AKHIRNYA Anna menjelaskan apa yang terjadi kepadanya hingga ia bisa terbangun lebih cepat dari perkiraan. Selama Alice mendengarkan cerita dari Anna, sesekali Alice menatap tajam Rael sampai membuat Rael bersembunyi di belakang Anna. Tentu saja Anna menyadari itu dan ia tetap menceritakan semuanya.
"Yasudahlah, lebih cepat lebih baik. Ryann tolong bawa Rael ke kamarnya," perintah Alice kepada Ryann.
Sebenarnya Rael menolak dan tidak ingin lepas dari Anna, tapi ketika Anna membujuknya dan berjanji akan datang ke kamarnya nanti barulah Rael mau pergi dari sana.
Sejujurnya Anna merasa aneh ketika melihat reaksi Alice yang terlalu biasa saja saat menemukan fakta bahwa Anna sudah bangun. Bukannya Anna meminta belaian berupa pelukan karena sudah lama tidak berpelukan, tentu saja tidak. Hanya saja baginya, sikap Alice sangat berbeda dari yang dulu.
Setelah mendengar suara pintu tertutup, Alice bangkit dari duduknya dan menatap Anna intens.
"Alice...?" panggil Anna untuk menyadarkan Alice yang menatapnya seperti melamun.
Tidak disangka, Alice mendadak memeluknya erat dan badannya bergemetar dengan diiringi tangisan. Anna mengerjapkan matanya sejenak, lalu menghela napas sejenak kemudian membalas pelukan Alice.
"Aku sudah kembali, Al," kata Anna mengelus punggung Alice perlahan.
"Maafkan aku, aku belum terlalu kuat untuk menolongmu," isak Alice merasa bersalah.
"Lihat aku, Al. Aku sudah terbangun sekarang dan semua itu berkatmu," ucap Anna menyentuh kedua pipi Alice dan mengarahkannya ke wajahnya agar ia mau menatap Anna.
Alice menggeleng. "Tidak, bukan aku..."
"Kau yang menyelamatkan aku lewat Rael. Rael mengatakan kepadaku bahwa kau yang mengajarinya mengontrol kekuatannya, bukan?"
Detik itu juga, Alice terdiam dan mencerna semuanya. Kemudian ia mengucek matanya cepat. "Astaga, anak itu," hela Alice mengusap wajahnya kasar.
Wajah Anna menunjukkan tanda-tanda kebingungan. Tanpa mengatakan apapun, Alice sudah menjelaskannya kepada Anna kenapa ia mengeluh.
"Pantas saja belakangan ini Rael terlihat lincah, ternyata ia sengaja memaksaku untuk mengajarinya agar ia bisa menyelamatkanmu," kata Alice.
Anna menyengir kecil mendengar cerita itu dan terkekeh. "Sepertinya Eldrick yang harus mengajarinya, stamina Rael dan Eldrick sepertinya sama." Meskipun Anna tidak mau mengakuinya, tapi itu memang faktanya.
"Ngomong-ngomong, apakah Amara dan Tasya baik-baik saja? Sepertinya Seline akan memanggil mereka ketika terbangun nanti, lebih baik kita harus memanggilnya kesini," jelas Anna yang langsung disetujui Alice.
Saat berjalan melewati lorong mansion ini, mata Anna menangkap Rael yang berada di taman bersama dengan Ryann. Sedangkan Alice, ia sudah pergi untuk menghubungi Amara dan Tasya. Mata Anna melotot dan segera merubah wujudnya menjadi serigala saat melihat Rael yang terlihat kesusahan mengontrol kekuatannya.
"RYANN, AWAS!" jerit Anna yang membuat Ryann menoleh menatap Anna dengan kesulitan bangkit karena sepertinya Ryann terluka ketika bermain dengan Rael.
Anna segera melindungi Ryann dan mana Rael yang tadi ia kumpulkan mendadak terlempar ke arah Anna. Darah segar keluar dari mulut dan hidung Anna ketika ia kembali ke wujud manusianya.
"Ma...ma?" lirih Rael menatap tangannya dan jatuh terduduk di taman ini sembari ketakutan.
Ryann berdecak kesal karena ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan segera memanggil Ricky untuk membawa Anna agar ia segera dirawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Childish Mate [END]
Hombres LoboSikap Roseline yang kekanakan membuat semua orang kesal sekaligus gemas. Bagaimana menurut kalian jika ternyata Roseline yang kekanakan, ceroboh, bodoh dan lemah memiliki mate yang berbanding terbalik dengannya? PS : Baca aja dech, memang snipnosis...