentuh dan menimbulkan suara yang cukup keras.

"Aaww.." rintihnya yang membuat mataku terbelalak.

Ia melepaskanku beralih memegangi pipinya. Aku rasa aku yang melakukannya.

" Omo! Yaa! Apa kau Min Yoongi?" Aku mencoba memastikan karena wajahnya tertutup masker dan tudung hodienya.(astaga)

Dia lalu membuka maskernya kasar.
"Yaa! Apa kau ingin mencelakaiku? Kau tau sakitnya seperti apa? Kejam sekali." Protesnya sambil menatapku sinis.

Astaga! Masih saja dia besar kepala!

Aku mendengus kesal mendengar pernyataannya.

Aku berkacak pinggang dan menatap kesal"Astaga! Aku menyesal kenapa aku tidak menghajarmu saja tadi." Ucapku sarkatisme.

"Wah..kau benar-benar wanita kejam ya! Apa itu tidak terlalu berlebih-lebihan?!" Sepertinya aku mengumpan emosinya.

Aku mengepalkan tanganku erat dan mengatupkan gigiku rapat. Aku memejamkan mataku sambil menghembuskan napasku berat untuk meredam emosiku.

Maaf tapi kali ini aku tidak berminat meladeninya.

" Yaa! Min Yoongi. Sebenarnya apa maumu? Apa tidak ada cara lain selain mengejutkan ku seperti itu. Bagaimana jika itu bukan kau? Apa aku akan diam saja?"nadaku setenang mungkin.

"Bukan begitu maksudku, aww..aku hanya memberikanmu ini. Aku tidak pernah melihatmu seaneh ini." Dia menunjukkan kantung kertas kecokelatan sambil masih memegang pipinya yang masih merah dan ini membuatku merasa bersalah.

Bahkan di situasi seperti ini dia masih saja meremehkanku.

Apa katanya aneh? Cih. Dasar!

" Kajja ikut aku." Aku menarik tangannya yang mengekor di belakangku. (Ayo)

"Kau mau membawaku kemana?" Tanyanya cemas yang tak kubalas.

Aku menarik tuas pintu ruang kesehatan lalu menyuruhnya untuk duduk di kursi.

" A-pa yang ingin kau lakukan padaku?"dia menatapku gugup.

Aku tidak menggubrisnya yang masih sibuk untuk mengambil baskom dan handuk kecil lalu meninggalkannya sendiri pergi untuk mengambil air dingin.

Setelah air di baskom sudah terisi aku menghampirinya lagi dan membantu mengkompresnya setidaknya lukanya tidak menjadi memar.

Aku memeras handuk kecil dan duduk berhadapan dengannya.

My friend is idol [FF Suga] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang