III. Wdym?

299 95 154
                                    

"Heol, daebak! Ternyata kau suka orang seperti dia?!" Ujar Jungkook yang berdiri di sebelahku.

"Iya! Bukankah dia sangat tampan?! Melihatnya duduk saja sudah membuat jantungku berdegup kencang," jelasku sambil tetap mengarahkan pandanganku ke arah Jimin.

Untung saja ruangan untuk kelas 2 SMA di sekolahku adalah di lantai 2. Jadi, ini merupakan suatu keberuntungan bagiku karena bisa dengan jelas memandang Jimin yang ada di bawah.

"Terus kamu mau ngeliatin dia sampai kapan, Hana?" Hayoung menoleh padaku.

Ah iya, aku sudah berada disini sejak bel istirahat berbunyi. Mungkin sudah 5 menit atau lebih aku berdiri? Tapi aku tidak ingin mengubah posisiku, ini adalah tempat yang paling pas untuk melihat kelas Jimin.

"Hehe, seperti biasa kau bisa duluan saja ke kantin. Aku titip banana milk, ya!" Jawabku sambil mengisyaratkan angka satu dengan jariku.

"Kebiasaan!" Protes Hayoung.

"Yuk kita pergi, Hayoung. Dah laper nih," ajak Jungkook sambil memegang perut miliknya. "Lakukan saja ritual memandangimu sampai ayam beranak! Jika hanya itu yang kau bisa, kau tidak akan pernah mendapatkannya," sambung Jungkook ketus.

Aku langsung mengarahkan tatapan sinisku ke arahnya. Perkataannya memang pedas! Ia tidak pernah gagal untuk mengejekku!

"Ya! Bukan urusanmu, pergi sana hush hush!" Teriakku sambil meluncurkan tendanganku pada Jungkook. Tapi sayang dia berhasil menjauh dan lari.

Perkataan Jungkook memang ada benarnya. Hari ini sudah hari kelima Jimin sekolah. Tentu saja seperti yang kuperkirakan, seorang pria seperti dia tidak mungkin tidak disukai para wanita.Kalau saja aku bisa memotret keadaan sekitarku pasti akan terlihat berapa banyak mata wanita yang tertuju padanya. Baik dari kelas 1, 2 ataupun kelas 3 yang seangkatan dengannya. Aku memang tidak bisa mendekatinya, terakhir aku berbicara dengannya adalah saat di kantor. Setelah itu, semesta belum memberikanku kesempatan agar berbicara dengannya.

Hufft apa yang harus kulakukan selain menstalking, memandangi, dan memendam rasa suka sejak beberapa tahun yang lalu? Didalam diriku aku menyesal karena aku sadar aku adalah pengecut.

~

Pelajaran terakhir memang selalu berhasil membuat ngantuk. Aku menopang wajahku dengan kedua tangan dipipiku. Berlagak seolah memperhatikan penjelasan guru, tetapi sebenarnya aku merasa sangat mengantuk.

Aku sangat ingin pulang dan tertidur di kasur kesayanganku. Entah kenapa, karena perkataan Jungkook tadi, aku kehilangan mood untuk memerhatikan Jimin dan mengikuti pelajaran. Haish kapan pelajaran ini akan berakhir?!

PLUK

Sebuah gulungan kertas jatuh tepat diatas mejaku. Aku langsung melirik ke arah dimana kertas itu berasal. Ternyata benar kalau itu dari si iblis Jungkook. Terlihat dirinya tengah tersenyum menunjukkan gigi kelincinya.

Dari jauh aku bisa melihat gerakan mulutnya yang seolah memerintahku untuk membaca kertas itu. Dengan terpaksa aku membuka gulungan kertas itu dan membacanya. Bukan Jungkook namanya kalau ia tidak mengusikku ketika aku sedang tidak mood.

"Pulang sekolah temani aku ke cafe warnet. Anak yang lain ada jadwal les," ujarku membaca isi kertas tadi dengan suara lirih. Langsung saja aku melemparkan tatapan sinisku padanya. Terlihat Jungkook langsung memperlihatkan muka memelasnya padaku.

'Kapan aku bisa menolak anak ini?' 

Ding Dong Ding Dong

Segera setelah memberikan hormat, lalu pak guru meninggalkan kelas, Jungkook langsung menuju mejaku. "Ayo, Hana-ya cepat! Keburu ramai nanti!"

Can't you be mine? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang