21. Tasya's Help

72.3K 6.9K 34
                                    

BELAKANGAN ini, Seline sudah persis seperti mayat hidup. Seline selalu tidur, oleh karena itu Anna terus yang mengambil alih tubuh Seline. Tentu saja Anna tidak seperti Seline yang layaknya mirip seorang remaja budak cinta yang ditinggalkan pacarnya.

Seperti saat ini, Anna memantau para warrior yang sibuk melatih. Matanya menatap tajam setiap warrior yang berlatih. Tangannya terlipat di dadanya dan dagunya sedikit diangkatnya. Anna terlihat angkuh saat ini. Hal itu membuat yang lain tau bahwa yang di depan mereka adalah Anna, bukan Seline.

Tiba-tiba dari belakang muncul Tasya membawa nampan yang membuat Anna memutar tubuhnya agar bisa melihat Tasya. Di atas nampan tersebut ada sebuah cangkir yang berisi kopi.

"Kau tau kesukaanku."

Tasya menggulun senyum. "Apa Seline masih merajuk?" tanya Tasya mengalihkan tatapannya dan ikut menatap para warrior yang berlatih.

Anna mengangguk. "Bahkan ia tidak mau bangun dari tidur panjangnya."

Tasya menghela napasnya panjang dan menatap Anna dalam. "Ayo."

Mendengar ajakan Tasya, Anna menolehkan kepalanya dan menatap wajah Tasya yang tengah tersenyum lembut dengan kerutan di dahinya karena tidak mengerti mengapa Tasya mendadak mengajaknya.

"Maaf?" beo Anna memastikan.

"Kita ke dunia manusia."

|-/-/-|

Pertama-tama, yang harus Anna lakukan adalah berpura-pura memberikan salaman pamitan kepada Tasya dan Amara yang hendak pulang.

Kedua, bepura-pura mengatakan bahwa ingin mengantar Tasya dan Amara sampai lewat pintu gerbang.

Ketiga, saat sudah jauh langsung naik ke mobil dan buru-buru ikut dengan Tasya.

Namun ternyata semuanya tidak semudah rencana itu. Di kiri dan kanan Anna ada Victoria dan Catherine yang juga ikut berpamitan dengan Tasya. Hal itu membuat Anna sedikit kesal karena akan lebih repot ada mereka berdua.

Anna berdehem untuk mengalihkan pandangan Victoria dan Catherine yang sibuk menatap kepergian Tasya dan Amara.

"Catherine, buatkan kopi untukku dan letakkan di meja kantorku."

"Victoria, buatkan toast untukku dan letakkan di meja kantorku juga."

Mereka berdua membungkuk hormat sebelum pergi untuk melaksanakan perintah Anna. Anna menatap datar ke arah mobil yang hendak pergi itu, sebelum Anna bergerak maju ia ber-celingak celinguk sejenak.

Sebelum ia masuk ke dalam mobil tersebut, ia sengaja melepaskan kalung yang biasanya ia pakai di dalam mansion. Agar semuanya terlihat seperti ia diculik. Tidak hanya itu, ia juga sengaja menggesekkan batu ke pergelangan tangannya dan meninggalkan darah di tanah.

Setelah itu, ia langsung masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan Dixton pack. Tidak lupa ia membuka kain hitam yang menutupi bola ajaibnya dan menemukan Eldrick yang tengah mengetik-ngetik sesuatu ke komputernya.

Melihat itu, Anna tersenyum kecil. Sebenci-bencinya ia kepada Eldrick karena Eldrick dan Ellard bisa mengalahkannya, Anna tetap suka menghirup aroma wangi yang dikeluarkan oleh Eldrick.

Selama di perjalanan, Anna menatap jendela luar tanpa berbicara apapun. Sedangkan Tasya mengelus rambut Anna sayang hingga membuat Anna menyenderkan kepalanya ke pundak Tasya dan menutup matanya karena merasa nyaman dan aman.

Saat Seline membuka matanya. Ia mengerjapkan matanya bingung dan mengucek matanya karena berada di tempat tidur yang bernuansa hot pink. Tunggu, hot pink? Buru-buru Seline bangkit dari tidurnya dan berlari ke luar kamar dan menemukan Amara dan Tasya yang sedang bercengkrama.

"Ini di..." Seline sengaja menggantungkan ucapannya agar membiarkan Tasya atau Amara yang menjawab.

"Anna yang membuatmu disini, berterima kasihlah kepadanya," ucap Tasya tersenyum tulus sembari mengaduk adonannya.

Seline mengerjapkan matanya berulang kali dan menepuk pipinya berulang kembali dan ternyata memang benar. Ia tidak sedang bermimpi. Wajah Seline yang tadi dilanda kebingungan berubah menjadi bahagia.

"Aku mau bertemu dengan Eldrick sekarang!" seru Seline membara.

Tasya terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Seline. "Temui lah, dia juga" Ucapan Tasya terpotong karena Amara memotongnya.

"Tidak, sudah malam. Lebih baik temui dia besok. Mengerti, Linlin?" potong Amara cepat.

Seline ber-celinguk-celinguk untuk melihat jam di dinding dan ternyata benar. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Kesal melihat jam, Seline memajukan bibirnya beberapa centi hingga membuat Tasya gemas.

"Dengarkan ucapan nenekmu, Seline. Sekarang kembali ke kamar, Ibu akan mengantarkan makanan kesukaanmu."

Walaupun Seline tidak terima, tapi ia juga tidak mau berbuat nekat jika tidak ada Anna. Seline kembali ke kamarnya dengan menghentak-hentakkan kakinya untuk menandakan Seline kesal.

Bukannya marah, Tasya dan Amara terhibur oleh sikap Seline. Mereka berdua menggeleng-gelengkan kepalanya lalu kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing.

Di dalam kamar, Seline menatap langit kamarnya dan tersenyum membayangkan wajah terkejut Eldrick saat melihat dirinya datang tiba-tiba. Sangking tidak sabarnya, Seline tidak bisa tidur hingga keesokan harinya.

|-/-/-|

Ciee, yang relain nunggu thor update nih ya! *auto kena gebuk sama reader.

Hehe sekali lagi nih ya! Mon maap kalau thor mendadak hilang bagaikan debu seperti di film Marvel🤣

Bukan apa-apa alasan thor menghilang. Thor juga ada kehidupan di real life, jadi sabar ya! Nggak hanya itu, ini aja thor paksain update karena merasa kayak lama kali update.

Jangan lupa vomment yak!

Happy Reading!

13-10-2019[14.17]

Childish Mate [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang