IV. Same

290 87 148
                                    

'Hari ini cuacanya cerah,' batinku terpukau. Aku melihat pemandangan luar dari tempat dudukku.

"Hana! Kau mau ikut ke kantin tidak?"

"Eoh Jungkook? Aku tidak berselera," Aku menoleh ke sumber suara.

"Ayolah! Sejak kemarin kau sudah tidak ikut kami ke kantin, ayo sekarang ikut!"

"Iya, ayo Hana-ya. Aku rindu kita saling menyelip untuk mendapatkan minuman kesukaan kita!" Ajak Hayoung sambil menarik salah satu tanganku.

Aku pun mengarahkan pandangan kepada mereka.
Melihat bagaimana raut wajah kedua sahabatku yang khawatir, aku menjadi semakin tidak enak. Akhirnya aku memutuskan untuk bangun dan ikut pergi ke kantin bersama.

Ya, aku harus melupakan apa yang terjadi semalam.

Semalam salah satu teman Jimin yang bernama Taemin akhirnya datang menjemput. Aku mengetahui namanya saat Jungkook sedang memastikan bahwa orang itu memiliki nama sama dengan apa yang tertulis di kontak Jimin.

Setelah itu mereka pun pergi dengan taksi. Lalu menyisakan aku dan Jungkook yang berjalan bersama, diam tanpa suara. Jungkook tidak mengajakku berbicara saat itu, mungkin dia mengerti atau dia memang tidak berani memulai obrolan setelah melihat diriku yang tidak mood.

Setelah bis datang aku pun pamit dan meninggalkan Jungkook di halte. Dari saat itu hingga sekarang aku masih penasaran dengan kata yang diucapkan Jimin, yaitu 'Noona'.

Apakah dia kakak perempuan Jimin? Ataukah teman sekelasnya yang lebih tua? Atau guru lesnya dulu? Ahh, entahlah itu membuatku menjadi semakin tidak mood.

Suasana kantin sudah cukup sepi, mengingat jam makan siang sudah dimulai beberapa menit yang lalu. Tinggal tersisa beberapa siswa yang masih mengantri untuk mengambil makanan.

Seperti biasa kami duduk bersama di salah satu meja. Kali ini pembicaraan dimulai dengan cerita Hayoung yang dengan bangga memamerkan prestasi idol kesukaannya. Ia bercerita kalau lagi-lagi BTS mengalahkan rekor. Entah sampai kapan Hayoung akan menjadi fangirl, tapi melihatnya bersemangat seperti ini, itu cukup menjadi hiburan kecil bagiku.

"Oh itu dia!"

Ketika aku hendak memakan suapan pertamaku, aku mendengar suara yang tidak asing mendekati meja kami.

Aku pun mengangkat kepalaku. Dan benar saja, kalau itu adalah suara milik Taemin. Ia bersama Jimin mendekati meja kami, tepatnya mereka duduk disamping Jungkook.

"Maaf, tapi kami sedang makan disini," ucap Jungkook sinis.

"Ah, iya maaf. Temanku, Jimin mau bicara tentang apa yang terjadi tadi malam," jawab Taemin.

"Iya. Aku ingin minta maaf mengenai apa yang terjadi tadi malam. Pasti itu merepotkan kalian. Ah ini sangat memalukan.."

"Ya, Apa yang terjadi tadi malam? Jangan bilang kau tiba-tiba menyerang rumah Jimin?!" Bisik Hayoung tiba-tiba.

"Yang benar saja, Hayoung!" Balasku.

"Ti-tidak apa-apa Jimin Sunbae," jawabku pada Jimin sambil sedikit membungkuk.

"Tidak perlu memanggilku Sunbae, kita kan sudah sering bertemu, Ha-Na?"

"I-iya benar. Min Hana," balasku gugup.

"Kau bisa memanggilku dengan sebutan Oppa," Jimin tersenyum hingga kedua matanya menyipit.

Oppa?! Omo! Tanpa sadar sudut bibirku sedikit terangkat karena mendengar hal ini.

Can't you be mine? (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang