(Author **** POV)
Tap...
Tap...
Tap...
Chanyeol berjalan dengan tatapan kosongnya, pikirannya tidak fokus... hatinya menangis, dan dengan susah payah ia menahan air matanya agar tidak lolos dari kelopaknya. Ditatapnya sang ayah yang sudah berdiri menunggunya di tempat tunggu yang ada di lorong rumah sakit.
Chanyeol mengulas senyumnya, menatap wajah sang ayah yang mulai mengeriput...
'Tuhan... masihkah ada harapan untukku? Apakah aku tega meninggalkan ayah, ibu, hyung dan juga Sehun...'
Chanyeol menutup kelopaknya, membiarkan sang ayah menghampirinya. Entahlah rasanya tubuhnya benar-benar lemas, bahkan ia berharap semoga semua ini mimpi buruk...
Dalam hatinya ia menangis, rasa berat dan tak rela meninggalkan keluarganya...
Dan hal yang paling membuat ia semakin tertohok, saat ia mengidap penyakit ini cukup lama... berbagai obat dan juga cara ia lakukan, tapi apa? justru sakit itu makin parah, hingga akhirnya penyakitnya bertambah dan bertambah...
'Stadium empat...'
Dan satu kata yang ia ingat membuat dadanya sesak, dan menjatuhkan air matanya...
'Sehun, apa yang harus hyung lakukan...' Chanyeol hanya bisa menangis, dan memanggil nama sang adik dalam benaknya.
Dari kejauhan sang ayah hanya bisa melihat air mata anak keduanya, dan ia tahu apa yang menjadi titik kesedihan anaknya. Dia sangat tahu... apalagi Chanyeol adalah salah satu putra yang menjadi kebanggaannya.
"A...ayah..."
Dengan bibir bergetarnya namja tampan itu menatap gurat wajah sang ayah, dengan tatapan penuh ketakutan.
"Chanyeol...."
Brukkk....
Tes...
Tes....
Tes....
Lagi da lagi...
"Hikksss.... hikkkss...."
Taptaptaptap...
"Chanyeol??!"
Direngkuhnya tubuh sang anak, kala namja tersebut jatuh dengan lutut yang lemas juga linangan air mata. Ya, linangan dari anak keduanya, Park Chanyeol.
"Hikkss... ay...ayah... ayah... hikkss...hikkss..."
Tubuh itu bergetar, isakan itu terdengar membuat siapapun yang melihatnya merasakan yang namanya iba, baru pertama kali ini Chanyeol takut... baru pertama kali ini Chanyeol putus asa dan baru pertama kali ini Chanyeol kehilangan yang namanya sebuah harapan.
Kenyataan pahit yang ia terima membuat dirinya yang terus mencoba tegar mencapai titik akhir dimana asa dan juga harapan yang ia yakini hilang... tak berbekas bagaikan api yang membakar sebuah kertas. Meninggalkan abu dan hilang karena terpaan angin...
Apa yang ditakutkan seorang Park Chanyeol terjadi...
Dimana sebuah kematian dekat dengannya, dan Chaneyol takut akan hal itu....
Bisakah Chanyeol berharap dengan yang namanya sebuah keajaiban?
"Hikkss... ayah, ak...aku akan ma..mati hikksss... aku akan... hikkksss.... hikkksss..."
Semakin erat pelukannya pada sang ayah, semakin keras isakannya. Pilu terdengar di lorong rumah sakit, air mata itu jatuh....
Saat ini Park Chanyeol membutuhkan kekuatan... kekuatan untuk bisa bertahan dan kuat....
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
أدب الهواة"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...