AND.

244 3 0
                                    

Berita duka...
Sosial media keluarga besar pramastya kini sedang berduka.

Abdul pramstya meninggal dunia karena kanker paru paruh.

Seyla bahagia mendengar berita itu tapi seperti ada ganjalan yang tidak nyaman dengan kesenanganya.

"Mungkin karna dia meninggal terlalu cepat tidak membuatku bahagia sepenuhnya,padahal aku masih mau membuat hidupnya lebih sengsara"batin seyla.

Seyla tidak menyadari ganjalan yang dimaksud dengan keadaanya sekarang adalah perasaan duka sebagai darah daging kepada sang ayah.

Kebencian seyla menutupi perasaan itu sehingga membuat ia berfikir lebih gelap.

Hari ini ruangan keluarga di penuhi hawa yang agak aneh,mungkin karena kematian abdul.

Sarka dan satya bingung,berita duka ini bisa di bilang berita bahagia atau malah sebaliknya tapi perasaan mereka fivety fivety dengan perasaan seorang anak kehilangan ayah kandung.

Benginilah pengalaman keluarga yang memiliki orang tua yang sudah pisah dan pasti anak anaknya mempunyai kebencian kepada orang tua yang di anggap buruk dan mungkin bisa salah satu anak di antara mereka lebih seperti pyscho.

"Siapa yang mau ikut abang ke pemakaman abdul"ujar satya.

Sarka angkat tangan dengan wajah datarnya tapi tidak dengan seyla,ia lebih tidak peduli.

"Cuma sarka doang,kamu gak mau ikut eyla?"tanya sartya.

"Gak"

"Kenapa?"tanya satya.

"Paparazzi sekarang lebih berbahaya,entar sandiwara sakit boongan di depan publick bocor"jawab seyla sebagai alasan,padahal bukan karena itu.

"Buang buang waktu aja pergi ke pemakaman si tua itu"batin seyla.

"Panggilan tidak terjawab dari istri abdul seminggu yang lalu pasti mau ngasih tau tentang penyakit suaminya"ujar sarka dengan tatapan yang kosong.

Perkataan sarka mengingatkan. Seyla pada panggilan teleponya dengan istri abdul dua hari yang lalu.

~Flashback

10 panggilan tak terjawab.

Nomor tak dikenal is calling📞

"Akhirnya kau mengangatnya"ujar perempuan disebrang panggilan.

"Ini siapa?"tanya seyla.

"Aku istri papa kamu,kondisi papa kamu lagi kritis"

"Terus apa hubunganya dengan aku?"

"Papa kamu akan di oprasi pukul 10 pagi ini tapi aku tidak punya biaya untuk itu,bisa kah kau menolongnya?"

"Untuk apa aku menolongnya,dia kan keluarga kamu dan jangan perna berani lagi hubungi keluarga aku"ujar seyla dengan nada dingin dan langsung menutup panggilan tersebut.

Yap seyla pun mendapatkan panggilan tersbt.

off falsback~

"Hey arka,kamu lagi berbicara sendiri?"tanya satya yang bingung,jika dia sedang memberi tahu seharusnya wajahnya berhadapan dengan satya dan seyla tapi malah berhadapan ke arah lain.

"Hah,aku sedang memberitahukan kepada kalian"jawab sarka.

"Hoaah,pekerjaanku hari ini membuat ku lelah,aku pergi ke kamar dulu,ngantuk"ujar seyla langsung pergi menuju kamarnya.

Siang yang begitu panas,mereka mau ngenguburin mayat di cuaca seperti ini hah,terik matahari saja suka rela menyamput penghuni bawah tanah baru,apalagi tanah liang kuburnya.

'mantan istri mungkin ada tapi tidak dengan mantan anak'kalimat ini mungkin umum di lingkungan keluarga,tapi kalimat itu tidak berlaku bagi seyla jadi tidak heran kenapa ia tidak mau hadir penguburan ayahnya.

"Mama,kak arka dan bang satya dulu perna bicara tentang aku yang terlalu baik,aish kalian lah yang terlalu baik yang mudah sekali berdamai dengan keburukan masa lalu"batin seyla sambil melihat ke arah ketiga keluarganya itu memakai pakaian serba hitam menuju ke mobil taxi online,seyla hanya bisa memandangi dibalik jendela kamarnya.

Tanpa seyla sadari sebutir air mata seyla jatuh tiba tiba,membuat seyla bingung padahal ia tidak sedang memikirkan hal yang sedih,karena tidak mau perpikir panjang seyla mengabaikan saja tidak peduli.

AND.

***
558 kata
Vote,coment and shere

SEYLA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang