35. Unknown

60.6K 5.6K 132
                                    

PAGI sekali, Eldrick segera menuju ke kamar Alice yang diantar oleh Drake. Kabar tentang Alice yang terlalu banyak menggunakan kekuatannya hingga mana-nya melemah. Terlihat disana ada Drake yang duduk tepat di kursi yang berada di sebelah tempat tidur.

Dahi Eldrick menyerngit bingung. Sejak kapan Drake dan Alice dekat? Namun, bukan saatnya untuk bertanya seperti itu kepada Drake sekarang. Ia harus mengecek kondisi Alice sekarang juga.

"Maafkan saya, Alpha. Saya ceroboh," ucap Drake sembari membungkukkan badannya sembilan puluh derajat.

Eldrick menghela napasnya. "Bagaimana kondisi dia?" tanya Eldrick mengabaikan permintaan maaf dari Drake.

Drake kembali berdiri tegap seperti semula. "Untuk saat ini, Nona Alice harus istirahat agar kembali pulih."

Mata Eldrick tetap melirik Alice dan mengembalikan tubuhnya untuk kembali ke kamarnya agar Seline tidak kebingungan ia dimana. Drake yang hendak mengikuti Eldrick tidak jadi karena Eldrick menyuruhnya untuk menjaga Alice hingga ia bangun sebagai hukumannya.

Tentu saja Drake terkejut, tapi ia tetap berusaha menutupinya dan mengikuti perintah Eldrick. "Ada apa dengan Alpha?" gumam Drake tidak terbiasa dengan tingkah Alpha-nya saat ini. Biasanya Eldrick akan mencambuk bahkan tidak memberikan makan orang yang bersalah berhari-hari, tapi sekarang...

"Ah sudahlah!"

Tepat ketika Eldrick kembali ke kamar, ia melihat Seline meringkuk ketakutan sembari menangis sesegukan. Dengan lincah Eldrick menuju Seline dan menenangkannya.

"PERGI! PERGI! PERGI!"

Keadaan Seline semakin tidak ter-kontrol. Eldrick bingung ingin bertindak apa kepada Seline saat ini. Tangan Eldrick ia jepitkan ke wajah Seline agar Seline mau melihat wajahnya.

"Rose," ucap Eldrick dengan lembut dan tatapan matanya yang melemah karena tidak tega melihat keadaan Seline seperti ini.

Pada saat itu juga, Seline tersadar dan matanya bertatapan dengan Eldrick yang menatapnya dengan penuh khawatir saat ini. "Eldrick?" lirih Seline memeluk Eldrick kencang.

Perlahan Eldrick mengelus punggung Seline dan membalas pelukannya. "Tenanglah."

Sedikit demi sedikit Seline berhenti menangis dan menenggelamkan kepalanya ke dada bidang Eldrick. Seline mengangkat kepalanya dan menatap Eldrick dengan tatapan penuh makna. "Aku takut."

"Apa yang kau takutkan?"

"Laki-laki itu selalu menyiksa aku. Aku tau itu hanya mimpi, tapi kenapa sangat nyata? Rasa sakitnya bisa aku rasakan seolah aku memang disiksa saat itu juga. Aku... nggak mau ketemu sama dia lagi!" isak Seline menggelengkan kepalanya kuat.

Lagi-lagi Eldrick hanya diam dan memeluk tubuh Seline. "Lihatlah, kau sangat kurus."

Seline menundukkan kepalanya tidak bisa mengelak karena yang dikatakan Eldrick benar. Ia tidak bisa makan dengan tenang dan kepalanya dipenuhi oleh mimpi buruknya itu. Selama dua hari Eldrick tidak ada, para maid disini sangat bingung menghadapi tingkah Seline yang sangat berbeda. Dulunya yang ceria menjadi sangat berbeda.

Saat Seline sedang menghayal, Eldrick membopong Seline secara tiba-tiba sehingga membuat Seline kaget dan reflek memeluk tubuh Eldrick. "Turunkan aku! Aku bisa berjalan sendiri!"

Tanpa membantah Eldrick menurunkan Seline. Seline yang sudah menginjak karpet yang melapisi lantai ini tersenyum lebar. Ketika ia hendak jalan, kepalanya sangat pusing. Beruntung Eldrick segera menangkap tubuh Seline dan membopongnya ke ruang makan untuk makan.

Childish Mate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang