Part 15

7.2K 687 13
                                    

"Palsu?" Baru ia ingin marah, namun sebuah kertas jatuh di hadapannya. Sebuah catatan yang kala ia baca berbunyi, "Di setiap tempat ada satu kue mangkuk yang asli, tempat pertama di sini ...."

Brendon tak merasa dipermainkan, otaknya seakan tak berpikir soal tersebut dan isinya hanyalah lapar lapar dan makan. Ia kini berusaha menggapai semua cupcake, mencari yang asli tak peduli ia lelah atau apa pun.

Melompat, menggapai, getaran bak gempa bumi terasa.

Keringat membanjirinya ....

Hingga akhirnya ia mendapatkan apa yang ia inginkan, cupcake asli yang langsung ia santap dengan lahap.

Kepalanya mendongak menatap ke arah lain, ia yang berada di ruangan depan kini berada di ruangan tengah. Melakukan hal sama seperti tadi dan seakan tanpa lelah hingga ia mendapatkan apa yang ia ingin.

Kenekatannya tak sampai di situ, di depan toilet hingga akhirnya ia berada di kamar. Ia naik ke kasurnya yang tanpa kaki, melompat di sana, dan akhirnya mendapatkannya lagi. Ia masih merasa lapar, namun kali ini rasa lelah yang begitu mendominasi membuatnya membaringkan badannya.

Napas terengah, mata yang mulai meredup, dan kejadian layaknya setelah melempar-melempar itu terjadi.

Intan muncul di depan kamar tanpa pintu bersama beberapa orang lainnya.

"Liat? Gampang ...." Semua yang ada di sana kelihatan bahagia akan pencapaian gadis tersebut. "Besok, harus ada persiapan lagi, oke?"

Mereka mengangguk paham dan kemudian pergi dari sana.

Intan menuju kamarnya yang berada di sisi lain ruangan, tepat ketika ponselnya berdering, ia pun langsung membuka ponselnya untuk melihat notifikasi tersebut.

Paman Nares: Gimana hari pertamanya? Udah mulai belum? Gimana nyiksanya?

Intan tertawa sebelum akhirnya mengetik balasan.

Anda: Gampang banget, Paman! Brendon sekarang rada beg* dan gampang dikibulin. Dia rela lakuin apa aja demi makanan ... jadi kurasa gampang aja nyiksanya terus sekalian bantu dia ngurangin berat badan.

Paman Nares: Good job!

Anda: Thank you, Paman!

Tak ada balasan, namun selain itu Intan menemukan pesan lain. Dari Dylan. Dan ia memilih mengabaikan pertanyaan retoris murahan pria tersebut dan kemudian mengkhayalkan skenario esok sebelum akhirnya tertidur nyenyak.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

JODOH, TUH, BERAT! [Brendon Series - D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang