[Song : Taylor Swift - Breathe]
***
Jihwan pasti sudah menunggunya. Jungkook terus berpikir demikian sampai-sampai perasaan gelisahnya makin menggunung. Kedua tangannya mencengkeram setir dengan ketat selagi pikiran hanya tertuju pada satu nama dan sosok yang sama; Shin Jihwan, istrinya. Sesaat ia mengulum bibir dan menunduk dalam, sungguh tak sabar menghadapi situasi kacau yang kini sedang terjadi. Ada puluhan kendaraan yang kini terpaksa dihentikan karena sebuah kecelakaan motor dan mobil baru saja terjadi. Arus kendaraan terhenti seketika, sementara para pengendara paling belakang yang tak tahu-menahu mengenai musibah tersebut mulai marah dan menekan klakson secara massal.Tangan itu hampir saja ikut-ikutan hendak menekan klakson ketika rasa tak sabar mengguncang semakin hebat. Jungkook mengerang lalu mengempaskan punggungnya pada jok karena merasa frustrasi. Kala hujan masih mengguyur dengan derasnya, bagaimana mungkin orang-orang di belakang sana malah kedengaran kian berisik? Jungkook meraup wajah dengan kedua tangan, lalu menyadari bahwa mobil di depannya mulai bergerak pelan sehingga perasaan antusiasnya kembali membubung. Jungkook memutar lingkar setir dengan hati-hati kemudian mengatupkan rahang rapat-rapat saat tahu mobil di depannya berhenti secara mendadak.
Setelah terjebak sampai setengah jam lamanya, mobil itu akhirnya bisa meloloskan diri bersama beberapa unit lainnya dan langsung membelah jalanan dengan kecepatan kilat. Jungkook berusaha fokus selama menyetir, tapi otaknya tidak berhenti memikirkan Jihwan. Perlahan ia mulai menambah kecepatan laju mobil itu dan melintas seperti angin, tapi tak lama setelahnya Jungkook menyadari jalanan bertambah agak licin sehingga laju mobil memelan.
Ketika mobil itu melintasi sebuah jalanan sepi yang minim penerangan, Jungkook mendadak menyipitkan mata karena mendapati sosok yang tampaknya sangat familier. Awalnya dia berniat untuk melewati sosok itu begitu saja. Jungkook benar-benar melakukannya, akan tetapi dia tak sampai hati hingga akhirnya mobil itu kembali bergerak mundur untuk melihat situasi. Jungkook menurunkan kaca jendela dan berteriak di tengah-tengah derasnya guyuran hujan yang meredam suara.
"Choi Misa!" panggilnya dengan volume cukup kencang yang berhasil menyadarkan sosok itu. Misa buru-buru menoleh sambil mengeratkan genggamannya pada payung, sejenak mengalihkan perhatian dari masalah yang dialami mesin mobilnya.
"Jungkook?" Misa menyipitkan mata disertai perasaan tak yakin, setelahnya melihat mobil pria itu menepi. Sungguh kebetulan yang tak terduga, batinnya senang. Jungkook bergegas turun dari mobil lalu menghampiri Misa untuk memberi bantuan. Dengan gerakan secepat kilat, Misa pun langsung menegakkan gagang payung dalam genggamannya sedikit lebih tinggi untuk melindungi Jungkook dari guyuran hujan. "Mesinnya mati. Aku tidak tahu penyebabnya. Aku memang belum memiliki waktu untuk menyervis rutin."
Jungkook hanya menyimak dan masih menatap fokus ke arah kap mobil yang menguarkan asap. "Apa kau membawa peralatan servis?"
"Ya. Ada di bagasi," sahut Misa lantas Jungkook langsung berlari ke bagian belakang mobil dan membuka bagasi. Misa nyaris meneriaki saat tahu pria itu berlari ke arah bagasi tanpa menggunakan payung. Sekarang tubuh Jungkook sudah terlanjur kuyup karena terkena guyuran air dan tanpa sadar mulai menggigil kedinginan ditambah lagi anginnya sedang tak bersahabat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Jeon
FanfictionKita bersahabat, sudah seperti saudara malahan, katanya demikian. Shin Jihwan selalu mengatakan hal itu pada Jeon Jungkook. Seolah-olah, ia sedang berusaha membangun tembok di antara mereka supaya suatu saat tidak saling menaruh rasa. Meski begitu...