Chapter 26

4.7K 745 105
                                    

Memasuki kamar disertai raut wajah yang lelah, Jungkook hanya bisa mendengus panjang saat melihat Jihwan yang telah terlelap di atas ranjang sambil memeluk Chagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memasuki kamar disertai raut wajah yang lelah, Jungkook hanya bisa mendengus panjang saat melihat Jihwan yang telah terlelap di atas ranjang sambil memeluk Chagi. Sudah hampir sebulan makhluk kecil itu tinggal bersama mereka dan meski pada awalnya Jungkook sempat menolak, hatinya perlahan-lahan mulai luluh. Bagaimanapun juga ia menyukai Chagi. Bagaimana mungkin mengelus anak kucing bisa membuat rasa lelahnya pergi? Justru sekarang bukan Jihwan lagi yang melenyapkan tingkat stres di kepalanya, melainkan Chagi.

Pintu ditutup perlahan sampai terdengar bunyi klik. Suara itu membangunkan Jihwan dengan cepat sehingga matanya memandang sayu dan membuat Jungkook mendekat. Sambil mengukir senyum manis, tangan Jihwan menepuk-nepuk bantal di sisi lain, mengisyaratkan agar suaminya lekas bergabung ke atas ranjang. Jungkook lebih dulu menanggalkan atasan piama yang ia kenakan dan kini hanya bertelanjang dada. Usai menyampirkan atasan piama itu ke salah satu sisi sofa di kamar, Jungkook akhirnya berbaring di sisi Jihwan.

"Maaf, aku ketiduran," lirih wanita itu sambil menempatkan lengan ke lekuk pinggang Jungkook, otomatis membuat sang lawan lebih mendekat dan nyaris membuat tubuh kecil Chagi terhimpit. Gerakan mereka mengganggu tidur makhluk kecil itu dan suara dengkurannya berubah lebih pelan. Bulu-bulu putihnya yang halus dan lebat menggelitik kulit serta dada Jungkook sehingga pria itu terkekeh pelan. "Aku akan memindahkannya ke kandang," ujar Jihwan lantas mengangkat tubuh Chagi dengan perlahan. Jungkook membiarkannya sebab ia berulang kali mengingatkan sang istri agar Chagi tak sering bergabung dan tidur di atas ranjang yang sama dengan owner-nya. Lagi pula jika Chagi di atas ranjang mereka, makhluk menggemaskan itu bisa saja mengganggu aktivitas romantis keduanya.

Jihwan merangkak lagi ke atas ranjang setelah menempatkan Chagi di kandang besinya yang berada di kamar mereka. Chagi memejamkan mata lagi di keranjangnya yang dilengkapi kasur empuk, tidur melingkar dengan nyaman sambil mendengkur. Belum sempat Jihwan membaringkan tubuh, kedua tangan Jungkook dengan cepat meraih tubuh ramping itu dan merengkuh ke dalam dekapan. Kelopak mata Jihwan langsung terpejam begitu wajahnya menempel di dada sang suami.

"Saat kau bilang kau alergi bulu kucing, aku merasa agak khawatir. Tapi Chagi sangat menggemaskan dan aku sangat ingin merawatnya. Aku bersyukur kau bisa menyayangi Chagi sekarang."

"Sebenarnya bukan karena alergi. Hewan peliharaan itu merepotkan. Aku pikir kita tak punya waktu untuk merawatnya. Kita sama-sama sibuk. Chagi mungkin membutuhkan perhatian dan kasih sayang, tapi setelah hampir sebulan berlalu rasanya jadi terbiasa." Mendengar pengakuan tersebut, Jihwan merasa lega sambil menyemburkan napas hangat. Tangan kanannya membelai lengan Jungkook yang kini dihiasi tato sampai ke punggung tangan dan jari-jemari. Tiga tato lagi di tempat yang lebih privasi. Ada nama 'Shin Jihwan' di dekat tulang selangka. Kata 'Lucky' dalam bahasa Jepang di bagian pinggang. Satu lainnya adalah kata 'Golden' di tengkuk. Tato yang lebih mencolok menghiasi sepanjang lengan kanannya, yang membuat sebagian orang menatap kagum dan sebagian lagi merasa heran bahkan jijik. "Hari Minggu kita sudah harus ke Swiss. Bagaimana dengan Chagi?"

Sweet JeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang