Gentle Hug

1.7K 250 86
                                    

Jihoon menunggu sambungan telepon diangkat sambil memainkan ujung selimut di dadanya.

Setelah beberapa saat, akhirnya nada monoton itu berhenti dan digantikan suara husky yang menyapanya, "Hng."

"Hyung-ah." Jihoon menyapanya balik dengan suara yang terdengar terlalu tenang dari yang seharusnya, "Sudah tidur?"

Terdengar helaan napas dalam dan Jihoon langsung merutuki dirinya sendiri sebelum berkata, "Aku tidak bisa tidur."

"Aku sibuk. Coba baca sesuatu sambil dengarkan lagu-lagu relaksasi."

Jihoon ingin bertanya apa yang menyibukkan Daniel, tapi sepertinya Daniel sedang dalam mood tidak bagus untuk menjawabnya sehingga akhirnya Jihoon hanya mencebikkan bibir dan menjawab, "Baiklah."

Padahal Jihoon ingin dikelon.

Tapi ia sadar dirinya juga lah penyebab mood Daniel jadi seperti ini.

Di hari libur ini, ia sama sekali tidak mengabari Daniel. Seharian penuh tidak membalas pesannya ataupun meneleponnya meskipun seharian juga ia tidak lepas dari ponsel.

Tapi sore tadi Jihoon tidak sengaja me-retweet suatu postingan di SNS, dan sejak itu ponselnya langsung sepi karena Daniel berhenti mengirim pesan ataupun menelepon.

Jihoon memang seperti ini jika sudah dalam mode me-time; tidak ingin bicara dengan manusia manapun, bahkan dengan keluarganya yang tinggal jauh di sana.

Karena ia dan Daniel baru berpacaran 6 bulan, Daniel sempat jadi pengecualian. Di 5 bulan pertama, Jihoon belum tega mendiamkan pria itu seharian. Baru hari inilah ia mengubah situasi.

Tapi bodohnya, ia lupa memberitahu Daniel sebelumnya sehingga pria itu pasti sudah salah paham sekarang.

"Hyung, maaf untuk hari ini."

"Hm." Daniel menyahut singkat, entah meng-iya-kan atau bagaimana. Yang jelas, pria itu tidak terdengar ingin bicara lama.

Hhh, kalau begitu Jihoon akan menjelaskan semuanya besok saja.

"Jangan terlalu sibuk sampai kelelahan, hyung, jangan lupa istirahat."

"Hm."

Huhuhu, Daniel benar-benar marah.

"Kalau begitu aku tutup, ya."

Tolong katakan 'jangan'.

"...ya."

HUHUHUHU.

"Sampai nanti lagi. Aku menyayangimu."

"Aku juga."

Daniel memutus sambungan telepon duluan dan Jihoon berusaha berpikir bahwa itu karena si pria Kang sedang sibuk, walaupun ia sendiri tahu mana alasan yang benar.

"Takaran kebodohan orang satu kompleks kauambil semua, Park Jihoon." rutuk Jihoon pada dirinya sendiri setelah melempar ponselnya asal ke samping.

Jihoon menutupi kepalanya dengan selimut dan mendesah keras-keras sambil menendang-nendang udara dengan brutal.

"Bagus, kau jadi tambah tidak bisa tidur sekarang."










+++

Puluhan menit setelahnya, Jihoon masih hanya berguling-guling di atas tempat tidur hingga selimut yang ia kenakan sudah melilit tubuhnya sedemikian rupa. Ia sudah mencoba mengosongkan pikirannya, tapi tetap tidak bisa. Sulit sekali.

Akhirnya ia bangkit dan mengambil airpod dari laci nakas, memakainya di telinga dan mengikuti saran Daniel untuk mendengarkan lagu-lagu lembut pengantar tidur.

Sweet Gestures [NielWink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang