07

41.3K 1.2K 6
                                    

Hey🍁happy reading🧡
Jaga kesehatan karena lagi musim hujan.....di daerah aku :v

©©©


Bunyi alarm tanda pulang sekolah sudah berbunyi dari balik speaker di setiap sudut kelas. Renata masih menatap rose yang sedikit murung dari saat dirinya izin ke toilet sampai sekarang. Renata sangat ingin bertanya 'kamu kenapa' tapi renata urungkan kala rose mendiamkan diri.

"kamu mau jadi mampir ke warung ayah aku?" tanya renata dengan hati-hati kepada rose

"lain kali aja ya re. Aku ada urusan di rumah" jawab renata dengan mukanya yang datar

"ouh oke, gak apa-apa. Kalau begitu aku duluan ya. Byebye"

Roselina tak membalas. Dia masih setia merapihkan alat tulisannya kedalam tas. Ia beranjak dari bangkunya dan langsung pergi meninggalkan kelas 12G. Di depan parkir, dia di kagetkan oleh klakson motor yang beberapa kali menlaksoninya.

Rose memalingkan wajahnya tak tala tahu bahwa yang menlaksonnya adalah seseorang yang ia benci. Sean. Dia kini menyampingkan motornya di hadapan rose yang akan keluar dari gerbang sekolah.

"bareng gw"

"gak"

"bareng gw ata-"

"minggir. Aku mau lewat. Aku gak mau pulang bareng kamu"ketusnya

"wuhhhh wawww kayanya badan gw gede banget yah? Ampe jalan lo ketutupin heh"

Sean berujar sambil merentangkan tangannya di hadapan rose dengan senyuman miringnya yang secara tak langsung, dia sedang meledek wanita itu.

Bodoh. Rutuknya dalam hati. Tak memperdulikan sean, rose kembali melangkahkan kakinya dan melewati sean. Sean yang melihat itu kembali tersenyum geli dan langsung menurunkan tangannya lalu memanggil rose.

"roselina. Gak bareng gw juga gak apa-apa. Setidaknya save nomor gw"

Setelah itu, sean kembali memakai helm full face miliknya. Lalu melajukan motornya dengan kencang melewati rose yang masih terdiam saat tadi sean memanggilnya. Rose tahu sean bilang begitu berarti dia sudah memiliki nomor pribadinya.

Rose kembali berjalan dengan santay melewati beberapa toko lalu taman dan jembatan. Dia sangat menikmati perjalanannya. Tanpa ada yang mengganggu.

Tanpa rose sadari, seseorang mengikutinya dari belakang. Jauh di belakang rose, seseorang pria berjalan santay dengan tangannya di masukan ke dalam kantung celananya.

Sean. Dia sengaja meninggalkan motornya begitu saja setelah tadi meninggalkan wanitanya. Saat roselina kembali melintasi dirinya, dia langsung keluar dari tempat persembunyiannya lalu mengikuti roselina dari kejauhan.

Sean heran, kenapa gadis itu ingin jalan kaki dengan jarak sejauh ini? Apalagi udara di sini tidak sebagus udara di jerman. Mungkin.

Memang dia yang terbaik-pikirnya.

Dua jam mereka berjalan dengan saling mengikuti layaknya sebuah drama. Kini roselina telah sampai di gerbang yang menjulang tinggi. Roselina menekan tombol di sebelah gerbang lalu berbicara sesuatu supaya orang dalam membukakannya.

Berbeda lagi dengan mobil, gerbang itu terbuka otomatis jika ada mobil yang akan melintas dari jarak kurang lebih tujuh meter.

Sean tak heran saat roselina berhenti dan masuk kedalam mansion yang ukurannya begitu besar, karena dia tahu roselina anak dari Raquell.

Tapi sean tak menunjukan sikap takjub toh Tiffin lebih tinggi di bandingkan dengan Raquell. Setelah matanya melihat gerbang kediaman raquell kembali tertutup, dia segera beranjak sebari menelpon seseorang.

MY COOL BOYFRIENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang