HANA P.O.V
Hari ini kami berangkat untuk study tour. Kami akan pergi ke Kota Gwangju. Aku sangat menantikan perjalanan ini, setelah berusaha keras dalam mengerjakan tes semester, diriku patut diberi istirahat dengan menikmati perjalanan. Aku bahkan sudah menyiapkan beberapa list yang ingin aku lakukan ketika disana.
"Apakah kalian sudah mendengar bahwa nanti malam kita akan mengadakan uji nyali pergi ke hutan?!" Itu suara Jungkook yang keluar dari
sela-sela tempat dudukku dan Hayoung."Ryeo Jungkook! Berhentilah bicara dari situ! Kau membuatku merinding! Duduklah dengan tenang!" Protes Hayoung. Iya, dia memang sedang sensitif karena ini adalah hari pertama ia dapat.
"Haish, berhentilah menggerutu! Salah siapa aku duduk di belakang kalian?! Kalau saja kau memilih tempat dudukku dengan benar pasti-"
"Ya! Jungkook, hentikan! Kau tidak akan tahu rasa sakit yang sedang dirasakan Hayoung saat ini!" Aku memberikan tatapan tajam pada Jungkook, lalu kembali menoleh pada Hayoung, "Kau sudah menahannya dengan baik, Hayoung-ah!" Belaku sembari mengelus rambutnya.
Hayoung merangkul tanganku sambil membaringkan kepalanya pada pundakku. "Terima kasih, Hana. Tanpamu aku akan tersiksa sendirian bersama iblis itu!" Hayoung memberikan tatapan sinisnya pada Jungkook. Dengan cepat Jungkook membalasnya dengan ekspresi mengejek. Mereka berdua ini memang tidak pernah berhenti bertengkar.
Ah, tapi jika kuingat-ingat dulu aku juga sering bertengkar dengan Jungkook, bahkan seringkali kami berbeda pendapat. Sepertinya setelah aku tidak bersama Jimin, Jungkook menjadi lebih lembut dari sebelumnya. Tidak! Berhenti mengatakan nama itu lagi, Hana! Bukankah kau ini masih berusaha untuk melupakannya? Sejauh ini usahamu sudah bagus, jangan sampai bayangan darinya kembali terlintas dipikiranmu!
"Hayoung, jika yang dikatakan Jungkook itu benar sebaiknya kau tidak perlu ikut. Pasti akan terasa sangat melelahkan untukmu." Aku memerhatikan Hayoung yang masih meringis kesakitan. Aku semakin tidak tega melihatnya, siapa yang mengira jika ia akan mendapatkannya tepat di hari kami berangkat.
"Kau memang yang terbaik! Terima kasih, ya!" Ucapnya girang, aku pun tersenyum membalasnya. "Kalau begitu, kau hanya akan pergi bersama dengan Eunbi." Hayoung mengernyitkan dahinya.
"Apa?! Eunbi? Jung Eunbi si kacamata itu? Andwae! Hayoung-ah kenapa kau meninggalkan Hana bersama dia? Kau tahu kan, rabunnya itu sudah parah! Apalagi ini di malam hari. Apa kau tega meninggalkan sahabatmu?!"
Tepat setelah Jungkook selesai bicara, semua mata tertuju pada posisi kami bertiga. Tak lupa sang pemilik nama Eunbi juga melemparkan atensinya pada Jungkook yang saat ini terlihat panik.
"Jungkook, sebaiknya kau meminta maaf sekarang!" Perintahku dengan berbisik.
"I-itu...hanya bercanda! Jung Eunbi kau terlihat sangat bagus ketika kau memakai kacamatamu!" Jungkook mengangkat dua jempolnya ke udara. Aku dan teman-teman lainnya tertawa melihat tingkahnya, apalagi ketika Eunbi mengabaikan Jungkook, itu membuat suasana semakin lucu.
"Haish, wanita itu memang tidak pernah tersenyum!" Gerutu Jungkook sembari mendaratkan bokongnya.
"Jungkook-ah, jaga ucapanmu! Lebih baik kau meminta maaf setelah ini. Jangan sampai kau membuat suasana perjalanan kelas kita menjadi canggung," Hayoung menoleh ke belakang.
"Nee, nee," balas Jungkook dengan nada malasnya.
Sejak dulu Jungkook memang tidak pintar dalam menghadapi perempuan. Entah kenapa, dia selalu berkata secara gamblang pada anak perempuan. Maksudku, ia hanya bisa berbicara halus padaku. Apa karena dia sudah dekat denganku sejak kecil jadi, ia terbiasa denganku? Bahkan Jungkook dekat dengan Hayoung karena ia adalah teman dekatku, mungkin jika tidak, Jungkook hanya memiliki satu teman perempuan, yaitu aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't you be mine? (COMPLETED)
Fiksi PenggemarPernahkah kalian menyukai kakak kelas diam-diam? Jika iya, pasti yang bisa kalian lakukan hanyalah memandanginya dari jauh, begitupun dengan Min Hana. Seorang siswi yang terobsesi dengan kakak kelas, tetapi perasaan yang ia miliki tidak pernah dike...