"Thank for you meeting me i see you, always the same. Your thick scent that waited for me deeply rings in me..."
............................
(Author**** POV)
"Ahn hyung, bisakah aku meminta berkasmu?"
Namja dengan jas putih itu datang, membawa beberapa berkas di tangannya. Membuat seorang namja dengan kesibukannya mendongakan kepalanya, ternyata yang datang adalah seorang dokter yang berada di bawah tingkatnya.
"Oh Kyungsoo, maaf kau tadi bilang apa?" mengernyitkan alisnya.
Tersenyum, sembari menaruh dokumen kesehatan yang ia bawa. "Bolehkah aku meminta berkas materimu kemarin, yang sempat kau gunakan untuk sosialisasi beberapa waktu yang lalu." Terduduk, tepat di depan sang senior.
"Ah, berkas itu. tentu saja, kau bisa menggunakannya sesukamu." Bergerak, merogoh lacinya. Saat di dapati sebuah map berwarna merah, diletakannya map merah berisi berkas-berkas yang sempat ia buat.
"Terima kasih Ahn hyung, jika selesai aku akan mengembalikannya." Menerima dengan senang hati, terlebih Kyungsoo mengulas senyumnya. Sekedar memberi hormat untuk dokter yang sudah berpengalaman di depannya. dengan sebuah anggukan, dokter dengan name tag Ahn Jae Hyun itu menganggukan kepalanya.
"Tapi kau bisa mengambilnya jika kau mau."
Kyungsoo tersenyum, sekali lagi memberikan rasa hormat kepada seniornya.
"Aigoo, kau itu sangat formal padaku. Cobalah bersikap biasa terhadapku, hem?"
Menaruh lengannya, di pundak sang dokter muda. Merangkul Kyungsoo dengan akrab. Tak terasa hawa keakraban terasa diantara mereka berdua.
"Hyung bisakah aku meminta bantuan padamu?" tiba-tiba Kyungsoo teringat sesuatu.
"Tentu saja, apapun untuk dongsaeng pororo ini." karena gemas, tangan itu terulur mencubit pelan pipi sang dokter muda yang justru mendapatkan pelototan tak suka dari sang empu. Ya, Kyungsoo tahu apapun yang dilakukan seniornya hanyalah sebuah candaan biasa.
Terkadang keduanya bisa menjadi layaknya kakak dan adik. Tentu saja, pekerjaan lah yang membuat mereka dekat, apalagi Kyungsoo terkenal sebagai dokter yang ramah dan loyal. Membuat Jae Hyun nyaman dan bisa mengandalkan Kyungsoo jika banyak pekerjaan.
.....................
Siang semakin terik, semburat cahaya matahari yang memberikan hawa panas begitu terasa. Namun, tak menghentikan aktifitas orang-orang dalam pekerjaan mereka. Mengabaikan hawa panas mereka karena kegiatan yang terlanjur mencuri hati mereka. Beberapa ada yang duduk bersantai di bangku taman, menikmati sebuah minuman dingin di tangan mereka. Sekedar menghilangkan dahaga panas mereka.
Ya, dahaga...
Glek!
Suara tenggorokan yang menelan ludah, melihat dua orang pasangan kekasih yang sibuk menikmati minuman mereka. Terlihat jelas di netranya bagaimana kedua bibir itu mengapit sedotan minuman mereka. Apalagi membayangkan bagaimana dinginnya teh botol yang mereka tegukan di tenggorokan mereka. Oh.. membayangkannya saja membuat seorang namja dengan sweater merah mudanya itu terpaku pada mereka. Oh bukan, tapi pada minuman yang mereka genggam.
Menjilat kedua belah bibir merah muda yang sedikit mengering, menatap ingin ke arah dua cairan menyegarkan itu. sedikit menggigit bibir bawahnya, saat merasa lapar dan haus secara bersamaan.
"Lapar..." cicit Sehun sembari mempoutkan kbibir bawahnya, memainkan kedua jemarinya.
Sejujurnya, duduk disini sangat membosankan. Apalagi saat Kyungsoo meminta agar Sehun berada disini menghabiskan waktu sampai Kyungsoo datang menjemputnya. Terdengar suara teriakan dan juga canda tawa anak-anak di sekitar, entah itu bermain kejar-kejaran, ataupun ada yang bermain dengan teman sebayanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fanfic"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...