Aku menatap langit-langit di kamar. Kata-kata Jimin masih terngiang dalam kepalaku. Entah kenapa aku bingung saat Jimin melontarkan kalimat itu. Aku belum mengerti mengenai percintaan.
"Belum tidur, nih?" Suara eomma berhasil mengalihkan pikiranku. Spontan aku langsung bangun dari tempat tidurku dan berlari ke pintu kamar.
"Eomma, keluarlah," aku berusaha untuk menahan pintu kamar.
"Ada apa ini? Kenapa setelah kenal dengan cowok, eomma tidak boleh masuk ke dalam kamar putri eomma sendiri?" Eomma menaikkan alisnya.
"Ah, tidak. Bukan begitu, aku ingin tidur," dustaku.
"Apa eomma tadi mengacaukan pembicaraanmu?" tanya eomma penasaran.
Benar, aku jadi mengingat apa yang terjadi tadi. Alasan lain yang membuatku diam dengan pernyataan Jimin adalah karena eomma. Setelah Jimin mengatakan itu, eomma datang secara tiba-tiba dan membuat suasana menjadi canggung. Apa yang harus aku lakukan selain memberi kode pada Jimin agar segera pulang. Eomma memang tipe orang yang rasa penasarannya sangat tinggi.
"Ah, eomma kenapa harus pulang jam segini," rengekku.
"Loh, eomma tidak boleh pulang begitu?"
"Bukan begitu," aku menundukkan kepalaku.
Eomma tertawa kecil melihat responku. Lalu eomma berkata,
"Kenali dia lebih dulu, jangan gegabah dalam menentukan pilihan."Aku mengangkat kepalaku dan menemukan senyuman di wajah eomma. Ternyata eomma mendengarnya. Harus kuakui aku malu mengetahui fakta bahwa eomma mendengar ucapan Jimin. Tetapi, melihat respon eomma, aku lega karena ini pertama kalinya eomma memberiku saran mengenai cowok.
"Dia sangat sopan, loh saat pamit pada eomma tadi. Ditambah wajahnya yang ganteng, boleh juga, ya!"
"Ah, eomma...." aku mendorong eomma agar segera keluar dari kamarku.
Aku kembali merebahkan diri diatas kasur. Entah jawaban apa yang harus kupilih. Aku hanya bisa berdoa, semoga saja besok aku tidak bertemu dengan Jimin.
~
Bel istirahat berbunyi, sampai sekarang aku belum melihat Jimin dan untungnya dia tidak mendatangi kelasku.
"Hana, kau sedang apa? Makan makananmu, nanti keburu masuk, nih," Hayoung menggeser piring makananku.
"Ah, iya, sebentar," jawabku sambil mengangkat kepalaku ke arah pintu masuk kantin. Berjaga apabila Jimin tiba-tiba datang.
"Hei, kalau kau tidak memakannya aku yang akan habiskan, loh" ujar Jungkook.
"Jungkook-ah!" Aku menoleh pada Jungkook.
"Hana?"
Suara yang tidak asing tiba-tiba terdengar dari belakang punggungku. Suara yang tidak ingin kudengar. Sorotan mata siswa-siswi lainnya yang ikut menatapku, membuat diriku semakin yakin dengan sosok pemilik suara ini.
"Oy! kau dipanggil tuh," Jungkook mengarahkan bola matanya ke arah belakangku.
Dengan cepat aku membalikkan badanku. Entah apa yang terjadi setelah ini, yang terpenting aku sudah cukup menyiapkan diriku hari ini.
~
"Jadi, apa jawabanmu?" tanya Jimin to-the-point.
"Oppa aku..."
Aku masih bingung dengan jawaban yang harus kupilih. Ucapan Eomma semalam berhasil membuatku bingung dan berpikir dengan keras untuk ini. Maksudku, setelah lebih dari 5 tahun akhirnya cowok yang kusukai menyukaiku juga, tapi kenapa sekarang aku justru bingung dengan jawabannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't you be mine? (COMPLETED)
FanfictionPernahkah kalian menyukai kakak kelas diam-diam? Jika iya, pasti yang bisa kalian lakukan hanyalah memandanginya dari jauh, begitupun dengan Min Hana. Seorang siswi yang terobsesi dengan kakak kelas, tetapi perasaan yang ia miliki tidak pernah dike...