Long Kisses

1K 105 70
                                        

"Bagaimana hari pertamamu?"

Daniel mengeringkan tangannya dan menoleh pada Jihoon yang baru saja bertanya dengan senyum terkulum.

Daniel mendengus kecil sebelum menjawab sambil mengangguk-angguk seakan mengonfirmasinya sendiri, "Aku berusaha bekerja dengan baik, Chef."

Jihoon bersandar di pantry yang sudah rapi dan makin menahan senyum, "Apa aku terlalu keras padamu?"

"Pikirkan saja sendiri." kali ini jawaban laki-laki Kang itu terdengar sebal meski tidak ada tanda merajuk di wajahnya.

Akhirnya Jihoon tertawa renyah hingga matanya menyipit menggemaskan. Ia menarik satu tangan Daniel agar mendekat padanya, dan terkekeh lagi di hadapan pria itu.

Untuk beberapa saat, mereka hanya saling menatap dalam diam. Lalu sambil mendesis gemas, Jihoon mengusap gelembung sabun yang tertinggal di wajah Daniel saat pria itu membilas piring tadi.

"Kerja bagus, Kang Daniel." katanya kemudian, menepuk-nepuk bokong Daniel dengan tangannya yang lain seperti memuji bayi, "Terima kasih atas bantuanmu hari ini."

Kalau sudah begini, Kang Daniel yang lemah bisa apa?

Lihat senyum manis itu. Daniel berani bertaruh tidak boleh ada yang menghapus senyum itu dari dunia ini.

"Kau berlebihan." gumam pria Kang itu salah tingkah.

"Ayo lakukan hal yang sama juga untuk besok."

"Yes, Chef!"

Jihoon terkekeh dan iseng memijat bahu Daniel, "Pasti capek, ya?"

Daniel menggeleng dan maju selangkah lagi mendekati Jihoon agar yang lebih muda bisa memijat bahunya dengan lebih mudah.

"Harusnya aku menempatkanmu jadi manager saja."

"Ei, Hyunbin bisa marah nanti. Daripada jadi manager, aku mau minta bonus setiap hari saja."

Jihoon mengangkat alis, "Bonus?"

Daniel mengangguk, lantas melangkah maju lagi. Jihoon yang sadar dengan niatnya langsung memprotes, "Hyu~ng..."

"Hehehe."

"Mundur sedikit, ini sempit."

Daniel seperti tidak mendengar. Alih-alih berjalan mundur seperti yang Jihoon minta, ia malah mengangkat dan mendudukkan Jihoon di atas pantry dengan mudahnya, "Cium dulu."

Jihoon tertawa tertahan dan menahan kepala Daniel dengan kedua telapak tangannya agar berhenti mendekat, "Masih ada Woojin."

"Dia masih lama."

"Bagaimana hyung tahu?"

"Aku sudah hidup dengannya sejak sekolah dasar. Dia lama kalau mandi di tempat orang lain."

Yang lebih muda mendengus mengejek.

"Memangnya kenapa kalau ada Woojin?" tanya Daniel setelah percobaannya mendapat ciuman gagal lagi, "Dia hanya akan pura-pura tidak melihat."

"Tetap saja tidak nyaman."

"Hmm... sayangnya kau harus terbiasa karena aku akan melakukan ini setiap hari."

Kedua mata Jihoon membulat berlagak terkejut dan tidak terima, "Huuuh? Apa-apaan ini? Kenapa pegawai baru sudah minta macam-macam begini?"

"Ei, jangan begitu, Chef." Daniel mengedipkan satu matanya dan Jihoon bisa merasakan kedua tangan pria itu sudah melingkar di pinggangnya, "Kau akan suka ini."

Tawa renyah Jihoon mengalir pada beberapa detik pertama sebelum menjadi suara terbungkam dan akhirnya hilang sama sekali.

"Mmm..." Daniel mengecup lama bibir Jihoon dan tersenyum ketika Jihoon terkekeh di sela kecupannya. Beberapa detik berikutnya, Jihoon mulai memejamkan mata dan Daniel mengikuti sambil menggigit lembut bibir bawah yang lebih muda untuk sedikit menggodanya.

Sweet Gestures [NielWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang