33; Selamatkan Obelia

2.8K 226 11
                                    

"Bedebah sialan! " Ijekiel mendesis tajam. Undied tidak ada habis-habisnya. Berapa lama lagi waktu yang bisa mereka ulur? Ijekiel menoleh kearah Thalia. Mana gadis itu juga sudah berkurang sedikit demi sedikit. Jika seperti ini terus, mereka bisa tersudut.

Sial, sial, sial.

"Thalia. " Ijekiel mundur teratur. Punggungnya berdekatan dengan punggung Thalia. Thalia menoleh sedikit, perhatiannya lebih tersedot pada Undied di depannya. "Apa? "

"Bagaimana ini," Ijekiel tersedak. Kakinya melompat kala dua Undied sekaligus menyerangnya. Tubuh seperti manusia hitam pekat dengan mata merah menyala itu dengan  cepat Ijekiel tebas, menjadi dua dan menguap.

Thalia merunduk, menghindar dari tangan panjang yang hendak meraihnya. Perhatian terbelah. "Alihkan mereka sebisa mungkin, Jenderal. "

Ijekiel mengeratkan pedangnya. "Sampai kapan? Sampai prajurit kita mati semua?"

"Komandan, musuh semakin banyak. 50 prajurit tumbang. "

"Komandan, ada sekitar 12 Undied besar kearah kita. Bagaimana kita mengadapi musuh sebanyak ini?! "

"Komandan--"

Thalia berteriak murka. "BERISIK! AKAN KUMUSNAHKAN MEREKA SEMUA!"

"JIKA KALIAN MEMANG PENGIKUT OBELIA! KALAHKAN ANASTACIUS! "

***

Perang memanas. Dan, yang bisa Athanasia lakukan hanya menunggu.

Menjijikkan. Menyebalkan.

BRAK

"Sampai kapan aku harus menunggu?! " Suara retakan terdengar mengerikan. Darah meneted pada kepalan tangan Athanasia. Dengan panik, Jennette mendekat mengkhawatirkannya. "Tuan Putri, tangan anda.. "

SRING

Jennette terdiam kaku. Manik berlian yang bersinar tajam meliriknya membuat Jennette seolah terlempar jatuh kedalam jurang.

"Athanasia, tenanglah. " Lucas mencoba menengahi. Dengan alis bertaut, pemuda itu menyentuh bahu Athanasia menyadarkannya dari perbuatan yang dia lakukan. "Tunggulah sebentar lagi.

"Sampai kapan?! " Jeritnya lagi. "Sampai keluargaku mati?! "

Jennette menutup mulut, terpaku. Matanya memanas. "Tu-tuan putri..? "

"Jika aku tidak maju sekarang, Thalia akan mati! " Athanasia mendorong dada Lucas dengan keras. Sementara pemuda itu mengernyit tak paham dengan perkataan gadis itu.

"Jadi, biarkan aku bertarung!"

"Apa.. maksudmu? "

"Thalia diambang batas, Lucas. Undied menyerap sihir putih miliknya tanpa diketahui. Jika Thalia gagal, maka selanjutnya Ijekiel. "

Lucas masih belum mengerti. Bagaimana Athanasia tau tanpa melihat langsung?

"Bagaimana kau tau? " Bahkan, untuk penyihir menara seukuran Lucas, Athanasia bisa melampauinya.

Bergeming. Tidak ada jawaban.

Athanasia mengatupkan bibir.

"Yang Mulia! " Pekikan Felix terdengar dari luar. Ketiganya mengalihkan atensi pada Claude yang baru saja masuk dengan suara bedebam pintu, dibelakangnya Felix mengikuti.

"Ada apa, Ay--Yang Mulia? " Jennette mengigit bibir. Athanasia menoleh sesaat. Bertingkah tidak peduli.

"Aku akan maju. " Claude mengatakannya, bahkam tanpa satu tarikan nafas. Athanasia berkedip lugu.

Felix menggeleng keras. Pemuda yang menyandang gelar ksatria raja itu tetap tidak mengizinkan Rajanya berperang. "Tapi, Yang Mulia.."

Ayah dan anak sama saja. Lucas menarik nafas lelah.

Ini dia!

Athanasia mengulas senyum miring. "Pas sekali. Bagaimana jika kita..."

"Asal kau tidak berjauhan denganku. "

Ah, ingin sekali Lucas dan Felix mengarahkan satu pukulan pada pasangan ayah-anak ini. Mereka berdua benar-benar..

Claude tentu tau mengapa mereka harus menunggu lebih lama. Kekuatan Athanasia belum bangkit sepenuhnya, dan sebagai Raja, Claude tidak boleh gegabah. Jika Claude gugur maka Anastacius akan semakin lancang.

Tapi, kali ini mereka tidak memiliki pilihan lain.

Jika mereka tidak melangkah maju maka Obelia bisa kalah dibantai.

Mereka harus bergegas.

"Ayo berangkat. "

Kini, giliran Claude de Alger Obelia dan putrinya, Athanasia de Alger Obelia yang pergi ke medan perang. Bersama Lucas dan Felix yang masih bergerutu kecil melihat kekompakan keduanya.

Dan, meninggalkan Jennette yang mematung dengan tangan terkepal. Bibirnya berkedut. Hatinya berkecamuk.

Lagi-lagi.

Who Made Me a Princess (fanfic#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang