18. Triple Girls

81.3K 7.4K 59
                                    

SAAT Seline dan Catherine sibuk melakukan pinky promise. Victoria datang tiba-tiba mengagetkan Catherine, namun yang kaget adalah Seline. Bukan Catherine. Alhasil Victoria langsung membungkukkan badannya seraya meminta maaf kepada Seline dengan wajah yang amat menyesal.

Seline mengelus dadanya sabar lalu terkekeh. "Tidak apa, itu bisa dijadikan untuk sport jantung. Sini, bergabung bersama kami!" ajak Seline menarik Victoria dan menyuruhnya duduk di sebelah Seline.

Victoria menggaruk leher belakangnya bingung. Namun setelah melihat wajah Catherine yang menganggukkan wajahnya dengan cepat dan berulang kali, akhirnya Victoria mengambil posisi duduk di sebelah Seline. Jadilah Seline duduk diantara Victoria dan Catherine.

Seline meminta lagi sebuah shouffle untuk Victoria. Awalnya Victoria menolak karena merasa tidak enak, tapi melihat wajah riang Seline ia merasa tidak enak jika menolaknya.

Melihat warna merah jambu di makanan itu menbuat Victoria agak... aneh. Ia tidak menyukai warna merah jambu, tapi tidak juga membenci warna merah jambu. Netral saja, tapi melihat makanan di hadapannya membuatnya tertarik.

Ketika satu suapan berada di mulut Victoria, Seline tersenyum lebar dan wajahnya berubah cemberut saat Victoria terbatuk-batuk. "Ini sangat manis, Luna."

Seline yang mendengar pernyataan Victoria membuatnya berdiri dari duduknya dan buru-buru mengambil segelas air putih lalu memberikan kepada Victoria. Victoria menerimanya dengan wajah tidak enak dan menegaknya sampai habis.

"Maaf, saya merepotkan," ringis Victoria menggigit bibir bawahnya.

Seline menggelengkan kepalanya kuat dan tersenyum lebar lagi. "Tidak apa, sekarang ayo ikut aku!" ajak Seline dengan semangat dan menarik tangan Victoria dan Catherine.

Victoria yang tangannya ditarik oleh Seline langsung menatap Catherine seolah meminta pertolongan. Tapi, Catherine hanya bisa menggeleng sembari menghela napasnya pelan agar Seline tidak dengar.

Namun ternyata Catherine salah, Seline mendengar helaan napasnya dan segera menoleh untuk melihat wajah Catherine dan Victoria secara bergantian. "Ada apa?" tanya Seline terus terang.

"Ah... hmmm, sa... saya hanya merasa tidak pantas untuk bersanding dengan anda, Luna," ringis Victoria gugup karena ditatap tajam oleh Seline.

Berbeda dengan Catherine yang sudah diam saja karena ia yakin dihadapannya adalah Anna, bukan Seline.

"Turuti permintaannya, kalau kalian tidak ingin dia marah seminggu penuh," desis Anna tidak suka menatap Victoria.

Victoria awalnya kaget melihat perubahan mimik wajah Seline yang tadi berseri-seri menjadi dingin. Oleh karena itu, Victoria segera menatap Seline seolah meminta bantuan karena Anna terus meng-intimidasi.

"Maafkan kami, Luna."

Anna masih saja menatap Victoria yang sudah gugup setengah mati dan segera membuang mukanya. Tidak lama kemudian, suaranya yang tadi menusuk menjadi berseri-seri kembali.

"Sudahlah, jangan pikirkan Anna! Ayo ikut aku ke mall!"

"Maaf, Luna. Mall itu apa?" tanya Catherine bingung.

"Ikut saja!" ajak Seline menarik kedua tangan mereka yang wajahnya dilanda kebingungan.

|-/-/-|

Ketiga cewek itu menghempaskan tubuh mereka di salah satu restoran yang berada di mall tersebut. Di sebelah mereka masing-masing sudah ada paperbag hasil shopping mereka hari ini.

Saat Seline sibuk memesan makanan, Victoria pamit ke toilet dan diikuti oleh Catherine karena mereka sudah menahan air kecil mereka sedari tadi sejak masuk ke dalam mall ini. Namun karena Seline terus menarik mereka ke toko ini, toko itu tanpa henti membuat mereka terpaksa menahannya.

Ketika Seline sedang menunggu Victoria dan Catherine datang seorang pelayan memberikan sebuah minuman yang berwarna pink hingga membuat Seline tertarik. Namun, saat Seline hendak meminum minuman tersebut Anna segera berteriak hingga membuat Seline memegang kepalanya karena sakit mendengar teriakan Anna.

"Ada apa, An?" tanya Seline bingung lewat mindlink seperti biasa.

"Aku rasa ada seseorang yang mencelakaimu, aku mempunyai firasat buruk terhadap mereka berdua. Aku mendadak lemas saat mencium aroma yang dikeluarkan minuman tersebut."

"Tidak mungkin!" seru Seline tanpa sadar hingga menbuat beberapa orang berpangling kepadanya.

Ada yang berbisik menatap Seline aneh, hal itu menbuat Seline meringis malu. "Tidak mungkin mereka seperti itu, Al," balas Seline dengan nadanya yang kecil.

"Terserahmu kalau tidak percaya, awas kalau kau minta tolong untuk" Belum lagi selesai bicara, Seline sudah memotong ucapannya.

"Iya, aku serahkan semuanya kepadamu," potong Seline cepat karena tidak ingin mengambil resiko.

Anna terkekeh pelan lalu mengambil alih tubuh Seline. Wajahnya mendadak menjadi tajam namun ia berusaha sesantai mungkin agar tidak ketahuan bahwa ia sedang mengambil alih tubuh ini.

Ketika Victoria dan Catherine kembali, wajah mereka terlihat... ketakutan. Buru-buru mereka mendatangi meja Anna yang mereka pikir adalah Seline.

"Luna, kita harus pergi dari sini. Ada yang mengawasi kita!" bisik Catherine pelan sembari mengangkat kembali belanjaannya.

Wajah Anna menatap Catherine intens lalu bergantian menatap Victoria. Mendadak, Anna memaksa Seline mengambil alih tubuhnya. Hal itu membuat Seline meringis pelan.

"Aku tidak bisa berpura-pura senyum. Mereka sangat bodoh dalam berpura-pura."

"Mereka tidak berbohong, An! Kau lihat wajah ketakutan mereka itu!"

"Jangan terlalu percaya dengan mimik mereka, sekarang ikuti mereka." Setelah mengatakan itu, Anna memutuskan mindlink mereka sepihak.

Seline menghembuskan napasnya bingung lalu mengangguk-angguk kepalanya setuju. "Ayo, kita kembali!"

|-/-/-|

Iya, telat lagi T.T

Maaf, astaga. Demi apapun thor lupa😓

Moga-moga minggu depan nggak lupa ya!

Makanya vomment dong. Jangan sombong amat :((((

20-09-2019[17.45]

Childish Mate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang