(Author *** POV)
"Aku tak tahu apa yang membuatmu bisa berada disini Sehun, tapi..."
Tangan itu bergerak, menggantikan sebuah handuk kecil di dahi namja yang tertidur lelap dengan baju hangat yang dipakainya. Tertidur di atas ranjang hangat dan besar, di dalam sebuah kamar dengan nuansa putih jangan lupa cahaya lampu yang terang memperjelas keadaan rumah tersebut.
"Kau mengingatkan aku dengan adikku Sehun..."
Kyungsoo mengulas senyumnya, sesekali menyingkirkan rambut hitam yang menutupi kelopak mata Sehun yang terlelap.
"Boghosipo..."
Hingga akhirnya kata rindu itu yang muncul dari bibirnya. Dan juga...
Tes...
Air mata yang jatuh dari dokter tampan dengan mata bulatnya...
Kyungsoo sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa kau mengatakan kata rindu? Saat ada Sehun di dekatmu?
Apakah banyak rahasia yang belum dikatahui....
Entahlah, tapi kuharap takdir segera membuka tabirnya. Semuanya...
Karena begitu banyak pertanyaan yang ingin sekali ditanyakan....
................
"Chanyeol...."
Suara lembut wanita, dengan isakan penuh kelegaan. Melihat gerakan kedua kelopak mata yang bergerak. Sebagai tanda kesadaran yang telah datang pada putranya. Ketidaksadaran yang terjadi tujuh jam bagaikan tujuh tahun baginya. Apalagi melihat tubuh terbaring lemah dengan selang infus juga masker oksigen yang menempel di bagian tubuh putranya membuat hatinya teriris sakit. Dan rasa sakit itu tak seberapa jika dia menggoreskan sebilah pisau tajam di lengan kanannya, melihat wajah pucat sang anak yang terlihat lemah justru membuat dirinya ingin sekali memberikan seluruh darah dan energinya asalkan dia mampu melihat sang putra sehat kembali.
Jika bisa maka wanita berstatus sebagai ibu dari namja dengan marga 'Park'nya itu akan melakukannya. Bahkan nyawanya sekalipun.
"eo...eomma..." begitu lirih dan lemah, saat kedua bibir itu bergerak di balik masker oksigennya. Tatapan sayu dengan kelopak mata yang sedikit menghitam nampak di kulit pucatnya. Tatapan lemahnya menatap sendu ke arah sang ibu.
Entah sejak kapan tangan kanan yang terpasang apik oleh selang infus itu terangkat, bergerak menggapai ke arah sang ibu yang mengulas senyum cantik namun sendunya. Dengan lembut tangan yang sedikit keriput itu bergerak, menyentuh telapak tangan sang anak kedua. Merematnya lembut, memberikan kehangatan dan ketenangan untuk anaknya. menatap keyakinan pada Chanyeol.
Apa kalian tahu, wanita dengan umurnya yang sudah mulai lanjut ini tahu apa yang dikhawatirkan sang anak. melihat manik mata sang anak yang terlihat tatapan khawatirnya, membuat sang ibu yakin. Bahwa, ada seseorang disana yang dikhawatirkan. Ada seseorang disana yang kini entah pergi kemana, seseorang yang menjadi penyemangat putranya untuk bertahan dari penyakit yang semakin lama menggerogoti tubuhnya. Membuat Chanyeol terbaring lemah seperti sekarang.
Bolehkah sang ibu berharap agar anak ketiganya cepat di temukan? Atau setidaknya berikan sebuah keajaiban agar sang anak disini. memeluk tubuhnya dan melakukan aegyo –nya. Meminta segelas susu coklat seperti beberapa hari yang lalu, mendengarkan celoteh riang sang anak ketiga yang selalu bersemangat. Terlintas dalam otaknya memori dimana sang anak bermanja dengannya kala sang ibu libur dari rutinitas kerjanya, mengingat bagaimana sang ibu yang menyuapi Sehun. Seoarang namja dewasa yang terlihat, namun dengan segala tingkah polos dan kekanakannya. Memiliki syndrome. Membuat dia berpikir bahwa dirinya adalah anak tujuh tahun dari usia sesungguhnya. Dan selamanya akan begitu, mengingat bagaimana syndrome itu tidak ada obat bagi pengidap.
![](https://img.wattpad.com/cover/117859358-288-k602766.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fanfic"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...