HANA P.O.V
Aku mengelus rambut Jimin perlahan, mata kami saling bertemu dengan menunjukkan tatapan yang cukup instens. Sampai akhirnya kehadiran ahjussi menginterupsi kita berdua. Aku yang peka akan gestur ahjussi seolah ingin berdua besama Jimin, akhirnya mencoba memberikan mereka waktu berdua.
"Oppa, aku akan menunggu di tempat duduk sana." Jimin pun mengangguk dan berjalan menjauh bersama ahjussi.
JIMIN P.O.V
Aku mendatangi posisi appa dengan istri barunya dan anaknya. Mengabaikan rasa canggung diantara kami, aku memberi salam sambil membungkukan badanku, "Annyeonghasseo, saya Jeon Jimin." Kemudian appa merangkulku sembari memperkenalkanku pada keluarga barunya. "Kenalkan, dia anakku. Minkyu beri salam, dia hyungmu."
"Hyung?" Anak laki-laki berbaju pororo itu memiringkan kepalanya seolah menganalisa diriku. Entah kenapa aku gugup dengan tingkahnya. "Wah, dia tampan, sama sepertiku! Halo, hyung!" dengan sigap Minkyu memelukku, sebenarnya ia merangkul kakiku karena tubuhnya yang kecil. Aku terkejut dengan responnya.
Tanpa sadar aku tersenyum, kemudian langsung berjongkok agar dapat menyamai tinggi badan Minkyu. Dia memiliki eye smile sama sepertiku dan appa."Halo, Jimin. Perkenalkan, aku Seo Min Ah. Kau bisa memanggilku ahjumma atau senyaman Jimin saja," Wanita berambut pendek itu menunjukkan senyumnya yang ramah. "Nee," balasku sambil melempar senyuman.
"Aku akan bicara sebentar dengan Jimin, Yeobo. Kau dan Minkyu bisa tunggu di mobil dulu." Itu suara Appa. Tanpa sungkan Ahjumma tersenyum lalu menggandeng Minkyu untuk mengajaknya pergi.
"Ayo, Minkyu! Beri salam pada hyung."
"Shiro! (tidak mau) aku masih mau bersama hyung!"
Kami mengarahkan pandangan pada Minkyu yang terlihat kesal. Akhirnya appa memberi tatapan seolah kode untukku agar mengajak bicara Minkyu, akupun mengangguk paham. Aku kembali menyelaraskan tubuhku dengan tinggi badan Minkyu. Aku meraih tangannya yang mungil sembari mengelus punggung tangannya. "Minkyu, apa kau masih mau bermain dengan Jimin hyung?" Tanpa aba-aba ia langsung menggerakkan kepalanya keatas dan kebawah, tanda setuju. Aku terkekeh.
"Kalau begitu, besok kita akan bertemu lagi!"
"Jinnja-eyo?! Aku ingin belsama hyung dan menunjukkan mainanku! Aku punya banyak mobil dilumah!"
"Hahaha, baiklah. Minkyu anak yang pintar! Pasti appa dan eomma sangat bangga padamu."
"Iya! Jika sudah besal Minkyu ingin menjadi pembalap! Hyung nanti akan aku belikan tiket yang ada emas-emasnya bial beda sama yang lain!" Ujar Minkyu.
Tawaku kembali meledak karena tingkah menggemaskan Minkyu. Aku mengelus rambutnya perlahan. Jadi, seperti ini rasanya memiliki adik? Aku juga ingin kembali bertemu dengannya. Netraku menangkap appa yang berdiri sambil menunjuk pada jam di pergelangan tangannya, aku hampir lupa kalau aku diperintahkan untuk menenangkan Minkyu yang tadi hampir menangis.
"Baiklah, sekarang Minkyu bersama eomma dulu, ya?! Eomma sudah menunggumu."
"Nee, Jimin Hyung. Ah, Minkyu hampil lupa! Noona cantik tadi menyelahkan benda ini pada Minkyu, tolong hyung belikan padanya, ya?!" Minkyu memberikan benda persegi panjang dari sakunya itu padaku, kemudian ia kembali berlari menuju ahjumma sembari melambaikan tangannya padaku.
