[Song : Stephanie Poetri - Do You Love Me]
***
Meskipun masih dibelenggu oleh perasaan rumit dan rapuh, Jungkook akhirnya mencoba memberanikan diri untuk keluar dari rumah setelah seharian mengurung diri dan sama sekali tidak berminat melihat suasana di luar rumah. Jungkook mendekat ke arah sang ibu yang sedang asyik menyirami bunga-bunga di halaman, kemudian sambil tersenyum kecil, tiba-tiba lelaki itu memeluk wanita paruh baya di hadapannya hingga membuat sang empu merasa terkejut.
"Bu, Jungkook ingin makan sup. Ibu mau membuatkannya tidak?" tanyanya manja saat sang ibu masih sibuk menyirami rerumputan hijau halaman lalu tersenyum kecil mendengar permintaan putranya.
"Sup daging?"
"Sup apa saja," jawab Jungkook tampak senang kemudian mencuri ciuman pada pipi sang ibu.
"Ck! Putra ibu ini. Pintar sekali merayu jika ada maunya." Ibu akhirnya menyerahkan slang air pada Jungkook sambil menepuk lengan kekar lelaki itu. "Bunganya butuh minum. Siram dengan baik, oke?" titah wanita itu kontan membuat Jungkook mencebik saat sang ibu tidak lagi berada di dekatnya.
Sejenak Jungkook mengangkat slang air dalam genggamannya, lalu tiba-tiba menyungging salah satu sudut bibir dengan perasaan pilu. Jungkook teringat bahwa ia sering kali memperebutkan slang tersebut dengan Jihwan untuk saling menyerang satu sama lain.
Padahal sebelumnya gadis itu terlampau sering membantunya mencuci mobil, tersiram air lalu basah bersama. Tapi nampaknya, di masa depan Jungkook dan Jihwan tidak akan bisa melakukan hal-hal seperti itu lagi. Mereka mungkin tidak akan saling menumpang makan lagi. Mungkin juga tidak akan berada di kamar yang sama untuk saling berbagi cerita. Ia juga tidak akan bisa mengantar-jemput Jihwan ketika gadis itu pergi ke butik sederhananya.
Belum apa-apa, Jungkook sudah merasa hampa sendiri karena membayangkan beragam sekat yang mungkin akan menghalangi pertemuannya dengan Jihwan. Dalam sekejap, Jungkook mengeratkan genggamannya pada slang air sambil setengah melamun. Mulai memutar tuas keran, Jungkook akhirnya menyirami bunga-bunga di hadapannya dengan wajah murung dan sesaat kemudian mendengar suara gelak tawa yang begitu familier di depan sana. Tepat di seberang rumahnya.
Hanya membutuhkan waktu sedetik, mata Jungkook langsung membola tatkala mendapati presensi Jihwan. Tampaknya gadis itu sedang merasa bahagia sekali jika dilihat dari raut wajahnya dan detik berikutnya, Jungkook tahu alasan mengapa gadis itu tertawa amat gembira. Tak jauh dari posisi Jihwan, Kim Namjoon, kekasih si gadis sedang tersenyum sangat manis. Jungkook menatap datar, tanpa sadar melupakan slang air dalam genggamannya yang masih menyala lalu menyemburkan napas berat.
Bisa-bisanya sepasang kekasih itu bermesraan di depan seorang lelaki yang kini sedang patah hati. Menyebalkan. Rasanya Jungkook sangat ingin menyemprot Jihwan dan Namjoon menggunakan slang air, mengacaukan suasana romantis keduanya lalu mengusir mereka jauh-jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jeon
FanfictionKita bersahabat, sudah seperti saudara malahan, katanya demikian. Shin Jihwan selalu mengatakan hal itu pada Jeon Jungkook. Seolah-olah, ia sedang berusaha membangun tembok di antara mereka supaya suatu saat tidak saling menaruh rasa. Meski begitu...