"Terlalu banyak kenangan manis di masa lalu, haruskah semua kenangan itu diceritakan? Ingin sekali aku melakukannya, tapi... apakah yang disana rela. Jika kenyataannya ada pandangan dan hati tak suka saat takdir telah menentukannya... Jujur aku tak siap jika aku benar-benar pergi...."
-Park Chanyeol-
"Terlahir seperti ini bukanlah kehendakku, aku juga tidak tahu kenapa aku seperti ini. tapi... bisakah aku mendapatkan perlakuan layaknya orang normal.... kenapa begitu sulit untuk aku dapatkan?"
-Park Sehun-
"Egoku bagaikan baja, dan kau tak akan mampu merobohkannya. Meski kau harus menangis darah sekalipun, tak akan ada kesempatan pertama atau pun kesempatan kedua..."
-Park Suho-
.
.
.
(Author ***** POV)
(Flashback **** ON)
"Ututututu...." bibir itu mengerucut gemas, tangan yang penuh semangat itu membelai atau mencubit pelan karena gemas dengan pipi gembul di depannya.
"Tutututu... aigooo... kiwoyooo...." bukan hanya itu saja, salah seorang juga memberikan pekikan gemas. Meski pekikan itu terdengar lirih lantaran dirinya yang terlalu takut membangunkan si pemilik wajah imut dengan pipi gembulnya yang tengah tertidur. seorang bocah yang tak kalah tampan dengan bocah yang gemas memainkan pipi sang bayi.
"Omo, saeng kau sangat menggemaskan... ututututututu.... pipimu aigoooo...." tak lelah tangan itu terus bergerak, memberikan cubitan sayang dan tak sakit di pipi seorang bayi mungil yang tengah terlelap dalam tidurnya. Dan oh ya jangan lupa bagaimana bayi itu sesekali menggeliat, membuat kepalanya bergerak lucu dan jangan lupa tubuh yang terbalut oleh selimut yang melidunginya bagaikan seekor kepompong. Coba bayangkan bagaimana bayi menggeliat yang diganggu oleh seseorang dan yang terlihat adalah bibir yang bergerak seperti mengeluarkan protesnya.
Nampaknya sang bayi yang terbalut bagaikan kepompong itu sedikit terganggu dengan tingkah bocah berparas tampan itu.
"Uuuuuhhhh lihatlah pipinya Chan, dia seperti bakpau kkkkk...." kekeh seorang bocah yang usianya lebih tua dari bocah disampingnya. Yang juga setia berdiri di pinggir ranjang kecil milik si bayi berwajah manis dan mungil menurut mereka. Siapakah dia?
"Jangan dengarkan kata hyung saeng, kau bukanlah bakpau. Justru yang bakpau adalah dia, karena Suho hyung adalah hyung gendut kesayangan kita kkkkk..." Chanyeol mengulas senyumnya, menampilkan kekehannya. Senyumnya bagaikan seorang bocah nakal bak drama-drama yang sering dilihat oleh ibunya.
"Enak saja kau mengataiku gendut, aku tuh terlalu sehat Chan makanya aku lebih besar dan sehat tahu!" mengeluarkan protes, dan jangan lupa bagaimana wajah kesal juga mulut yang bergumam kecil, sepertinya ada yang tidak terima dengan sebuah kenyataan.
"Kau itu bukannya terlalu sehat tapi kau banyak makan, hahahaha...." tawa Chanyeol meledak, apalagi saat melihat wajah kakaknya yang merengut kesal. Bahkan tanpa sadar Chanyeol memukul pelan punggung sang kakak yang entah sejak kapan telah memunggunginya, dengan tangan yang di tekuk di dada kesal.
"Terserah kau saja, Chan! Kau memang dongsaeng yang nakal..." mengerucutkan bibirnya, merasa sebal dan kesal secara bersamaan dengan sikap sang adik yang meledeknya. Oh jangan lupa bagaimana sang adik terlihat bahagia setelah sukses mengejeknya, bahkan Suho melihat ada air mata yang jatuh di sudut mata Chanyeol. Membuat seulas senyum tipis muncul di wajahnya, seakan Suho senang dengan senyum dan juga...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fanfic"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...