All To Well (59)

738 57 16
                                    

"Katanya semua akan baik saja, berharap bahwa yang terjadi hanya bagian dari kisah suatu mimpi. Harapan tetap harapan adakah suatu kesempatan?"

(Author **** POV)

7 September...

Sehun membuka kedua matanya saat biasan cahaya mengenai retinanya. Sudah satu tahun lamanya dia menetap disini dengan Kyungsoo. Seorang dokter muda yang kini sudah di sebut sebagai dokter hebat dalam rumah sakit tempat dia bekerja. Sementara dia mendengar suara deru mesin pemotong rumput dan bau khas embun pagi.

Sekarang hari libur tapi dia sudah biasa untuk bisa bangun pagi apalagi akan ada hal spesial dalam setiap harinya. Di bawa kakinya ada sandal berbulu lembut dan halus, merupakan benda favoritnya untuk berjalan di atas dinginnya lantai. Kyungsoo yang masih terbaring nyenyak di atas tempat tidur dengan wajah masih sedikit belum mengantuk tanpa dibasahi air.

Sehun langsung menjatuhkan tubuhnya pada gumpalan tubuh dalam selimut itu. Dia bergerak dengan lincah saat berusaha membangunkan tubuh itu dengan berseru riang.

"Kyungsoo Hyung, ayo bangun! Ini sudah pagi, bangunlah apakah Kyungsoo Hyung mau dipatuk ayam?"

Mungkin maksut Sehun adalah rejekinya akan dipatuk ayam. Tapi itulah kelebihan Sehun karena apa yang dia katakan menjadi hal lucu bagi pendengar. Kyungsoo awalnya berada di dunia mimpi justru seperti ada dia dalam gempa yang besar. Semakin besar Sehun maka semakin berat beban tubuhnya.

Sedikit merintih dan mengeluh karena Sehun lupa bagaimana dia bisa membuat sesak. "Ayo... Kyungsoo Hyung, jangan buat aku marah eoh! Aku ingin kau bangun dan sarapan." Dengan cepat tubuh itu meringsut mundur dan menarik selimut itu agar tubuh itu menggigil dingin. Mungkin saja dia bisa bangun dan terganggu selain dengan suaranya. Tentu saja hal itu berhasil karena Kyungsoo bangun dengan kedua mata masih terkatup juga nyawa yang sepenuhnya belum terkumpul.

"Yeeeee Hyung sudah bangun.. yeeeee..." Langkah kaki besarnya berlari, terus memutar dalam ruangan kamar itu seperti terjebak pada Euphoria. Oke, sekarang dokter muda itu mulai terbiasa dengan alarm otomatis hidup kesayangannya. Hingga dia mendengar suara seseorang dari ambang pintu sebelah sana.

"Apakah kau akan mengganggu kakakmu, dia butuh tidur yang cukup Sehun. Hhh... Sepertinya ucapan ayah tak kau dengar." Sedikit pusing dengan kepala berat sebelah. Tapi dia juga tertawa ketika melihat wajah ceriah anak ketiganya. Setahun ini kesehatan Sehun semakin membaik bahkan jarang sakit, lalu dirinya sedikit berisi karena makan teratur. Dia seperti bocah bahagia sekarang, berbeda dengan beberapa tahun yang lalu.

"Aku melakukannya karena aku menyayangi Kyungsoo Hyung, dia kan harus bangun mumpung libur." Ocehan lucu dari Sehun adalah salah satu bentuk bagaimana dia menjadi penghibur orang di rumah. Selama ini Kyungsoo tinggal dalam rumah keluarga Park sementara rumahnya di gunakan oleh sepupunya yang kebetulan kuliah di universitas. Jadi dia merasa bahwa rumah yang dia pakai tidaklah kosong dan bisa membantu saudaranya itu.

Sehun nampak antusias dengan sesekali meloncat bahagia, takut jika namja muda itu jatuh membuat Kyungsoo langsung menasihatinya. "Hei jangan lakukan itu atau nanti kau jatuh." Kenapa ucapan Kyungsoo seakan menakutinya dan itu membuat Sehun langsung menunduk menurut. Wajah polosnya semakin lucu terlebih lagi rambut hitamnya harus selesai di potong kemarin, sudah rapi dan tidak kacau apalagi ketika bangun dari tidurnya.

Sang ayah memberikan handuk untuk Sehun dia menunda pekerjaannya hanya untuk mengingatkan Sehun mandi. Setahun tidak bertemu dengan ibu dan kedua kakaknya membuat Sehun sedih, apalagi melihat foto yang terpajang di atas meja disana. Dia menatap dengan kelopak mata turun. "Ada apa nak, apakah kau butuh sesuatu?" Sang ayah begitu menyayangi putranya hingga cara bicaranya teramat sangat lembut.

Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang