" angkat kepalamu, biarkan langit melihat wajahmu. Pejamkan matamu, dan rentangkan tanganmu. Jika kau merasa kau menyedihkan, biarkan saja. asal kau tidak terlihat menyedihkan dihadapan Tuhan."
- Chanyeol –
...........................
(Author **** POV)
Terbangun di pagi hari, dimana jam menunjukan pukul 02.00 pagi bukanlah kebiasaan anak pertama dari keluarga Park. Ditemani secangkir kopi hangat yang masih mengepulkan asapnya. Nampak baru diseduh sepertinya, apalagi layar komputer yang masih menyala dengan suara khas keyboard yang di tekan.
Kedua bola mata yang beraturan meniti setiap ketikan di jemari yang dibuat olehnya. hilang sudah rasa kantuk, memilih tidur hanya dua jam dan bangun hanya untuk menyiapkan sebuah proposal penting untuk tugas kelulusannya.
Ya, jurusan bisnis yang ia ambil memanglah membutuhkan banyak tenaga juga menguras otak. Dimana jurusan yang ia pilih berpengaruh pada bisnis ayahnya di masa depan. Itulah beban yang diemban Suho sebagai anak pertama. untungnya dia tidak masalah melakukan beban tersebut karena dia dikarunia otak encer, tak jauh beda dengan adik kedunya. Juga...
Ah, hampir saja lupa. Suho tak akan suka jika kita membahas adik keduanya. Kalian pasti tahu apa jawabannya bukan?
Ketika lembaran word tersebut sudah menembus angka 25 lembar. Anak pertama bermarga Park itu menghentikan gerakan cepat jemarinya. Menyeruput kopi panasnya setelah beberapa kali ia tiup. Merenggangkan jemarinya, yang terasa sangat pegal. Menggerakan lehernya ke kanan dan ke kiri ketika rasa sakit pada lehernya terasa. Sepertinya berlama-lama dalam posisi duduk seperti ini memberikan efek buruk baginya.
Karena jengah dengan duduknya sekarang, ia memilih bangun dan mengangkat kedua tangannya tinggi. Merasa sedikit lega ketika ada bunyi tulang yang ia rasa melepas engsel yang seakan tersangkut.
"Ck!" decakan kesal keluar dari bibirnya. Ia merasa cukup terbebani dengan tugas yang terlihat sepele ini. sudah dua bulan lamanya proposal yang ia buat belum terselesai. Terlebih karena kecerobohan adiknya membuat ia harus mengulang tugas itu dari awal. Ya karena idiot itulah Suho memohon pada sang dosen untuk memberikan waktu juga memperbaikinya dari awal.
"Memuakan." Bolehkah Suho menggerutu kali ini? ternyata menjadi mahasiswa tidak seindah dalam bayangan. Bukan hanya belajar dan mendengarkan ocehan dosen mengenai mapel atau ilmu pasti dalam hidup. Nyatanya tugas menumpuk dengan segala tindak tanduk tugas mahasiswa cukup menguras energi. Terlebih kini namja tampan itu berada di semester akhir. Pastilah tugas yang ia terima akan lebih banyak dan berat. Ini saja baru menuju S1, pertanyaannya bagaimana nasib dia menjadi mahasiswa S2?
Kemungkinan Suho akan kurus seperti lidi jika seperti ini terus. Meminum secangkir kopinya dengan berdiri, menatap jendela kamar yang sengaja tak ia tutup tirai. Melihat pemandangan kota yang sepi dengan lampu rumah mereka. Semilir angin menggerakan pepohonan di sekitarnya, seakan memaksa masuk jendela kamarnya. Dan hanya ventilasi yang menjadi jalan masuknya angin.
Tidak ada yang menarik sebenarnya dari kegiatan Suho malam ini, mungkinkah ini hal yang rugi ketika kita coba menelisik salah satu tokoh kesayangan kita ini? mencoba tahu mungkinkah ada secercah cahaya putih yang menarik saat kita datang berkunjung dan melihat kegiatannya hari ini.
Ternyata, dia hanya mengerjakan tugasnya yang bagaikan bisa cobra. Sembari menikmati kopi kesukaannya, tanpa ada yang tahu jika sesungguhnya ada sesuatu yang menarik disana.
Ya, dari seorang Park Suho. Katakanlah begitu....
"Hikkssss... hikkkssss...."
Ketika kegiatan menikmati pemandangan malamnya sedikit terganggu dengan suara isakan seseorang. Suara berat penuh dengan serak yang tercekik akan sesuatu. Dimana suara itu membuat Suho yang terkenal masa bodoh menaruh cangkir kopinya dengan perlahan. Ketika kedua telinga namja tampan itu menelisik setiap bunyi yang ia dengar selain jangkrik malam, ia....
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fiksi Penggemar"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...