Aku terbangun saat ku rasakan udara dingin menembus kulitku. Sepertinya musim telah berganti namun cuaca cerah masih menyelimuti dinginnya pagi.
Aku menarik napasku sambil mengusap kedua lenganku yang dingin." Hmm..cepat sekali musim berganti. Sudah berapa banyak hal yang telah aku lalui." Aku tersenyum membayangkannya." Sebentar lagi babak baru akan dimulai. Aku harap kali ini aku bisa menikmati salju turun."
Meski ini masih awal musim dingin, suhunya juga tidak akan membuat tubuhmu membeku kedinginan. Sungguh aku sudah tidak sabar segera merasakan aroma musim dingin dan astaga! Aku melupakan sesuatu.
"Omo! Joo Hyuk!" Gegasku panik terlambat menyadarinya.
Saat aku keluar dari kamarku dan menuju ruang tamu untuk mengeceknya.
Aku mengedarkan pandanganku di setiap sudut ruang ku hingga aku mencarinya di kamar mandi aku juga tidak menemukan keberadaannya.
Bahkan yang ku temui selimut yang terlipat rapi di atas sofa.Aku mendengus sembari melipatkan kedua tangan ku—menatap jejak yang ia tinggalkan berupa sofa yang sudah rapi dan kosong.
'bahkan dia pergi tanpa memberi tahu ku. Dasar! Apa karena terburu-buru kau sampai melupakan aku!' batinku menggerutu dengan tersenyum heran.
Seketika badanku menegang tak kala menemui benda bulat yang menggantung di dinding.
"Sial! Kalau seperti ini aku bisa terlambat masuk sekolah!"
Aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi sebelum terlambat di hari pertamaku di semester baru.
Tidak perlu waktu lama, aku sudah mengenakan seragamku dipadukan dengan sweater cardiganku.
Aku langsung menyambar roti panggang baru saja keluar dari mesin pemanggang dan menggigitnya sambil berjalan pergi menuju halte.
Ketika di perjalanan aku berpikir untuk memberikan hadiah kejutan pada Joo Hyuk.
Sejak malam itu, aku lupa mengucapkan maaf secara langsung bahkan aku sempat tidak mengingatnya.
Aku mengetuk-ngetukan jariku di dinding kaca bus untuk memikirkan apa yang akan kuberikan padanya.
'Sepertinya aku harus pergi ke suatu tempat.' batinku menggumam.
Aku lalu pergi ke sebuah toko kue di dekat sekolahku. Sesungguhnya ini pilihan ya sulit terlebih kue di sini terlihat indah jika untuk di makan.
Setelah melewati keputusan yang sulit —ku putuskan untuk untuk membeli kue tart bertoping buah nan segar.
Sesampainya di sekolah, aku berhenti di loker ku untuk menyimpannya dahulu.
Tak lupa aku juga aku menulis surat permintaan maaf dan terima kasih atas kejadian waktu itu.
Sebenarnya ini sangat memalukan untukku. Sungguh! Aku sangat sungkan untuk berkata maaf.
Sial! Tapi kali ini aku harus mengatakannya meski harus melalui cara lain.
Aku memasuki kelasku yang nampak bangku mulai terpenuhi oleh sang pemilik bangku.
Sembari memasuki mataku mengedarkan atensi seluruh penjuru kelasku.
Sayang sekali! Orang ku cari tidak ada.
"Yaa! Eun ji-ah!" Aku tersentak saat seseorang memanggilku dan membawaku ke sumber suara.
"Eoh. Sana-ah."
Aku mendudukkan diriku ke bangku seraya memandang bangku kosong belakang dekat jendela.
" Yaa! Kenapa kau tidak bilang jika kau terluka melawan preman sialan!"Sana menatapku garang sedangkan aku hanya tersenyum tipis yang sesekali melirik bangku kosong tersebut. " Apa kau terluka parah?" Pertanyaannya bahkan tak sempat mencuri atensiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My friend is idol [FF Suga] [END]
Fiksi PenggemarKetika persahabatan berakhir, karena salah satu dari mereka pergi untuk meraih mimpi di kota Seoul, kota yang merupakan pusat hiburan Korea dan mereka bertemu lagi, saat Min Yoongi sudah menjadi Idol dari sebuah Grup boyband BTS. Dan dia adalah cint...