Aku menatap benda pipih tadi, pasti ini handphone milik Hana. Tanpa sengaja aku menyentuh layarnya yang menyebabkan benda itu menyala. Wallpaper yang terpasang membuatku tertegun, aku tidak sadar bahwa Hana mengambil gambar ini. Gambar saat kencan pertama kami, itu membuat sudut bibirku terangkat setelah melihatnya.
"Dia berarti, bukan?" Suara appa berhasil mengecohku. Langsung kumasukkan handphone Hana ke dalam saku.
"Eoh? Siapa?"
Appa meletakkan tangannya di pundakku dan sedikit menekannya, tak lupa dia menatap kedua bola mataku. "Kau tahu, Jimin. Kau sudah dewasa." Aku menaikkan salah satu alisku, tidak mengerti apa yang dimaksud oleh appa.
"Kemarilah, kita berjalan sejenak."
Aku berdiri disamping appa dan mengikutinya berjalan dengan pelan. "Bagaimana kabar, appa?" Aku memulai percakapan.
"Baik, kau pasti terkejut karena sekarang appa sudah memiliki keluarga baru, ya? Dan kulihat kau masih menggunakkan marga appa." Appa mengarahkan pandangannya padaku, aku hanya menunduk dan tersenyum tipis.
"Appa tidak masalah dengan hal itu, karena semua tergantung pilihanmu." Appa kembali menengadahkan kepalanya keatas langit. "Jimin, seperti inilah hidup. Kita sebagai manusia memang membutuhkan orang lain. Appa tidak ingin kau merasakan penyesalan seperti apa yang pernah dirasakan oleh appa." Sambung appa.
'Appa menyesal telah bercerai dengan eomma?' Batinku bertanya-tanya.
"Kau tahu, saat itu merupakan masa yang sulit bagi appa dan eomma hingga kami akhirnya bercerai tanpa memikirkan perasaanmu. Akan bohong jika appa mengatakan tidak menyesal setelah meninggalkan kalian berdua demi bisnis appa. Namun, appa bersyukur saat ini kau dan eomma sudah memiliki keluarga baru, begitu juga dengan appa."
Aku hanya diam mendengarkan perkataan appa.
"Yang ingin appa katakan adalah, jangan sampai menyesal karena keegoisanmu." Appa berhenti dan mengarahkan atensinya pada kedua mataku. Aku menjawabnya, "Apa maksud appa?"
"Gadis itu pasti sangat menyukaimu. Tanpa sadar, kau juga sudah menyukainya, Jimin. Hanya saja kau menolak untuk mempercayai perasaanmu itu."
"Ah tidak, aku dan dia hanya-"
"Jimin," appa kembali menyentuh pundakku, kali ini dengan kedua tangannya.
"Ketahuilah perasaanmu yang sebenarnya. Jangan sampai kau melepaskannya begitu saja."
Tanpa sadar jantungku berdegup dengan kencang lalu wajah Hana terlintas dalam pikiranku.
"Anak appa ternyata sudah dewasa, ya!" Appa mengacak-acak rambut kepalaku. Aku terkekeh dengan tindakannya. "Appa juga sudah terlihat tua karena aku yang semakin dewasa," gurauku. Kemudian kami berdua pun tertawa bersama.
Entahlah. Sejujurnya aku masih mencoba untuk mencerna perkataan appa. Benarkah aku memiliki perasaan pada Hana? Jika memang iya, apakah aku pantas untuk memilikinya setelah apa yang kulakukan padanya?
Sebenarnya bagaimana perasaanku padanya?
.
.
.Halo! Bagaimana bab kali ini?💜 aku kembali lagii, akhirnya bisa kembali update... Walaupun semakin kesini pembaca semakin berkurang tapi gapapa, deh! Karena aku menulis untuk hobi tapi aku akan sangat menghargai dukungan kalian pada karyaku😭 jadi, jangan lupa vote dan komennya, yaa❤ Oh iya buat kalian yang mau PAS semangat yaa!😘 Karena aku juga bentar lagi PAS nii huhuu😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't you be mine? (COMPLETED)
FanfictionPernahkah kalian menyukai kakak kelas diam-diam? Jika iya, pasti yang bisa kalian lakukan hanyalah memandanginya dari jauh, begitupun dengan Min Hana. Seorang siswi yang terobsesi dengan kakak kelas, tetapi perasaan yang ia miliki tidak pernah dike...