XIX. Undescribable

127 37 42
                                    

HANA P.O.V

"Kalau begitu, Oppa tunggu disini! Aku akan membeli minuman."

"Baiklah."

Aku meninggalkan Jimin  kemudian menuju food truck. Ketika hampir sampai, suara nyaring tertangkap oleh telingaku dan berhasil menarik perhatian. Sontak aku mencari darimana sumber suara itu.

Seorang anak laki-laki bersurai sweater pororo memeluk tubuhnya sambil berjongkok. Tak lupa cairan putih dimatanya ikut menetes disertai suaranya yang melengking. Sepertinya dia masih dibawah umur 5 tahun, aku penasaran apa yang membuatnya menangis sendirian.

Baru beberapa langkah, anak itu menyadari kehadiranku lalu spontan mengangkat kepalanya, matanya terlihat sembab. Aku menyejajarkan tubuhku dengan miliknya agar ia dapat melihatku dengan jelas. "Dik, ada apa? Apa semuanya baik-baik saja?" Aku mencoba untuk ramah. Namun, tidak ada balasan darinya selain suara sesenggukkan. Sesekali ia pun mencoba menghapuskan air mata miliknya.

"Aku bukan orang jahat, noona disini juga ingin berjalan-jalan. Kalau noona boleh tahu, dimana orang tuamu?" Tanyaku kembali.

Dengan suara yang tidak teratur ia menjawab, "A-aku tidak tau eomma dimana, tadi ketika eomma pelgi ke toilet, aku lihat balon yang telbang lalu aku mengejalnya tapi sekalang aku kehilangan eomma. Huwaa..."

Mendengar tangisannya semakin menjadi, akan bohong jika kukatakan aku tidak panik. Ditambah tatapan orang yang berlalu lalang memandangiku. "Lalu dimana appa mu?" Aku mencoba mengelus lembut kepalanya. "Appa tadi masih mengulus balang bawaan kami, ketika aku ingin mencalinya aku tidak bisa menemukannya, huwaa..."

"Ayo, noona bantu mencari appa dan eomma mu!" Ajakku. "Sebelum itu, agar kau semangat noona belikan minuman, ya?" Aku menatap manik matanya yang kecoklatan.

"Appa bilang aku tidak boleh ikut dengan olang yang akan membelikan sesuatu sebagai gantinya."

Aku tersenyum dengan tingkah laku anak balita ini. "Haha, kau memang pintar! Tetapi noona benar-benar bukan orang jahat. Jika adik tidak percaya, kau bisa membawa handphone noona, untuk berjaga-jaga jika noona melakukan suatu kejahatan. Jadi, kau bisa menelpon polisi." Aku menyerahkan handphone milikku. Akhirnya anak itu mengangguk dan menerimanya.

~

Dia terlihat lebih tenang dari sebelumnya. Bahkan saat ini ia memegang tanganku sembari meminum ice tea miliknya.

"Jimin! Eoh, siapa itu?" Atensiku beralih pada seorang pria tua berbadan tinggi dengan balutan kemeja abu-abu yang sedang berbincang dengan Jimin.

"Appa!" Tanpa sadar anak tadi berlari meninggalkanku. Ia menuju pria yang aku bicarakan tadi. Raut wajah lega terlihat pada pria asing itu. Berbeda dengan ekspresi jimin yang tidak dapat diartikan olehku.

Aku pun mendekati Jimin, "Oppa, ini minumanmu." Sontak pria paruh baya itu menoleh ke arahku sekilas, kemudian memandang Jimin sambil berkata, "Pacarmu?"

Aku tersedak saat mendengarnya. Melihat Jimin yang hanya diam akhirnya aku berkata, "Bukan! Maksudku belum, ahjussi," aku tidak peduli dengan respon Jimin. Untung saja aku masih bisa menjawabnya.

"Oh, begitu. Terima kasih, ya telah membantu anakku. Minkyu, ucapkan terima kasih!" Perintah ahjussi kemudian dengan sopan anak balita yang dipanggil minkyu itu langsung membungkukan badannya, "kamsahamnida." Sudut bibirku langsung terangkat melihatnya.

"Ah, dia anakku, masih berumur 4 tahun." Pria itu memandang Jimin seolah menjawab pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Jimin.

"Dimana eomma? Kau tidak bersamanya?" Ahjussi kembali mengarahkan pandangannya pada Minkyu. Terlihat bola mata anak balita itu dipenuhi oleh tangisan yang hampir menetes. "Tadi aku mengejal balon dan meninggalkan eomma di toilet, maafkan aku, appa."

Ahjussi langsung menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari istrinya. Karena rasa penasaran yang tidak bisa ditahan, aku memutuskan untuk bertanya pada Jimin. "Oppa, siapa dia? Kerabatmu?" Jimin dengan nada datarnya menjawab, "Appaku." "Oh, appa...eh, appa kandung?!" Spontan Jimin menutup mulutku dengan tangan miliknya.

"Yeobo!" Suara wanita dari arah berlawanan tiba-tiba terdengar. Kami semua menoleh untuk mencari asal suara itu. Wanita bersurai dress navy yang anggun terlihat berlari kecil menghampiri kami sambil memegang perutnya yang besar. Ya, sepertinya dia masih mengandung.

"Yeobo! Kau seharusnya tidak perlu berlari!" Ahjussi mengenggam tangan wanita berambut pendek yang masih terengah-engah itu.

"Aku sangat khawatir tidak bisa menemukan kalian. Minkyu kau tidak apa-apa, kan?" Wanita itu membungkukan badannya untuk meneliti kondisi putranya.

"Iya. Minkyu baik-baik saja, maafkan aku eomma."

"Tak apa. Kau baik-baik saja itu sudah cukup, Minkyu." Wanita itu memeluk Minkyu dengan erat.

'Keluarga yang hangat' batinku. Namun, aku tidak bisa mengabaikan pandangan Jimin yang berada di sebelahku. Aku tidak tahu harus memberikan respon seperti apa saat ini. Karena tak kuasa, aku hanya menundukkan kepala.

"Aku penasaran." Suara jimin lirih.  Aku mendongakkan kepalaku. "Apakah saat eomma hamil aku dulu, appa memperlakukannya dengan perhatian seperti itu?" Sambung Jimin.

Jelas bahwa Jimin sedang menahan tangisannya agar tidak menetes. Ia berusaha sekuat itu untuk menyembunyikannya. Benar. Siapa yang tidak sakit ketika melihat anggota keluarganya memiliki keluarga baru?

Aku meletakkan tanganku diatas kepala Jimin. Dengan sedikit menjinjit aku mengelus rambut kepalanya dengan perlahan. Ia menoleh sambil menatapku. Aku membalasnya dengan senyuman. Lalu aku berkata, "Mereka pasti bersyukur karena kehadiran oppa di dunia ini."

.
.
.

Halo! Aku kembali lagi! Bagaimana bab kali ini? Buat kalian yang udah follow igku pasti tau kan spoileran yang aku kasih? Iya! Anak kecil yang kemarin adalah role model yang kupakai buat sosok Minkyu! Yuhuu perkenalkan si adik Jimin yang comel ini😍

Halo! Aku kembali lagi! Bagaimana bab kali ini? Buat kalian yang udah follow igku pasti tau kan spoileran yang aku kasih? Iya! Anak kecil yang kemarin adalah role model yang kupakai buat sosok Minkyu! Yuhuu perkenalkan si adik Jimin yang comel ini😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Btw buat kalian yg penasaran sama igku boleh kok yuk mutulan atau follow aja juga boleh😗 jangan lupa vote dan komennya, yaa💜

Can't you be mine? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang