"Adakah yang mengingkan diriku?"
-Sehun-
(Author *** POV)
Bruk!
"Ah, maafkan saya. Saya tidak sengaja tadi." Chanyeol berucap canggung.
"Tidak apa-apa, aku juga minta maaf."
Karena memikirkan keadaan sang adik, membuat Chanyeol tak sadar jika dia menabrak seorang namja dengan mata bulatnya. Namja yang memakai jas putih yang kini disusul namja di belakangnya.
"Kyungsoo gwenchana?"
"Ah, hyung gwenchana."
Sadar atau tidak, Chanyeol sedikit familiar dengan nama tersebut....
"Permisi?"
Merasa terpanggil, seketika namja dengan mata bulatnya itu.
"Ya?" sedikit heran saat ada seseorang yang memanggil tepat disampingnya.
Kini keduanya saling berhadapan.
"Ada apa?" tanya Kyungsoo kemudian, melihat bagaimana raut wajah namja di depannya yang terlihat sedikit gelisah.
"Ah, maafkan aku. Aku pikir kau seseorang yang aku kenal." Bohong Chanyeol di akhir kalimat. Merubah pikirannya, karena masih ragu.
Ragu jika namja di depannya ini mengetahui sesuatu tentang adiknya, atau mungkin karena Chanyeol salah sangka saja. siapa tahu dia salah lihat waktu itu, tapi...
"Jika tidak ada sesuatu bolehkah saya pergi?"
"Ah, ya... maafkan saya." Chanyeol membungkukan badannya. Meminta maaf pada namja di depannya, tentu saja sikap Chanyeol di balas oleh senyuman dari dokter tersebut.
"Tidak apa-apa. anyeong..." menepuk pundaknya dan berlalu pergi, menuju ke meja dimana teman kerjanya menunggunya di meja cafe dengan nomor tujuh disana.
Chanyeol tersenyum, menampilkan lesung pipitnya. Entah kenapa rasa lapar di perutnya hilang, seakan lelah itu menguap. Hilang sudah seleranya untuk mampir dalam cafe ini. jujur memikirkan keadaan Sehun membuat Chanyeol tidak tenang dalam melakukan sesuatu hal.
Sembari berjalan, dirinya merutuki kebodohan dan juga rasa takutnya. Berpikir bahwa dia adalah kakak yang pengecut dan menyedihkan lantaran tak bisa menemukan Sehun dan merutuki dirinya karena tak tahu apakah Sehun makan atau belum, sementara dirinya enak-enak makan dengan uang yang diberikan ibunya.
Chanyeol berpikir dia kakak yang kejam jika seperti itu.
Memegang perutnya yang sedikit keroncongan Sehun menaiki motornya. Menggunakan helm dan hendak memacu kendaraannya.
"Sehun hyung akan menemukanmu. Aku kakak yang buruk jika membiarkanmu lapar dan takut saeng."
Membiarkan dirinya lapar, bukan yang salah bukan? Terlebih Chanyeol memikirkan nasib Sehun. Hingga, tanpa sadar kesehatannya jauh lebih penting dari apapun.
Sungguh hari ini sang kakak kedua ini membutuhkan perjuangan yang besar. Berjuang melawan kanker yang menggerogotinya, dan berjuang untuk kehidupan sang adik yang tidak sempurna.
"Kau dimana Hunie?"
Jauh bergerak, melewati jalanan kota yang lumayan padat. Melintas membelah kota dengan penglihatan yang teliti mencari keberadaan sang adik, siapa lagi kalau bukan Park Sehun.
.............................
Panas...
Kata yang tepat untuk suasana seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fiksi Penggemar"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...