"Hyung, apakah kau akan meninggalkanku? Sama seperti buah apel yang masak dan meninggalkan pohonnya?"
- Sehun –
.
.
.
(Author **** POV)
Nampak wajah sedih pemilik marga Park itu, dia melihat sang kakak yang berbaring tak berdaya. Wajah pucat yang menggambarkan penderitaan akan sakitnya. Sang adik ingin berteriak dan menggerakan tubuh itu berharap cara yang biasa ia lakukan untuk membangunkan sang kakak tidur berhasil. Mungkin saja sang kakak terlalu mengantuk dan memilih tidur. Mengabaikan dirinya yang sudah sepuluh menit disini, ngomong-ngomong suasana sepi. Tidak ada ayah dan ibu yang menungguinya, atau sang kakak yang habis babak belur karena Kyungsoo hyung yang menjaganya.
"Chan chan hyung bogoshipo...." yang muda merindu, dia hanya bisa meremat kedua tangannya. Tak berani menyentuh sang kakak, hingga kepalan tangannya pun memutih. Sehun merasa jika dia pasti akan merasa bersah pada sang kakak paling tua. Ya, Suho terlalu menyeramkan jika amarahnya memuncak. Membuat dia ingin menangis dan tak bisa memberhentikan airmatanya. Beruntung jika Kyungsoo mau memberi jaminan pada kakaknya sehingga dia bisa bertemu dengan Chanyeol meski keadaannya seperti ini. juga, menggunakan waktu yang tak lama.
"Chan hyung sakit apa? apa Chan hyung bercukur, aku... kemana rambut lebat milik Chan hyung. hyung tidur lama sekali, padahal ada aku disini." Sehun ingin mengeluh dan bermanja, dia tipe manja jika berada disamping namja tersebut. hanya saja suasana tidak pas dan membuat Sehun menyimpan rindu dan tingkahnya. Ia ingin menghormati sang kakak dan tidak menimbulkan masalah seperti apa yang dikatakan sang kakak ketika ujaran kebencian datang padanya. Selama ini diam, agar semua orang tak bertambah marah, mentertawakan dia dan meludahinya seperti apa yang ia terima. Sayang, sang kakak juga tak tahu sebagian dari kisah pilu sang adik.
Sehun memang sabar, dengan manusia dan dunia yang semakin beringas dengannya.
"Sehun baik saja hyung, kalau Chan hyung baik saja kan?" Sehun sangat merindukan sang kakak, rasa penasarannya jauh lebih besar dengan kedua mata yang menatap polos sang kakak. kedua tangannya bergerak, menyentuh tangan sang kakak dan melihat bagaimana jemari yang selalu menyemangatinya itu berwarna putih pucat.
Tak ada jawaban, membuat Sehun semakin khawatir saja. "Oh hyung tanganmu dingin." Betapa terkejutnya namja muda itu, dia yang tak tahu apa yang terjadi dengan kakaknya langsung melakukan suatu hal. Dia mendudukan kedua pantatnya pada sebuah kursi yang tak jauh darinya, Sehun dengan segera mengambil tangan sang kakak.
Dia ingat bagaimana ibunya selalu menghangatkan tangannya ketika musim dingin, dia juga ingat bagaimana Chanyeol sang kakak selalu membuat susu coklat panas kesukaannya. Sebelum dia tertidur sang kakak juga selalu menemaninya tidur, mengusap kepalanya dan mengatakan hal yang menjadi impian Sehun.
"Hyung aku ijin meniupnya, kata eomma ini akan membantumu hangat." Anak yang begitu sopan, sekaligus adik yang begitu polos. Meski Chanyeol tak menjawab Sehun tetap saja mengajak berbicara sang kakak. Ini seakan Tuhan tak mengijinkan jika ruangan namja berlesung pipit ini sepi. Jujur, kedatangan sang adik membawa warna baru bagi Chanyeol yang tak sadarkan diri.
Meniup dengan pelan dan hembusan angin keluar dari mulutnya. Rasa hangat yang kian terasa, berharap jika sang kakak akan merasa nyaman. Biasanya Sehun akan tersenyum dengan nyaman dan selalu menyukai hal manja seperti ini, Sehun berpikir jika sang kakak juga akan mengajarinya.
"Hangat kan hyung?" dia tersenyum sangat manis, wajah tampan yang diturunkan oleh ayahnya. Tak ayal jika keluarga Park memang memiliki bibit unggul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fanfiction"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...