Remember

448 27 10
                                    

Apa aku akan berakhir mengenaskan?

Bukan lagi agen FBI maupun CIA, tapi kali ini mereka lebih menyeramkan dari yang kubayangkan.
Bagaimana bisa aku jadi tawanan temanku sendiri.

Terlebih mereka bersekongkol untuk mengindahkan permintaan mereka yang membuatku menolak mentah-mentah.

Yang benar saja, apakah mereka ingin menjadikanku umpan?

"Eun ji-ah. Kumohon. Aku tahu mungkin ini terdengar kejam, tapi apa kau tidak ingin berjasa sekali saja untuk teman mu ini?"

Lihat-lihat! rajuknya seakan memelas dengan menyorotku sendu membuat hatiku gusar untuk mengabulkannya.

Aku sebagai sesama perempuan saja berhasil dibuatnya tak berkutik apalagi lawan jenis.

"Kami meminta bantuanmu karena bukankah kita tahu jika dijuluki siswa genius di sekolah? Tidak ada salahnya bukan kita meminta mengajari untuk belajar bersama? Dan lagi kau tidak perlu kesusahan untuk memahami pelajaran bukan?" Joy melingkarkan tangannya ke bahuku sembari memiringkan kepalanya menatap ku penuh penasaran.

"Tenang saja, tentunya kami tidak membawa dengan tangan kosong." Sambarnya menerobos berdiri di hadapan ku antusias menunjukkan barang yang ia jinjing sudah memenuhi celah jarinya.

Ayolah... berhentilah untuk bernegosiasi dengan ku seperti itu.

Kalian membuatku berubah pikiran.

Bahuku beringsut sambil menghela napas berat,"Arraseo. Kajja, aku akan mengantarmu."aku buru-buru merentangkan satu tanganku untuk menghentikan mereka sebelum melangkah. " Jankkaman! Sebelumnya kita ke sana aku harus mengatakannya dulu pada V. Semoga saja mereka sedang senggang." Aku berjalan sedikit menjauh dan membelakangi mereka berdua.

Aku mengambil ponselku di saku jas almamater ku lalu mencari namanya di daftar kontak ponselku.
Aku menyambungkan ke V dengan ponsel sudah menempel di telingaku.

Tidak lama kemudian, suaraku tersambung.

"Yeoboseyo. Ada apa Noona?

"V-ssi apa kalian sedang ada di apartemen sekarang?" Tanyaku langsung ke intinya.

" Eoh. Kebetulan kami sedang diberikan waktu libur jadi kami bisa menghabiskan waktu di apartemen. Apa kau menghubungiku untuk mengatakan ini?"

" Benarkah? Aniya..hanya saja... bolehkah aku berbicara dengan RM sekarang? Ada yang ingin aku katakan penting."

"Eoh, tentu. Namjoon Hyung ada yang ingin bicara padamu cepatlah kemari..." Pekiknya dengan nada seperti mulutnya penuh terisi amunisi dan menggemaskan aku tersenyum geli.

"Yeoboseyo.." suaranya beralih berat dan tak kalah karismatik.

" RM-ssi, mian jika aku mengganggumu. Aku Jung Eun Ji. Begini, aku ini sangat payah dalam beberapa mata pelajaran jadi bolehkah aku meminta bantuanmu?"

Pengakuan tanpa dosa melesat begitu saja dari bibirku.
Bagaimanapun aku mengakuinya.

" ah..Kebetulan sekali! datanglah ke apartemen ku sekarang." Suaranya terdengar bersemangat. " Dengan begini dia jadi punya teman." bisiknya membuat ku mengernyit tak paham.

"Mworago?"
"Sampai jumpa nanti!" Pungkasnya cepat mengakhiri percakapan tanpa memperjelas apa yang aku maksud.

My friend is idol [FF Suga] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang