"Sudah berapa lama dia kehilangan, dimana setiap urusan ada batasnya. Kalaupun itu ada pasti kehilangan akan selalu, lalu apa yang akan kau lakukan kali ini?"
(Author **** POV)
Rasanya Kai merasa bahwa langkah kaki Kyungsoo begitu jauh, hingga nafasnya sedikit tersenggal. Mungkin saja karena dia juga sudah merasa lelah jauh-jauh hari. Saking sibuknya dengan mata kuliah membuat Kai mengutuk hampir semua mata pelajaran di tempat dimana dia bersekolah.
"Oh astaga apakah aku yang lemah atau memang dia yang cepat." Jika dilihat dari keadannya dia merasa bahwa percuma saja dia mempunyai badan kekar. Sungguh luar biasa jika dia olahraga tapi efeknya percuma. Tapi untuk apa dia mengejar dokter muda itu, membingungkan memang bukan hal seperti dirinya.
"Kenapa kau mengikuti ku bukankah kau teman pasienku, ah... Sepertinya aku harus bertukar posisi." Kyungsoo menatap ke arah jendela dan dia hanya menatap miris. Ya, miris karena dia sudah membuat kacau dengan Sehun yang takut padanya dan dia malu berhadapan langsung dengan pasiennya.
Walau kenyataannya tak ada hubungannya antara dunia nyata dan pekerjaan. Tapi Kyungsoo mungkin akan memendam rasa bersalahnya lebih lama dari yang dikira.
"Aku hanya ingin entah.. aneh saja tapi aku rasa kau punya alasan bagus kenapa kau membawa Hunie di rumahmu." Ucapannya dengan tatapan canggung apalagi Kai berdehem untuk menghilangkan rasa canggungnya. "Kau bahkan tahu nama panggilannya, kau cukup dekat pasti." Kyungsoo merasa bahwa dia tidak ada hak penuh untuk mendapatkan seorang adik yang bisa membuat kehidupannya berwarna.
Memang benar, bahkan sekejilan pun rasa kehilangan itu ada. Seperti separuh hatinya remuk terlindas ban mobil besar.
"Ya, aku teman dekat Chanyeol, aku tahu kalau sebenarnya kau punya maksud baik. Aku bisa melihatmu kau tulus tapi caramu salah." Sepertinya dia sangat bodoh mengatakan hal ini, apalagi pada seseorang yang memiliki gelar dokter. Bukankah jika ditimbang ilmunya lebih tinggi ketimbang dirinya yang masih anak semester, apalagi dia suka malas jika harus belajar.
"Kenapa kau mengikuti ku, padahal kita tidak saling kenal. Aku sudah melakukan kejahatan apakah kau tidak merasa canggung?" Kini cara bicaranya santai, dia tidak bisa memaksakan pendapat karena dia tahu bahwa kebanyakan orang hanya mencari asal muasal.
"Kalau kau bicarakan itu aku memang canggung, tapi rasanya percuma karena aku sudah terlanjur. Tapi aku di sini hanya minta padamu, jangan menggantikan posisi karena masalah ini. Bantu Chanyeol untuk sembuh aku mohon." Kai membungkukkan separuh badannya dengan hormat dia meminta dengan sangat, hanya saja Kyungsoo tidak suka dengan hal itu.
Dia bukan dokter yang hebat.
"Apa kau tidak salah, kenapa kau memintaku seakan kau begitu yakin aku bisa menyelamatkan sahabatmu. Aku memang dokter tapi presentasi kesembuhan tipis, aku juga senang jika pasienku sembuh." Kyungsoo merasa bahwa dia akan mengalami perdebatan kecil akan tetapi dia seakan tidak bisa mengelak. Hanya saja dia sudah terbebani dengan rasa bersalahnya.
"Karena aku percaya bahwa kau bisa, aku ingin bantuanmu. Apakah dia tidak bisa sembuh. Chanyeol punya semangat untuk sembuh aku mohon lakukan yang terbaik." Kai ingin ada harapan untuk sahabatnya, dia tidak sanggup melihat ada tubuh terbujur kaku dari temannya.
"Aku akan berusaha tapi aku akan meminta bantuannya dokter lainnya, kuharap kau mengerti posisiku." Kyungsoo mendadak menjadi malas apalagi suasana hatinya tidak menyenangkan. Dia ingin sendiri dan menenangkan emosinya.
"Apakah kau akan mengabaikan temanku?" Tanyanya dengan sedikit kesal dia tidak terima jika pada akhirnya Chanyeol seperti diabaikan dalam perawatan nya hanya karena masalah ini. Dia juga baru saja menemukan seorang dokter tidak kompeten seperti itu. "Anda sangat tidak kompeten, aku dengar bahwa dokter punya sumpah besar yang diucapkan." Lanjutnya dengan senyum mirisnya, dia juga yakin bahwa dokter di depannya seperti ingin melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gomen nasai. ご免なさい (sad story Oh Sehun) END ✓
Fanfic"Hyung maafkan, aku hyung... maafkan aku.. aku bukan adik yang sempurna untukmu... maafkan adikmu yang idiot ini hyung..." -Sehun- "Sulit kumenerimamu, menerimamu sebagai seorang adik... karena kau hanya si idiot.." -Suho- "Bertahanlah Sehun, hyung...