Stereo (46)

340 59 29
                                    

"Suara dari mana itu yang datang lalu pergi setelah di cari, lalu kemanakah kau akan mencari ketidak jelasan itu ketika kau benar-benar tidak menemukannya. Apakah hatimu tahu?"

(Author ***** POV)

(Flashback **** ON)

Di sini gelap tapi remaja itu berani masuk dengan menggunakan senter kecil dari korek api yang dia bawa. Bahkan dia tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada di depan juga belakangnya. Hanya moda nekat dan adrenalin untuk mencari seseorang di sana.

Ketika dia berada pada salah satu ruang dimensi dimana ada tulisan 'kamar mayat' tampak sangat jelas bahwa pasti banyak hal menyeramkan terjadi. Sayangnya karena sudah tahu bahwa di sini adalah kebanyakan robot dan boneka menyeramkan tak membuat dia bergeming. "Hei idiot kau dimana?" Tak satu pun panggilan nama untuk dia lakukan, kedua matanya masih sibuk meniti setiap jengkal sisi ruangan. Hanya bisa menyentuh dengan samar dan kotor karena sedikit debu di sana.

"Idiot! Kau dimana hei apa kau disini! Jawab aku!" Dia sudah masuk melalui pintu terbuka sedikit, suara tawa menakutkan dan lampu berkedip merah mengerikan membuat suasana semakin panik. Spontan saja namja muda ini lantas berlari tak tentu arah hingga masuk dalam ruang bertuliskan auditorium. Dimana dia tersesat dengan banyak peti mati dan juga kain seperti darah pada permukaannya.

Ketika Suho tak sengaja menjatuhkan senter kecilnya mendadak tubuhnya gemetar dengan pandangan kalap, dia bahkan mengosak-asik bawah lantai untuk mencarinya, dia mendapatkannya dan ketika dia berdiri perlahan.

BOO!

"AAAAAAHHHHH!"

Mengambil jurus langkah seribu dia bahkan melupakan sebelah sepatunya dan meninggalkan begitu saja. Dia tidak bisa melepaskan senternya atau dia akan mati terjebak dalam ruangan ini selama musim panas. Tapi dia tidak bisa memungkiri bahwa dia benar-benar ketakutan saat ini.

"Sialan, aku tidak ingin masuk ke sini lagi!" Rutuknya parno dan hampir menangis karena dia sudah kalang kabut. Kakinya tak berhenti bergerak dia juga tidak tahu bagaimana caranya agar dia bisa keluar. Ketika dia tak sengaja menyandung sesuatu pada kakinya, tubuh sedang jatuh ambruk ke dalam sesuatu dan menindih salah seorang dengan lumayan keras.

"Aduhhh... Astaga sakit sekali issshhh..." Mengusap kasar dan menepuk jidatnya yang terkena kayu peti disana. Dia tidak bisa menangis lagi karena terlanjur malu pada dirinya sendiri. Lalu kemanakah kata-kata bahwa pria bukan pengecut. Di sini tidak ada nyanyian indah atau cahaya lampu bagaikan surga tapi seperti dasar jurang gelap dan merah lampu bagaikan cahaya api neraka.

Suara setan melaknat dan teriakan menakutkan lainnya, apakah benar seseorang mau masuk dan keluar tanpa ada rombongan yang pingsan. Rasanya sangat mustahil apalagi di sini ada bagian tertentu lebih menakutkan dan melanggar peraturan bagi penderita serangan jantung. Suho berfikir kalau seseorang yang sakit bisa meninggal di sini seketika.

Ketika dia mencoba bangun tak sengaja dia menyentuh sesuatu yang empuk di telapak tangannya, kenyal dan berdaging. Eh... Suho sempat mengangkat sebelah alisnya bingung. Tapi dia takut.

Perlahan dia menelan ludah susah payah di kerongkongannya dan menyinari apa yang dia sentuh itu. Saat dengan jelas kedua netranya melihat sesuatu putih dan berdaging saat itu lah dia.

"AAAAAAA SETAN AAAAAAAA"

Tubuh itu meringkuk dan Suho langsung menjatuhkan senternya begitu saja dia menutup kedua matanya dengan rapat. Dan menangis dengan setitik air mata jatuh, ketika dia enggan membalikkan badan dia langsung bergetar di tubuhnya ketika merasakan sentuhan ada di pundaknya.

Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang