Part 13

7K 716 21
                                    

"Hah?! Lo siapa, huh?!" teriak Brendon, kembali melempar dan Intan berusaha menghindarinya. Gerakannya lambat, namun lontaran cukup kuat, tetapi tetap kategori yang amat mudah dihindari oleh tubuh kurusnya. Terlebih, lemparan Brendon terkesan salah sasaran.

Orang-orang di luar ternganga melihat adegan itu ....

Namun ....

"Ah, Mamah paham Intan lagi lakuin apa, itu bikin Brendon banyak gerak," kata sang istri, menatap suaminya.

"Oh, begitu? Hm ... keknya sistem olahraga udah banyak berubah, ya," sahut Robert, agak ragu-ragu.

"Dia bisa kita percaya, Mas ... aku yakin." Namun melihat istrinya tersenyum ke arahnya dengan wajah penuh keyakinan, Robert balik tersenyum.

"Iya, Susan." Ia peluk istrinya dari samping. "Ayo, kita pergi." Dan mereka pun beranjak pergi.

Intan masih asyik bermain lempar hindar dengan Brendon, Brendon asyik melempar barang-barang padanya, ia menghindar dan kemudian mengambil barang itu dan ia letakkan kembali ke hadapan pria itu, dan seterusnya adegan yang sama terulang terus-menerus.

Brendon sudah mulai kesusahan bernapas.

Padahal, berbeda dengan Intan yang perlu melincah, ia hanya duduk di sofa, dan kedua tangannya melempar, kadang pula badannya sedikit terangkat untuk menambah kekuatan lemparnya. Sedang Intan sama sekali tak terlihat kelelahan.

"Ayo, lempar lagi! Dasar cemen!" ejek Intan tertawa pelan.

Napas terengah, matanya pun mulai meredup. "A-awas lo!" Dan mata Brendon tertutup. Ia tepar seketika dan Intan tersenyum semakin lebar.

Pelayan dan bodyguards yang tersisa di sana ternganga melihat kejadian itu ....

"Nah, sekarang semuanya tenang. Sesuai di surat perjanjian, rules ada di tangan saya." Intan menatap mereka bergantian. "Semuanya ... harus menuruti, oke?" Mereka hanya mengangguk seraya tersenyum.

Dia wanita yang berhasil menenangkan sang monster tanpa perlu trauma.

Setelahnya, mereka pun mendengarkan dengan saksama semua keperluan Intan, mencatat semuanya sebaik mungkin dan sebangsanya. Hingga akhirnya selesai ....

"Juru koki masih ada?" Mereka mengangguk, orang yang bertopi koki maju paling depan dengan menenggak saliva. "Bikinin beberapa cupcake, buat depannya keliatan menarik tapi isinya sayur, atau lebih tepatnya sayur dan nasi merah yang udah digiling. Kulitnya tipis aja, bisa?"

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

JODOH, TUH, BERAT! [Brendon Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang